Karya sudah tamat!! Silakan baca jika berminat.
~~~
Zhukai, pelajar SMA tahun akhir. Ia tewas dalam perjalanan menuju kerumah tapi beruntungnya ia bereinkarnasi dunia yang disebut sebagai dunia kultivator, tak hanya itu kai juga mendapat sebuah system yang bernama Re-System.
Dunia baru yang penuh dengan pertumpahan darah, akankan Zhukai bisa melewati itu semua dan menemukan alasan dibalik Reinkarnasi nya?
Nantikan saja ceritanya..
~~~
Bagian 1 : Pembalasan Dendam (End)
Bagian 2 : Kembali Ke Bumi (End)
Bagian 3 : Menuju Alam Immortal (End)
Bagian 4 : Alam Dewa (End)
Bagian 5 : Jati Diri (End)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zero_Hrx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Zhukai Vs Patriak Sekte Beruang Hitam
Rumah Makan Tang~
Slash!!.....
Terlihat darah bertebaran dimana-mana.
Di rumah Makan Tang Terlihat Sebuah potongan Lengan Tergelatak di lantai.
"Ahh...ahhh..." Teriak Manager Rumah makan Sambil memegangi tangan kanan nya yang telah putus..
"Keparat... Bagaimana Kau masih bisa bergerak setelah terkena Racun Yuanqi yang bahkan dapat membunuh Pendekar Suci dalam 5 menit." Jejak ketakutan terlihat di wajah Manager rumah makan, Ia dengan cepat mengalirkan Qi ke tangan kanannya untuk menghentikan pendarahan.
"Apa Kau idiot pak tua... " Ejek Kai.
10 Menit yang lalu~
"Tuan Makanan Kita telah di racun." Jelas Yi
"Oh begitu Kah... Apa kita coba permainkan dia dulu." Ucap Kai tersenyum Licik.
"Hehe Kau licik sekali tuan." Ucap Yi yang tersenyum menutup mulutnya.
"Yi, apakah di toko System memiliki darah palsu?"
"Ada Tuan 1 poin system dapat ditukarkan dengan 100 kantong darah palsu." Balas Yi.
"Baiklah Yi, gunakan 1 poin System untuk menukar 100 kantung darah. Gunakan 1 kantong untuk diriku dan 1 kantong lagi untuk dirimu, sisanya kau simpan saja di inventory."
"Apa...Yi tidak mau menggunakan darah Palsu ini tuan." Ucap Yi menolak mentah-mentah.
Kai telah menggunakan Array kedap suara, walaupun Yi telah berteriak sekeras mungkin tak akan ada yang mendengar suaranya.
"Ayolah..Setelah ini akan kau boleh meminta apapun padaku, tapi hanya satu kali." Ucap Kai membujuk Yi.
"Eee.... apakah Tuan berjanji.." Kata Yi Ragu ragu.
"Iya aku berjanji setelah ini selesai, aku akan menuruti satu permintaan mu." Balas Kai.
"Baiklah Kalau begitu.." Terlihat sebuah senyuman manis di wajahnya.
Kembali ke 10 menit berikutnya~
"Kau menggunakan Racun untuk mencoba membunuhku Pak tua, jadi bagaimana kalau aku juga menggunakan cara yang sama untuk membunuhmu." Ucap Kai yang tadi sempat membeli Racun dari toko System.
"Hahaha... apakah kau pikir aku takut oleh racun mu sia~." Tak sempat menyelesaikan perkataan nya Kai telah menuangkan satu botol Racun ke arah kakinya.
"Ahhh....Ahhhh...." Teriak manager tersebut. Terlihat kakinya meleleh dan hanya menyisakan tulang saja.
Racun yang tadi di tuangkan Kai bernama Racun Magma. Jika Racun tersebut terkena kulit walau hanya 1 tetes, dapat membuat kulit tersebut meleleh tak bersisa.
"Tak perlu berteriak seperti itu pak tua, itu tadi hanya permulaan." Sekarang manager tersebut Langsung bergidik ketakutan. Ia tak mau lagi merasakan rasa sakit yang di rasakan nya ketika terkena Racun Magma.
Tak berhenti sampai disitu Kai terus menuangkan Racunnya, Dimulai dari telinga, Tangan kirinya yang masih tersisa, serta Kaki kanan manager tersebut.
Kai menggunakan Mantra Array untuk membuat manager itu tetap hidup Selama 1 jam, walaupun Telinga, kedua kaki serta tangan nya telah hancur.
Manager tersebut sekarang terlihat sangat buruk, Hanya tersisa kepala serta Badan miliknya, Merasa sudah cukup untuk menyiksa manager itu, Kai langsung memotong kepalan manager dan membakar tubuhnya.
Kai memandang dingin mayat Manager yang berada di depannya.
Yi yang melihat Kai menyiksa lawannya dengan begitu kejam hanya mengganguk setuju. Walaupun ia di Bumi dulu Kai tak pernah membunuh seseorang, tapi ketika ia pindah ke dunia kultivator ia menyadari bahwa hanya yang kuat yang berkuasa sedangkan yang lemah hanya akan terbunuh.
Kai memutuskan untuk meninggalkan Rumah makan tersebut, tetapi Ketika sampai di depan pintu Ia di cegah oleh seorang Pria paruh baya dengan tatapan penuh kebencian.
