Bagaimana jadinya jika seorang siswa SMA yang hidup sebatang kara mendapatkan anugrah sebuah Sistem Spin Kekayaan dan Kekuatan oleh seorang pengemis yang ternyata adalah seorang Dewa?.
Rendi Murdianto, seorang anak laki-laki yang hidup sebatang kara, orang tuanya meninggalkan dirinya ketika masih kecil bersama neneknya.
Hidup Rendi sangatlah miskin, untung saja biaya sekolah di gratiskan oleh pemerintah, meskipun masih ada kebutuhan lain yang harus dia penuhi, setidaknya dia tidak perlu membayar biaya sekolah.
Seragam sekolah Rendi pemberian tetangganya, sepatu, dan perlengkapan lainnya juga di berikan oleh orang-orang yang kasihan padanya. Bahkan Rendi mau saja mengambil buku bekas yang kertas kosongnya hanya tinggal beberapa lembar.
Kehidupan Rendi jauh dari kata layak, Neneknya mencoba menghidupi dia semampunya. Namun, ketika Rendi duduk di bangku SMP, Neneknya harus di panggil sang pencipta, sehingga Rendi mulai menjalankan hidupnya seorang diri.
Hidup tanpa keluarga tentu mem
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alveandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harisman, Bos Preman Yang Bodoh
Novi tentu saja terkejut, ia tidak tahu harus berkata apa, karena untuk pertama kalinya ada seorang pria yang memberikan hadiah untuk dirinya, apa lagi hadiah tersebut sebuah perhiasan.
Apakah Rendi melamarku? Tidak, tidak, kita masih sekolah, mana mungkin Rendi melakukan itu, tapi kalau dia melamarku bagaimana?
Novi bertanya-tanya dalam hatinya, ia bingung antara senang dan ragu menerima pemberian Rendi, karena ia pikir pria di hadapannya itu bisa saja melamarnya.
"Nov ... Novi!" tegur Rendi keras, karena m lihat wanita itu tertegun begitu lama.
"Eh ... iya, ada apa Ren?" tanyanya pongah.
"Hais kamu ini, mendekatlah kemari dan balikan badan, biar aku pakaikan kalung ini." ucap Rendi santai.
Berbeda dengan Rendi yang begitu santai saat mau memakaikan kalung tersebut, jantung Novi berdegup dengan kencang, ia benar-benar di buat salah tingkah oleh Rendi.
"Lah, malah bengong lagi, apa kamu gak suka dengan kalungnya? Ya sudahlah aku kasih orang lain." ucap Rendi memastikan.
"Suka! Aku suka kok!" Novi langsung mendekat ke arah Rendi, ia membelakangi Rendi sambil memegangi rambutnya sendiri.
Novi mengerutkan keningnya saat Rendi tidak kunjung juga memakaikan kalung tersebut padanya. Ia tidak tahu saja kalau Rendi sedang tertegun menatap leher putihnya, dan bau badannya yang menyeruak masuk ke hidung Rendi, membuat pria polos itu merasakan sensasi aneh dalam pikirannya.
Angan-angannya melayang jauh, naluri dewasanya mulai muncul, ia mendekatkan wajahnya ke telinga Novi sambil memakaikan kalung tersebut.
Novi yang merasakan hembusan napas Rendi di lehernya, ia merinding, tubuhnya terasa seperti tersengat listrik, tanpa sadar ia menggigit bibir bawahnya.
"Kamu sangat cantik, Nov." ucap Rendi lirih setelah selesai mengenakan kalung tersebut di leher Novi.
Wajah Novi langsung memerah, posisinya dengan Rendi begitu dekat, tapi anehnya Novi tidak mau beranjak dari sana, ia seolah menikmati momen tersebut, walaupun ia tahu kalau kalungnya sudah terpasang di lehernya.
Tangan Rendi mengulur, hendak memeluka Novi dari belakang, Novi hanya pasrah, ia akan menerima semua perlakuan Rendi.
"Bos! Anda sudah bangun?!" tiba-tiba saja suara Harisman membuyarkan momen mesra keduanya.
Rendi terkejut, begitu juga Novi yang langsung beringsut, beranjak dari dekat Rendi, sampai-sampai kepalanya membentur dagu Rendi.
"Aduh!" pekik Rendi kesakitan.
"Eh ... maaf Ren, aku tidak sengaja, aku mau ke kamar mandi dulu!" dengan tergesa-gesa dan wajah yang memerah Novi bergegas pergi dari sana.
Sementara Rendi masih meringis kesakitan sambil memegangi dagunya. Rendi menatap tajam Harisman, tapi pria itu nampak tidak merasa bersalah sama sekali, ia hanya diam mematung berdiri di samping ranjang Rendi seperti orang bodoh.
"Ngapain kamu di sini?!" dengus Rendi kesal karena momennya di hancurkan Harisman.
"Aku khawatir denganmu Bos, jadi aku kemari lagi setelah mengantar Ayah sampai depan." jawabnya masih sambil berdiri tegap.
"Hadeh, aku heran kenapa orang sepertimu bisa jadi Bos preman." ucap Rendi tidak berdaya.
"Loh, Bosnya sekarang kan Bos Rendi, aku sekarang cuma bawahan." jawab Harisman dengan ekspresi yang sama.
Rendi tidak tahu harus tertawa atau menangis, ternyata kata Polisi yang merupakan Ayahnya Harisman benar, kalau Harisman itu bodoh, hanya beruntung saja ia memiliki Ayah seorang polisi, sekarang Rendi tahu kenapa Ayahnya menitipkan dia padanya.
Sementara itu di kamar mandi, Novi terlihat sedang senyum-senyum sendiri sambil memegang kalung pemberian Rendi, ia melihat bandul kalung yang bentuknya Love, di tambah di tengah-tengahnya ada huruf R dan N kecil, tentu saja Novi sangat yakin kalau Rendi menyukainya.
Sebenarnya hadiah Sistem itu tergantung dengan kondisi Rendi, contohnya saat Rendi pertama kali dapat uang, itu semua karena Rendi memang sedang membutuhkannya, yang kedua motor, itu juga karena Rendi sering mengeluh saat harus jalan kaki ke sekolahannya, yang ketiga Toko baju, ia selalu berpikir memiliki usaha sendiri dan sekarang Emas, tanpa sengaja waktu Rendi mengklik gambar kalung, ia membayangkan untuk Novi kalung tersebut, sehingga terbentuklah huruf tersebut.
Sistem memang sangat cerdas, benda tersebut 100% akan membantu Tuannya sebaik mungkin, karena itulah Sistem selalu memberikan yang terbaik untuk Rendi. Namun, Rendi belum menyadarinya, ia pikir hadiah yang di berikan Sistem acak, padahal itu semua sesuai dengan kondisinya.
***
Rendi akhirnya pulang, setelah Novi menebuskan obat untuk dirinya, sementara Harisman dengan patuh mengawal Rendi sampai kontrakannya.
Rendi yang di bonceng Harisman, ia turun dari motor, Novi yang membawa motor Rendi, ia juga bergegas turun dan masuk ke kontrakan terlebih dahulu untuk menyiapkan kasur Rendi.
Mata Rendi berkaca-kaca melihat ketulusan Novi, gadis itu begitu perhatian terhadapnya, membuat perasaan Rendi begitu hangat.
"Bos, cewe bos di pelet yah?" celetuk Harisman tiba-tiba.
gimana kecewanya Rendi tau ibu kandung masih ada,,,,,,,,🤔🤔😢😢