NovelToon NovelToon
About Rain And You

About Rain And You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda
Popularitas:845
Nilai: 5
Nama Author: Ika Putri

Hujan deras di tengah malam menyatukan langkah dua orang asing, Dasha dan Gavin di bawah payung yang sama. Keduanya terjebak di sebuah kafe kecil, berbagi cerita yang tak pernah mereka bayangkan akan mengubah hidup masing-masing.

Namun hubungan mereka diuji ketika masa lalu Gavin yang kelam kembali menghantui, dan rahasia besar yang disimpan Dasha mulai terkuak. Saat kepercayaan mulai retak, keduanya harus memilih menghadapi kenyataan bersama atau menyerah pada luka lama yang terus menghantui.

Mampukah Dasha dan Gavin melawan badai yang mengancam hubungan mereka? Ataukah hujan hanya akan menjadi saksi bisu sebuah perpisahan?

Sebuah kisah penuh emosi, pengorbanan, dan perjuangan cinta di tengah derasnya hujan. Jangan lewatkan perjalanan mereka yang menggetarkan hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Beberapa minggu setelah pertemuan dengan orang tua Gavin, hubungan antara Dasha, Gavin, dan Nathan semakin erat. Dasha sering menghabiskan waktu di rumah Gavin, membantu Nathan dengan kegiatan sekolah, bermain bersama, atau sekadar berbincang santai di ruang keluarga. Nathan yang sebelumnya sudah dekat dengan Dasha, kini semakin nyaman berada di dekatnya.

Suatu sore, ketika mereka sedang bermain puzzle bersama di ruang tamu, Nathan tiba-tiba berhenti, memandang Dasha dengan tatapan polos.

"Aunty Dasha," katanya, menarik perhatian Dasha.

"Iya, sayang?" jawab Dasha sambil tersenyum, membantu Nathan menyusun potongan puzzle.

"Boleh aku panggil Aunty Dasha 'Bunda'?" tanyanya dengan suara lembut, namun penuh harapan.

Dasha tertegun, hatinya bergetar mendengar pertanyaan itu. Ia menatap Nathan yang kini tampak cemas menunggu jawaban.

"Tentu saja, Nathan," jawab Dasha, suaranya sedikit bergetar karena haru. "Itu adalah panggilan yang sangat spesial. Aku akan sangat senang jika kamu memanggilku Bunda."

Nathan tersenyum lebar, lalu memeluk Dasha erat. "Aku sayang Bunda," bisiknya.

Dasha membalas pelukan itu, matanya berkaca-kaca. Gavin, yang diam-diam memperhatikan dari dapur, merasa dadanya menghangat. Ia mendekati mereka dan ikut memeluk Nathan dan Dasha.

"Terima kasih, Dasha, karena sudah menjadi bagian penting dalam hidup kami," kata Gavin tulus.

Dasha tersenyum, merasa kebahagiaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Setelah momen haru itu, Gavin dan Dasha mulai mempersiapkan acara pernikahan mereka. Keduanya sepakat untuk mengadakan pernikahan yang sederhana namun elegan, yang lebih menonjolkan keintiman dan kebersamaan keluarga daripada kemewahan.

Linda, ibu Gavin, mengambil peran aktif dalam membantu persiapan. Ia mengundang Dasha ke rumah untuk membahas detail seperti lokasi, dekorasi, dan daftar tamu.

"Aku tahu Gavin menyukai suasana alam," kata Linda sambil menunjuk beberapa pilihan tempat pernikahan di pinggir danau. "Bagaimana menurutmu, Dasha?"

"Itu ide yang bagus, Bu. Aku juga suka konsep outdoor, apalagi Nathan pasti akan senang punya ruang untuk bermain," jawab Dasha dengan antusias.

Nathan, yang ikut dalam diskusi, menambahkan, "Aku mau jadi pengiring Bunda sama Ayah!"

Mereka semua tertawa mendengar antusiasmenya.

Dasha juga melibatkan teman-temannya dalam persiapan, termasuk memilih gaun pengantin. Ia akhirnya menemukan gaun sederhana dengan sentuhan renda di bagian bahu, yang menurutnya sempurna untuk acara yang hangat dan santai.

