NovelToon NovelToon
LIHAT AKU, GUS!

LIHAT AKU, GUS!

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Cinta Paksa / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Gus Shabir merasa sangat bahagia saat ayah Anin datang dengan ajakan ta'aruf sebab dia dan Anin sudah sama-sama saling menyukai dalam diam. Sebagai tradisi keluarga di mana keluarga mempelai tidak boleh bertemu, Gus Shabir harus menerima saat mempelai wanita yang dimaksud bukanlah Anin, melainkan Hana yang merupakan adik dari ayah Anin.

Anin sendiri tidak bisa berbuat banyak saat ia melihat pria yang dia cintai kini mengucap akad dengan wanita lain. Dia merasa terluka, tetapi berusaha menutupi semuanya dalam diam.

Merasa bahwa Gus Shabir dan Anin berbeda, Hana akhirnya mengetahui bahwa Gus Shabir dan Anin saling mencintai.

Lantas siapakah yang akan mengalah nanti, sedangkan keduanya adalah wanita dengan akhlak dan sikap yang baik?

"Aku ikhlaskan Gus Shabir menjadi suamimu. Akan kuminta kepada Allah agar menutup perasaanku padanya."~ Anin

"Seberapa kuat aku berdoa kepada langit untuk melunakkan hati suamiku ... jika bukan doaku yang menjadi pemenangnya, aku bisa apa, Anin?"~Hana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga Puluh Empat

Sudah satu minggu Hana menginap di rumah abangnya. Aisha tidak pernah lagi bertanya tentang hubungannya dengan Gus Shabir. Cukup sekali bertanya dan memberikan nasehat.

Gus Shabir juga sudah datang kembali tiga hari yang lalu. Hana mengatakan masih ingin menginap di rumah kediaman Ghibran. Akhirnya sang suami kembali lagi.

Pagi hari setelah berpakaian rapi, Gus Shabir menuju ke meja makan. Biasanya Hana telah menyediakan sarapan buat mereka. Pria itu memandangi meja yang kosong.

"Hana, apakah kamu masih terus bertahan untuk tinggal di rumah Abang Ghibran. Bagaimana caranya aku membujuk kamu lagi?" tanya Gus Shabir dalam hatinya.

Dia mengambil gelas dan membuat teh hangat, mengambil sehelai roti tawar yang di beli kemarin dan mengolesi dengan selai. Sambil termenung Gus Shabir menghabiskan sarapannya.

Gus Shabir menarik napas dalam. Seminggu ini tubuhnya terasa lemas. Entah karena dia harus mempersiapkan semua seorang diri atau karena tubuhnya yang kurang sehat. Dia sering merasa pusing dan terkadang mual di pagi hari.

Baru saja beberapa suapan roti masuk ke perutnya, kembali Gus Shabir merasa mual. Dia langsung berlari ke kamar mandi dan menumpahkan makanan tadi. Setelah semua isi perutnya keluar, barulah dia merasa sedikit lega. Pria itu lalu membersihkan wajahnya.

Dia kembali ke meja makan dan meraih ponsel. Gus Shabir menghubungi salah seorang guru dan mengabarkan jika dirinya tak bisa hadir. Tubuhnya sangat lemah.

**

Siang harinya tanpa Gus Shabir kehendaki, kedua orang tuanya datang ke rumah mereka. Saat putranya yang mmebukakan pintu, Abi dan Umi terkejut.

"Kamu tak mengajar?" tanya Umi dengan raut wajah keheranan.

"Kurang enak badan, Mi," jawab Gus Shabir.

Dia lalu mempersilakan kedua orang tuanya masuk. Gus Shabir tampak sedikit gugup. Dia tak tahu harus menjawab apa jika mereka bertanya tentang Hana.

Umi langsung menuju dapur. Dan meletakan rantang yang dia bawa. Memang kebiasaan wanita yang telah melahirkan dirinya itu jika datang, selalu membawa lauk. Rendang dan dendeng kesukaan dirinya.

Umi heran melihat suasana rumah yang tampak kurang rapi. Dia juga merasa sunyi.

