Nafkah Lima Belas Ribu

" Wajah mu kenapa ma?" tanya dimas ke istrinya.

"Di pukul oleh ranita tadi." ucap ibu ratmi yang datang dari dapur sambil membawa baskom berisi air es.

" Kamu juga ren di pukul sama ranita?" tanya dimas ke adik iparnya yang di tanya hanya menganggukkan kepalanya saja karena tak mampu mengeluarkan suara bibirnya terasa berat untuk menguarkan 1 kata.

" Emang kalian bikin ulah apa sampai ranita menghajar kalian?" tanya dimas dengan tatapan sedikit menyelidik kedua wanita di hadapannya.

" Ranita mengambil jatah bagian ibu dim ibu datang Hany meminta gak ibu aja tapi malah reni dan yanti kena pukul ranita." omel ibu ratmi dengan sedikit membalikkan fakta.

" Hak? Maksudnya gimana bu?" tanya dimas bingung.

" Hak ibu dari keluarga ranita bang,biasanya keluarga ranita memberi sejumlah uang untuk di berikan ibu jika mereka pulang kampung."

ucap yanti berbohong dan sedikit menambah rasa kesal agar suaminya percaya.

" Hah, gak salah denger aku ma? Masa ibu dapat bagian saat keluarga ranita pulang kampung, bukannya seharusnya untuk anwar ya kok ibu sih?" tanya dimas bingung dengan ucapan istri dan ibunya.

Karena setau dimas ranita kan sudah memiliki anak dari suami terdahulu dan mungkin pemikiran dimas ketika bude dan pakde ranita pulang kampung mereka menitipkan uang untuk anwar yang notabennya cucuk mereka kalo di bilang uang jajan, tapi kalo ibu ini kan hanya besan dan gak ada hak apapun.

" Ya gak bisa gitu dong dim, ranita itu kan menantu ibu ya wajar dong kalo keluarganya ketika pulang memberi ibu uang anggap aja sudah menjaga ranita selama di sini, itu bukan uang anaknya ranita seharusnya ranita meminta dari keluarga suaminya lah." ucap ibu ratmi masih gak terima kenyataan yang di maksud dimas.

" Bu setau aku yang namanya cucuk pasti di kasih jatah bu untuk uang jajaknya.mungkin karena memang gak ada jatah yang di berikan keluarga ranita kali." ucap dimas yang tau watak ibu ratmi yang tak mau mengalah apa lagi sifat tamak dan serakahnya jangan lupa keras kepala dan keras hati.

"Terserah kamu lah dim, ini ibu mau nelpon riyan aja biar riyan yang meminta jatah ibu enak aja di kuasai semua sama ranita." ucap ibu ratmi yang sedang mengotak Atik telpon genggamnya.

Dimas yang melihat hanya menggelengkan kepalanya aja karena percum ngomong sama ibu mertuanya gak akan nyambung dan di pahami oleh ibu ratmi.

" Hallo." ucap ibu ratmi.

" Ya bu." ucap riyan di sebrang sana.

" Kapan kamu pulang kerja? kamu kerumah ibu dulu ibu mau ngomong sama kamu soal istrimu yang kurang ajar itu." ucap ibu ratmi di sebrang sana dengan emosi terdengar dari nada suaranya.

" Ya nanti riyan pulang." ucap riyan singkat.

" Ya sudah ibu matikan ibu tunggu kamu." ucap ibu ratmi dan langsung mematikan telponnya.

*********

"Assalamualaikum." ucap riyan dan di jawab oleh ipar nya yang kebetulan lagi ngumpul di ruang tamu.

" Lah bang dan kamu za kok tumben pada ngumpul disini?" tanya riyan bingung melihat kehadiran ipar nya yang tumben bebarengan berkumpul di rumah ibunya.

" Eh udah pulang sini Yan ibu mau ngomong." ucap ibu ratmi dan di susul oleh yanti dan reni yang kebetulan dari dapur mengambil minuman dan cemilan.

