NovelToon NovelToon
Pernikahan Ke Dua

Pernikahan Ke Dua

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Janda / Selingkuh / Cerai
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.3
Nama Author: lijun

Hanya karena Fadila berasal dari panti asuhan, sang suami yang awalnya sangat mencintai istrinya lama kelamaan jadi bosan.

Rasa bosan sang suami di sebabkan dari ulah sang ibu sendiri yang tak pernah setuju dengan istri anaknya. Hingga akhirnya menjodohkan seseorang untuk anaknya yang masih beristri.

Perselingkuhan yang di tutupi suami dan ibu mertua Fadila akhirnya terungkap.

Fadila pun di ceraikan oleh suaminya karena hasutan sang ibu. Tapi Fadila cukup cerdik untuk mengatasi masalahnya.

Setelah perceraian Fadila membuktikan dirinya mampu dan menjadi sukses. Hingga kesuksesan itu membawanya bertemu dengan cinta yang baru.

Bagaimana dengan kehidupan Fadila setelah bercerai?
Mampukah Fadila mengatasi semua konflik dalam hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14.

Keasikan bermain capit boneka dan menunjuk semua yang di inginkannya. Fadila sampai tidak sadar kalau mereka sudah hampir menghabiskan isi boks capitnya.

"Mau yang mana lagi?" Tanya Arnan menatap Fadila dan Anan yang kesulitan memegang semua boneka.

"Sudah, Mas. Kita hampir menghabiskan semua boneka." Fadila melirik sekitarnya.

Di mana banyak anak-anak yang menatap mereka dengan tatapan ingin. Selain ingin bermain, juga menginginkan boneka yang mereka dapatkan.

Arnan menatap sekitarnya lalu berdehem sejenak. Karena terlalu bersemangat sampai lupa dengan keadaan, batinnya.

"Ayo kita pergi," ajaknya sebelum semakin emrasa canggung di tatap banyak anak-anak.

"Tunggu sebentar." Fadila mengambil 2 boneka yang menjadi pilihan pertamanya tadi.

"Kami pilih 2 ini saja, sisanya kita bagi-bagikan ya, Mas?" Fadila menatap Arnan, meminta persetujuan.

"Tapi itu semua pilihan kalian, nanti kalau anak kamu cariin gimana?" Heran Arnan dengan apa yang di inginkan Fadila.

Padahal tadi semua boneka itu pilihan Fadila dan Anan sendiri. Tapi kenapa sekarang malah ingin di bagi-bagikan?

"Anan, cukup 2 ini saja. Aku gak pernah memberikan sesuatu yang berlebihan padanya. Tapi karena tadi keasikan jadi lupa, dari pada nanti susah bawanya, mending kita kasih sama mereka." Fadila menatap anak-anak yang lain.

"Boleh ya, Nak? Kita bagi-bagi bonekanya sama teman-teman yang lain. Supaya Anan bisa main sama-sama dengan mereka juga." Fadila membujuk putranya.

"Main-main, bagi Mami." Anan merentangkan kedua tangannya yang memegang boneka ke arah Arnan.

Dengan sigap pria itu menerima uluran tangan kecil Anan lalu menggendongnya.

"Jack! Bagikan bonekanya pada mereka." Arnan menyuruh Jack yang membagikan.

"Iya, Bos." Jack langsung bergerak sesuai perintah atasannya.

Sedangkan Fadila di tarik pergi dari kerumunan anak-anak dan meninggalkan Jack.

"Kita mau kemana, Mas?" Heran Fadila sembari melihat ke arah Jack yang membagikan bonekanya.

"Baby Boy, kamu mau main apa lagi?" Tanya Arnan pada Anan tanda melepaskan pegangan tangannya pada Fadila.

"Bola-bola," sahut Anan sembari menunjuk tempat di mana ada banyak bola.

"Oke." Arnan berjalan ke arah yang di inginkan Anan.

Fadila hanya mengikuti dengan pasrah saja. Hari ini dia akan menuruti semua keinginan anaknya selama itu baik. Fadila sangat ingin melihat anaknya bahagia dengan merasakan kaish sayang yang lengkap.

Sampai di tempat permainan bola bagi anak kecil, Fadila mengajak Anan masuk ke kolam yang penuh dengan bola warna warni.

Karena Anan yang masih kecil, Fadila membawanya ke tempat yang khusus untuk anak di bawah 5 tahun. Kolamnya tidak dalam dan pas untuk ukuran anak kecil seperti Anan.

"Mami, ikut main." Anan menahan tangan Fadila yang hendak menaruhnya saja.

"Mami, tunggu di pinggir saja ya, Nak?" Tolak Fadila halus.

"Main, Mami. Main, main." Paksa Anan menarik tangan Fadila.

"Baiklah, baiklah." Pasrah Fadila ikut bermain bersama Anan.

Fadila dan Anan bermain bersama di dalam kolam bola itu. Meski hanya bermain saling lempar bola dan menenggelamkan tubuh di dalam lautan bola itu. Nyatanya Fadila dan Anan sangat bahagia.

Bahkan sanggulan rambut Fadila yang tadinya rapi kini sudah terlepas. Rambut hitam dan panjang wanita itu tergerai indah sampai pinggang.

"Woah ... Ini sih janda menggoda."

Arnan yang sejak tadi diam memperhatikan pasangan ibu dan anak itu dengan serius di buat kaget dengan suara dari sampingnya.

"Kalian?" Kagetnya melihat kehadiran yang lainnya.

Bahkan mereka terlihat membawa beberapa cemilan dan minuman.

"Segitunya kamu lihatin mereka, Ar. Sampai gak sadar kalau kami sudah berdiri di sini sejak tadi." Devan terkekeh bersama Robert.