"Ini benar-benar kamu, Dasha," kata salah satu temannya saat melihatnya mencoba gaun itu.

Sementara itu, Gavin mengurus hal-hal teknis seperti katering dan musik. Ia memilih menu yang ramah anak untuk Nathan dan tamu-tamu kecil lainnya, serta menyewa band akustik untuk menciptakan suasana santai selama acara.

Beberapa hari sebelum pernikahan, Gavin dan Dasha mengadakan sesi foto keluarga kecil bersama Nathan. Mereka memilih lokasi di taman yang sering mereka kunjungi. Dalam salah satu fotonya, Nathan berdiri di tengah sambil memegang tangan Gavin dan Dasha, dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Ini foto yang akan kita simpan selamanya," kata Gavin sambil tersenyum.

Hari pernikahan akhirnya tiba. Cuaca cerah, dan suasana di tepi danau tampak indah dengan dekorasi bunga sederhana dan kursi-kursi putih yang menghadap ke air. Nathan mengenakan setelan kecil, berjalan dengan bangga membawa cincin di tangan kecilnya.

Ketika Gavin dan Dasha berdiri di altar, mereka saling menatap dengan penuh cinta dan keyakinan.

"Aku berjanji akan mencintai dan mendukungmu, bukan hanya sebagai pasangan, tetapi juga sebagai keluarga," kata Gavin dalam sumpahnya.

Dasha, dengan mata berkaca-kaca, menjawab, "Dan aku berjanji untuk selalu berada di sisimu, menjadi istri yang setia dan ibu yang penuh kasih untuk Nathan."

Ketika akhirnya mereka mengucapkan janji pernikahan dan saling menyematkan cincin, tepuk tangan dan sorakan kecil dari Nathan terdengar paling keras.

Hari itu menjadi awal baru bagi Gavin, Dasha, dan Nathan, yang kini resmi menjadi keluarga kecil yang penuh cinta.

.

.

.

.

.

1 minggu setelah pernikahan

Setelah menikah, kehidupan Gavin dan Dasha terasa semakin lengkap. Mereka tidak hanya menjadi pasangan suami istri yang saling mendukung, tetapi juga sebagai orang tua yang berusaha memberikan yang terbaik bagi Nathan. Meski tantangan tetap ada, mereka berdua merasa bahwa cinta dan kebersamaan bisa mengatasi segala hal.

Setiap pagi, rumah Gavin dan Dasha dipenuhi dengan suara riang Nathan yang berlarian di sekitar rumah. Pagi dimulai dengan Dasha yang menyiapkan sarapan, sementara Gavin membantu Nathan bersiap-siap untuk sekolah. Mereka berdua sering terlihat bekerja sama, saling mengingatkan agar semuanya berjalan lancar. Gavin, yang dulu terbiasa dengan rutinitas sendiri, kini merasa bahwa kebersamaan mereka adalah bagian terpenting dari hidupnya.

“Bunda, aku mau baju biru!” seru Nathan saat Dasha tengah menyiapkan sarapan.

Dasha menatap Nathan dengan senyum penuh kasih. "Oke, sayang. Bunda carikan baju biru yang kamu suka, ya."

Gavin yang mendengar itu tertawa ringan. "Sepertinya kita butuh lebih banyak waktu, Bunda. Nathan ini lebih banyak pilihannya daripada aku," godanya, dan Dasha hanya membalas dengan senyum hangat.

Setelah sarapan, mereka bertiga berangkat bersama ke kantor dan sekolah. Suasana pagi mereka selalu penuh dengan canda tawa, menciptakan rutinitas yang membahagiakan.

Meskipun kesibukan pekerjaan semakin bertambah, Gavin dan Dasha selalu memastikan bahwa malam adalah waktu keluarga. Mereka sering makan malam bersama, menikmati makanan yang Dasha buat dengan penuh cinta. Nathan suka sekali saat mereka bercerita tentang hari-hari mereka, membuat suasana menjadi lebih hangat.