" Ada apa bu?" tanya riyan bingun.

" Istrimu yan lihat ini aku di pukul hingga pecah bibirku." ucap yanti mengadukan perbuatan ranita berharap riyan membantu membalasnya nanti.

" Sama kak, ini aku juga mana sakit juga tanganku di injak sama istrimu yang sarap itu." omel reni mengadukannya juga.sedangkan suami mereka hanya diam saja Karen tau sifat keluarga istri mereka gimana.

"Ranita memukul mu mba,ren?" tanya riyan dan di anggukan oleh keduanya tanda benar.

" Ya yang itu istrimu keterlaluan ibu cuma kesana sebentar aja sudah bikin ulah dia sama yanti dan dikkmu, kamu marahi itu ranita dan suruh dia balikin uang jatah ibu jangan di kuasai itu hak ibu sebagai menantunya." ucap ibu ratmi mengadu prilaku istri riyan agar riyan mau memintakan hak ibunya.

" Hah uang apa bu jatah apa?" riyan yang bingung pun bertanya balik ke ibunya.

" Lah kamu ini gimana sih kan keluarga istrimu sudah pulang pasti ada itu uang pemberiannya yang di kasihkan ranita untuk anwar itu jatah ibu riyan." omel ibu ratmi tanp sadar ibu ratmi bicara jujur saat itu dan reflek semua mata melotot ke arah ibu ratmi dengan pemikiran dan tatapan berbeda-beda, ibu ratmi yang di tatap pun gak faham-faham dari kode anak perempuan di seberangnya.

" Jadi yang ibu maksud hak ibu itu milik anwar? yang memang pemberian dari kakek dan neneknya untuk cucuknya?" tanya dimas yang memang sudah curiga sedari tadi sedangkan reza yang baru tau permasalahanya baru mengerti maksudnya kenapa reni dan mba yanti babak belur di tangan ranita.

" Enak aja itu milik ibu Dimas bukan hak anwar, anwar itu orang lain sedangkan ibu ini besannya." bantah ibu ratmi gak mau kalah dan tetap kekeh.

" Ibu...ibu ..itu hak anwar dari keluarganya bukan orang lain.yang orang lain itu kita bu.ingat bu anwar itu anak yatim ibu mau mengambil hak anak yatim yang jelas-jelas keturunan mereka....." ucap reza yang terpotong karena ibu ratmi tetap gak mau mengakui itu.

" Ya gak bisa begitu dong anwar itu anak dari mantannya ranita orang lain gak ada ikatan sekarang sudah putus, yang ada ikatan sekarang itu ibu besannya ya harus ke ibu lah enak aja ke anwar." omel ibu ratmi gak mau kalah.

" Yan ibu mau besok kamu ambil semua jatah ibu dari keluarga ranita ibu gak ikhlas gak ridho di kasihkan ke anwar biar sepeserpun, itu hak ibu bukan hak anwar." ucap ibu dengan sedikit meninggikan suaranya emosi karena jawaban menantunya sebelum berdiri meninggalkan ruangan itu.

" Jadi kalian berdua babak belur karena ranita.? Tanya riyan ke saudarinya.

" Ya Yan istrimu keterlaluan tadi juga dia belanja banyak banget kami minta gak di bolehi jadi di hajar begini pelit banget istrimu." adu yanti ke adikmu.

" Kalian yang salah kok malah menyalahkan orang." ucap dimas santai tanpa melirik siapapun.

" Jangan mengakui sesuatu yang bukan milikmu." ucap reza dan langsung berdiri dan berlalu pergi meninggalkan rumah mertuanya.

" Yan jangan kamu usik milik anwar walau pun dia anak sambungmu, aku tau kamu tidak menyukai anwar kamu mau menikahi ibunya aja,ingat anak sambung itu jika di didik dengan tepat dia akan membalas lebih di kemudian hari." ucap dimas sebelum pergi dimas menawarkan istrinya mau ikut pulang atau gak.