"Ck, jangan mulai." Arnan mengalihkan pandangannya lagi pada Fadila dan anaknya.

"Mulai apa, Mas? Mulai membuka perasaanku padamu? Atau mulai hidup baru denganmu?" Robert menggoda Arnan yang membuat pria itu malas.

Devan dan Robert tertawa bersama, begitupun dengan Jack. Sedangkan kedua gadis di dekat mereka tersenyum senang melihat tawa ceria Anan dan Fadila.

"Siapa yang sangka kalau wanita cantik dan menggoda itu seorang janda? Kalau saja gak ada Anan, mungkin orang bakalan gak percaya kalau dia janda." Dwi setuju dengan ucapan Sinta.

"Janda kembang teman kita itu, walau ada buntutnya." Gantian Sinta yang mengangguki ucapan Dwi.

"Bahagia banget mereka berdua, ikutan yuk!" Dwi berdiri berjalan kedalam kolam bola.

"Tunggu!" Sinta berdiri dan berlari mengejar Dwi yang sudah duluan.

Fadila yang melihat ke datangan Dwi dan Sinta tersenyum. Anan semakin girang dengan berkumpulnya ketiga ibunya.

Karena sudah sedari lahir di temani oleh Dwi dan Sinta. Anan menganggap penting juga kehadiran keduanya. Meski ia lebih dekat dengan Fadila sang ibu kandung.

"Mama, lumpat." Anan menyuruh Dwi untuk melompat ke dalam kolam bola.

"Baiklah, tapi Mama maunya di sebelah sana." Dwi mengangkat tubuh kecil Anan dan membawanya ke kolam bola yang lebih besar.

Akhirnya mereka bermain di kolam bola yang lumayan dalam. Anan berpindah-pindah tangan ketiga ibunya.

Bermain prosotan yang akhirnya mereka masuk ke dalam kolam bola. Saling bergantian untuk meluncur dari prosotan pendek yang milik anak-anak itu.

"Sesenang itu mereka bermain. Padahal itu cuma permainan kolam bola anak-anak," ucap Jack sembari geleng kepala.

"Itulah naluri seorang ibu, Jack. Walau menurut kita itu membosankan, tapi bagi mereka sangat menyenangkan. Apa lagi bisa lihat anak tertawa bahagia." Devan memperhatikan dengan senyuman.

"Makanya punya anak, Jack. Jadi kamu bisa tahu rasa bahagianya menemani anak bermain." Robert menepuk pundak Jack yang menhela napas.

"Sebelum bos menikah, saya gak akan nikah." Tegas Jack yang membuat Devan menoleh.

"Setia banget kamu sama bujang lapuk ini, Jack. Like bos like asisten," ejek Devan terkekeh.

Sedangkan Jack hanya mengangkat kedua bahunya saja. Sudah biasa bagi Jack untuk menjadi bahan ejekan kedua teman atasannya yang suka bercanda.

"Apa maksud pacar kalian tadi?" Tanya Arnan yang membuat Devan dan Robert menatapnya bingung.

"Apa? Memangnya mereka bilang apa?" Tanya Robert.

"Teman mereka janda. Kalau gak punya anak, mungkin gak akan ada orang yang percaya kalau teman mereka itu janda." Arnan mengulang apa yang di dengarnya tadi dari percakapan Dwi dan Sinta.

"Oh, itu. Anak kecil yang panggil kamu daddy itu, namanya Anan. Dan maminya Anan seorang janda," sahut Devan.

"Janda tangguh tepatnya, menghadapi kerasnya hidup di negara orang lain bukan hal mudah. Apa lagi awal kedatangan mereka, Fadila lagi hamil. Tapi untungnya sayangku Sinta dan Dwi selalu menemani dan mendukungnya. Jadi Fadila gak mengalami stres akibat banyak tekanan dari kerjaan dan kehamilan." Robert menjelaskan seperti apa yang di ketahuinya.

"Belum lagi saat itu mereka merintis perusahaan yang hampir bangkrut, tanpa adanya bantuan dana dari orang tua mereka. Sampai bisa jadi seperti sekarang ini. Semua itu berkat ide dan gagasan apik dari maminya, Anan." Devan menambahi.

Arnan menatap kagum dan takjub pada Fadila yang ternyata begitu luar biasa. Selama ini Arnan hanya melihat wanita kaya yang mendapatkan segalanya dari orang tua mereka.

Wanita yang luar biasa, batin Arnan.

Devan dan Robert saling menatap sekilas dengan senyuman tipis mereka. Misi berhasil, pikir mereka senang.

1
Sabrina Dwiputri
Kecewa
Sabrina Dwiputri
Buruk
Lina Suwanti
Oalah.....papa Simon lupa ya,mama Marni bakal dukung klo gini
Liana Nur
Buruk
ibeth wati
Luar biasa
Rani Yetiana
kenapa gak lanjut tor
devi aryana
Luar biasa
Princess
2 KALI CERITA MU THOR YANG KU BACA GANTUNG TIADA ENDING YANG SUKSES.
Bunda
typo kak
Bunda
Gadial=Fadila
Bunda
Ijin baca kak 🙏🏻
Zaleha Abdullah
kenapa tamat secara terkejut cerita belum tamat cerita nya itu
Veritifikasii - Pemulihan
Biasa
Veritifikasii - Pemulihan
Buruk
Rosmeini Yazid
lanjutkan Thor, sedang asik2 nya,
Salma Fina
seru.....
Salma Fina
seru....., sih tapi ngak ada kelanjutannya apa❓
Siti Masitah
pecat aja..gitu aj kok repot
Rizky Sandy
yaahhh ketemu mantan deh,,,,, siap perang nih,,,, 🤣🤣🤣
Anonymous
k
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!