Suatu malam, setelah makan malam, Gavin memandang Dasha sambil membelai rambut Nathan yang sedang asyik bermain di lantai. "Kamu tahu, aku merasa sangat beruntung. Kehidupan kita lebih dari yang aku bayangkan dulu," kata Gavin dengan penuh perasaan.

Dasha tersenyum, meletakkan cangkir teh yang baru saja diminumnya. "Aku juga merasa begitu. Dengan kamu dan Nathan, aku merasa hidup ini sempurna."

Terkadang, mereka akan menyelesaikan hari dengan menonton film keluarga favorit mereka sambil duduk di sofa. Nathan akan tidur lebih awal, sementara Gavin dan Dasha berbincang tentang segala hal mulai dari pekerjaan hingga mimpi mereka berdua.

Namun, kehidupan pernikahan mereka tidak selalu mulus. Tantangan tetap ada, baik dari pekerjaan maupun peran mereka sebagai orang tua. Suatu kali, Gavin harus pergi ke luar kota untuk urusan bisnis yang mendesak, dan Dasha harus menangani beberapa proyek penting di kantor. Keduanya merasa tertekan dengan banyaknya tugas yang harus diselesaikan, namun mereka selalu berusaha untuk saling mendukung.

"Ini memang berat, tapi kita akan melewatinya bersama," kata Dasha pada Gavin saat mereka berbicara lewat telepon di malam hari.

Gavin mengangguk meski Dasha tidak bisa melihatnya. "Aku tahu. Kita harus tetap kuat, dan setelah semuanya selesai, kita akan punya waktu lebih banyak bersama."

Tak lama setelah itu, Gavin pulang, dan mereka merayakan kedatangannya dengan makan malam sederhana bersama Nathan. Kehidupan mereka kembali berjalan dengan keseimbangan yang lebih baik.

Seiring berjalannya waktu, Gavin dan Dasha mulai merencanakan masa depan mereka. Mereka mulai berbicara tentang membeli rumah yang lebih besar untuk keluarga mereka, tempat yang lebih nyaman bagi Nathan untuk tumbuh dan berkembang.

"Aku ingin kita punya ruang lebih banyak untuk keluarga. Tempat di mana kita bisa bertumbuh bersama, menambah kenangan indah," kata Gavin, menyentuh tangan Dasha dengan penuh kasih.

Dasha tersenyum, matanya berbinar mendengar hal itu. "Aku setuju. Dan mungkin kita bisa menambah anggota keluarga, kalau waktunya sudah tepat," ujarnya sambil tersenyum lembut.

Mereka berdua saling bertukar pandang, mengetahui bahwa perjalanan hidup mereka bersama baru saja dimulai, dan masih banyak hal yang akan mereka capai bersama. Dalam setiap tawa, dalam setiap tantangan, mereka merasa lebih dekat, lebih kuat, dan lebih siap untuk menghadapi masa depan bersama.

Dasha merasa bahwa dalam kehidupan pernikahan mereka, ada satu hal yang selalu membuatnya merasa puas dan bahagia kehadiran Gavin dan Nathan di hidupnya. Setiap hari, mereka saling mengingatkan betapa berharganya kebersamaan. Gavin pun merasakan hal yang sama. Ia tahu bahwa pernikahan mereka bukan hanya tentang mereka berdua, tetapi tentang membangun fondasi keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang.

Saat malam tiba, mereka duduk bersama di teras rumah yang baru mereka beli, menatap bintang di langit. Nathan sudah tidur, dan mereka berdua menikmati ketenangan. "Ini adalah awal dari segalanya," kata Gavin, memandang Dasha dengan penuh cinta. "Kita akan terus berjalan bersama, melalui segala hal."

Dasha menggenggam tangan Gavin erat, tersenyum. "Aku siap untuk itu, selama kita selalu ada untuk satu sama lain."

Dan dengan itu, kehidupan pernikahan mereka terus berjalan, penuh dengan kebahagiaan, tantangan, dan cinta yang tak pernah pudar.

1
Jihan Hwang
hai aku mampir...masih nyimak, mampir juga yuk dikarya ku/Smile/
polarbear
Terimakasih sudah membaca novel saya semoga suka ya temen-temen 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!