"Kemana Hana, tak kelihatan?" Akhirnya Umi bertanya saat dia kembali ke ruang keluarga dan tak melihat kehadiran menantunya itu.

"Sudah seminggu Hana izin menginap di rumah bang Ghibran, Umi," jawab Gus Shabir pelan.

"Oh, Umi kira kemana. Kenapa menginapnya lama banget. Seharusnya setelah berkeluarga jika meninggalkan suami itu jangan lama. Cukup tiga hari saja. Pantas dapur terlihat sedikit berantakan," balas Umi lagi.

"Tumben istrimu menginap lama di rumah abangnya. Sejak menikah, Abi lihat dia jarang berkunjung ke rumah abangnya itu," kata Abi.

Gus Shabir tidak menjawab langsung ucapan Abinya. Tak tahu harus berkata apa. Dia berpikir jawaban apa yang akan diberikan.

"Maaf Abi, Umi, aku belum mengabari kabar baik ini. Sebenarnya Hana sedang hamil muda. Mungkin karena itu dia ingin menginap lebih lama di rumah saudara satu-satunya itu," jawab Gus Shabir akhirnya.

Abi dan Umi saling pandang dan tersenyum. Mereka tampaknya sangat bahagia mendengar kabar berita itu.

"Kenapa kamu tak mengabari Umi mengenai kabar baik ini? Kalau begitu, besok kita ke rumah Ghibran, Abi. Ingin melihat keadaan Hana. Jika dia memang merasa kurang sehat karena kehamilan ini, seharusnya menginap di tempat kami saja. Semua itu kewajibanmu sebagai suami untuk menjaganya. Jadi itu juga merupakan kewajiban Umi," balas Umi dengan suara bahagia.

Umi langsung menuju dapur dan membersihkannya. Dia juga memasak nasi dan sayuran. Jika lauk sudah cukup dari yang dia bawa. Setelah semua selesai dan terhidang Umi mengajak suami dan anaknya makan.

Saat makan, Umi melihat selera makan putranya yang berubah. Tidak ada selera, padahal semua lauk kesukaannya. Biasanya Gus Shabir bisa menghabiskan hingga beberapa piring nasi jika makan dengan lauk ini.

"Apa kamu sakit, Nak?" tanya Umi. Dia heran melihat sang anak yang tampak sedikit lesu.

"Aku tak tahu, Umi. Seminggu ini tubuhku terasa lemah dan tiap pagi aku merasa mual," jawab Gus Shabir.

Umi tersenyum mendengar ucapan sang putra. Hal itu membuat Gus Shabir heran. Bukannya kuatir dengan keadaannya, sang ibu justru tersenyum.

"Kamu sama seperti Abi dulu. Saat Umi hamil dia yang mengalami ngidam, bukan Umi."

Dahi Gus Shabir tampak berkerut mendengar ucapan Uminya. Sepertinya dia tak memahami apa maksud perkataan wanita yang telah melahirkan dirinya itu.

"Maksud Umi apa? Kenapa Abi yang mengalami ngidam, bukankah biasanya wanita hamil yang merasakan itu?" tanya Gus Shabir kebingungan.

"Ada sebagian pria yang justru mengalami ngidam saat istrinya hamil. Abi merasakan itu," kata sang Abi.

Wajah Gus Shabir makin tampak keheranan. Yang dia ketahui selama ini hanya seorang istri hamil yang merasakan ngidam, tapi ternyata suami ada juga yang merasakan itu.

"Bisa begitu ya, Umi? Aku kira hanya wanita hamil saja yang merasakan."

"Itu yang dinamakan kehamilan simpatik," jawab Umi.

Kondisi dimana suami mengalami ngidam saat istri hamil biasa disebut sebagai Kehamilan Simpatik atau Couvade Syndrome. Menurut sebuah penelitian, kondisi ini dialami oleh 20-80% pria didunia dan mengalaminya pada masa trimester pertama dan ketiga kehamilan.