"Hei bocah apakah kau yang telah membunuh anakku." Ucap Pria Paruh baya yang merupakan Patriak Sekte Beruang Hitam.
"Siapa kau, Aku bahkan tak mengenalmu." Balas Kai yang sedang bingung, Pasalnya Ia tak pernah keluar dari rumah selama 3 hari.
Setelah Kai melihat kembali wajah Pria paruh baya di depannya dengan teliti. Ia menyadari bahwa terdapat kemiripan antara pria paruh baya di depannya dengan seorang pemuda yang telah ia bunuh 4 hari yang lalu.
"Oh... Apakah kau ayah dari anak Laknat, yang 4 hari lalu makan disini." Ucap Kai dengan nada mengejek.
"Apa!!... Sialan jadi itu memang dirimu!!" Teriak Patriak Sekte Beruang Hitam sambil memasang kuda kuda berniat menyerang.
Setelah Mengeluarkan kekuatannya, Kai menyadari Bahwa Pria yang sedang ia lawan sekarang Lumayan Kuat, Pria tersebut telah sampai di ranah Pendekar Suci menengah.
Kai akhirnya melawan Pria tersebut dengan serius. Ia mulai mengaktifkan Title Kaisar Bintang, Dan sekarang ia berada Pada tingkat yang sama dengan Patriak Sekte Beruang Hitam.
"Tak kusangka bocah sepertimu memiliki, teknik yang sangat kuat. Cepat Serahkan Teknik mu, Maka aku akan memberi keringanan dengan membunuhmu dengan cepat." Ancam Patriak Sekte Beruang Hitam.
"Haha.. Coba saja jika kau bisa." Balas Kai menantang.
"Teknik Cakar Besi... Hiyaa.." Patriak Sekte menyerang dengan teknik yang sama seperti anaknya yang menyerang Kai dulu, Tapi bedanya Qi yang terkandung Dalam serangan Patriak Sekte sangat besar dan tajam.
Tak mau berdiam diri saja Kai juga melancarkan serangannya. "Teknik Pedang Langit, Menyatu dengan Pedang." Ketika Kedua serangan saling bertabrakan, Terjadi ledakan yang sangat besar hingga membuat bangunan Rumah Makan hancur menjadi reruntuhan.
Terlihat disana Patriak Sekte Beruang Hitam Terpental Ke belakang sejauh 10 meter. Tak berhenti sampai disitu, Kai mulai menyerang Lagi Ke arah Patriak Sekte Beruang Hitam.
Patriak Sekte yang tak mempunyai pilihan Lain kemudian mengambil sebuah Pil di Cincin Ruangnya Kemudian menelannya. Seketika Kultivasi Patriak Sekte Beruang Hitam yang awalnya berada di tingkat Pendekar Suci menengah Meningkat sampai ke tahap Nirwana awal.
"Bukankah Pil Yang tadi dia Konsumsi adalah Pil Pembalik Darah? Sepertinya ini akan menjadi semakin sulit." Ucap Kai menyesal tak bisa menghabisi Patriak Sekte dengan sekali serang.
Pil pembalik darah adalah Pil Surgawi kelas atas yang membuat darah Seseorang yang menelannya menjadi Lebih ganas Kemudian membuat Penggunanya Naik 4 Lapisan selama satu jam. Tak hanya Itu yang membuat Kai kesal adalah Tubuhnya yang akan segera beregenerasi terus menerus selama ia masih memiliki kesadaran. Efek samping yang di berikan Pil ini cukup Kejam Yaitu mengambil 40 persen Energi kehidupan dari penggunanya.
"Haa... Apakah hanya Cara itu saja yang bisa membunuhnya." Gumam Kai kemudian mengambil Pedang Thunderbird dari inventory, Kemudian mengalirkan Seluruh Qi yang berada di tubuhnya Ke dalam Pedang Thunderbird.
Cahaya berwarna biru muda bersinar dalam mata pedang, Aliran listrik dan sebuah Tekanan dari Pedang Thunderbird membuat tubuh Patriak Sekte sedikit bergetar.
"Teknik Pedang Pemusnah, Kill." Ucap Kai sambil menggabungkan Api Neraka Ke dalam pedangnya.
Sekarang Pedang Thunderbird yang bercahaya di sampingan terlihat api neraka mengelilinginya.
Kai menghilang Beberapa saat dan muncul di belakang Patriak Sekte dengan cepat Dan mengarahkan Pedang Thunderbird Ke arah tubuh Patriak Sekte.
Patriak Sekte yang pada saat itu tak bisa mengikuti gerakan Kai, Tubuhnya terkena serangan dari Kai dengan Telak dan akhirnya meledak Tak bersisa.
Ding
[Berhasil membunuh Seorang Ahli Ranah Nirwana, Mendapatkan 10 Juta Poin System, Mendapatkan 20 Poin Pengalaman]
Setelah mengeluarkan teknik gabungan Teknik Pedang Pemusnah dan Api neraka Membuat Kepala Kai sangat sakit tak kuat dampak dari penggabungan Kedua teknik tersebut. Teknik ini juga memakan banyak kekuatan mental milik Kai.
Saat masih memiliki Sisa Kesadaran, Kai membuka Portal Dunia Jiwa dan langsung masuk kedalam sana.
Di atas Padang rumput yang rindang, Kai tergeletak dengan tubuh tengkurap.