Kehamilan simpatik atau disebut juga sindrom Couvade terjadi ketika suami ikut merasakan tanda-tanda kehamilan yang dialami oleh sang istri. Umumnya faktor pemicunya adalah stres dan rasa empati suami kepada istri yang sedang mengandung. Kehamilan simpatik biasanya dialami suami saat kehamilan istri berada di trimester pertama dan ketiga.

"Hal itu biasa dan bukan suatu penyakit atau kelainan. Cara mengatasinya, kamu jangan terlalu pusing memikirkan istri yang sedang hamil, jangan stres apa lagi banyak pikiran," ucap Umi.

"Aku mengerti sekarang, Umi," jawab Gus Shabir.

Setelah makan malam mereka bertiga menonton televisi di ruang tengah. Ingin rasanya mengatakan alasan sebenarnya Hana pergi. Tapi Gus Shabir mengurungkan niatnya. Takut Abi dan Umi salah menanggapi ucapannya.

Jika Abi tahu Hana pergi dari rumah tanpa izin suaminya, dia pasti akan marah. Gus Shabir tak mau membuat nama Hana jadi jelek di mata kedua orang tuanya. Jam sebelas malam, mereka bertiga masuk ke kamar masing-masing.

**

Pagi harinya kedua orang tua Gus Shabir pamit setelah sarapan. Mereka berencana ke rumah Ghibran untuk melihat keadaan menantunya yang sedang mengandung cucu mereka.

"Sebelum pulang ke pesantren Abi dan Umi mungkin akan mampir ke rumah Ghibran untuk melihat keadaan Hana," ucap Umi.

"Aku rasa tak perlu, Umi. Keadaan Hana sehat dan pasti dia lebih terjaga sama Kak Aisha," balas Gus Shabir.

"Tak apa, kami hanya mampir saja," jawab Umi bersikeras. Mereka langsung meninggalkan halaman rumah Gus Shabir putranya menuju ke kota tempat tinggal Ghibran.

...----------------...

1
Khusnul Khotimah
sangat bagus ceritanya tor, sampe nyesek bacanya /Good//Heart/
Mama Reni: 😍😍😍😍😍
total 1 replies
Chima Haechan Marjuky Chima
sangat bagus
me...
gara2 laki doank .. Hana selfish beud .
Komariyah Tinah
sedih aku 😭
Ayu Mauliddia
Hana yg tidak tau diri,sejak awal hubungan dia yg egois memaksakan kehendak, harusnya sekarang dia yg bertanggung jawab dg ke agoisannya jangan jadi beban buat keluarga kakak nya..kasian Aisyah....
Ayu Mauliddia
Hana terlalu lebay & kekanak - Kanakan....
Diana Sofya
Luar biasa
Alvia Inayati
muda mudahan mertuwa Senin sayang sama anin
Erni Fitriana
mlipirrrr
Yati Siauce
dari bab in menurutku aneh mau nikah ta,aruf atw gk yg namnya nikah idh pasti ketemu dulu calon pengantinnya..
Kak Eja🌜
Keren kak...

mampir juga yuk ke novel aku
KEHIDUPANKU SETELAH MENIKAH
Sari Ramly
Garasi thor
Lina Tin kustina
Luar biasa
Lina Tin kustina
Lumayan
lucky gril
baru dua mak marathon baca karya author satu ini bikin sering emosi menyadarkan diri sendiri sepertinya🤧
lucky gril: oya pp ma'loncat aja bisa nyimak gini 😅
Mama Reni: Kamu kebalik bacanya, seharusnya hijrah dulu baru lihat aku, Gus 😭😭
total 2 replies
lucky gril
enak y'santai kgk mikir anaknya gimana besok bisa mkn apa ngga


oh dunia novel mak kok emosi gini🤧
Mama Reni: 🙈🙈🙈🙈🙈🙈
total 1 replies
lucky gril
cakep aisyah disini yg normal sepertinya😁
lucky gril
y'lepas aja shabir syusahhh omong sama org playing victim😎
lucky gril
seandainya nih yak hana ngga punya gibran bisa ngucap gini ngga,semua kebutuhan financial di cukupi ,nabila di jaga hana cuma yg paling ngerasa disakiti😏
lucky gril
mbuhhh lah😎
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!