Si Janda Yang Menggoda

pak Dikin pagi ini memilih izin ke juragan Sukoco karena dia merasa jika dia tak bisa bekerja karena terus terbayang kenikmatan semalam.

Bagaimana tidak,wanita yang sudah lama menjanda itu ternyata lebih nikmat di bandingkan dengan para wanita yang pernah dia nikmati.

Sedang juragan Baron mulai sibuk dengan semua usaha miliknya karena sudah beberapa hari libur.

Dan dia sekarang juga membuat usaha waralaba yang di pegang istrinya.

Dan usaha itu juga atas keinginan Wulan, dan semua di atur oleh wanita itu dengan sempurna.

bahkan dia juga mencarikan dua pegawai khusus yang pergi untuk mengantarkan semua bahan dagangan pada para rekan bisnis.

Itu adalah usaha dagang tahu bakso crispy dan tahu ranjau, tentu saja semua sudah di perkirakan mulai dari pangsa pasar dan juga tempat dagangan.

"kalian datang mau ambil dagangan ya," tanya Wulan yang berada di rumah ibunya.

"iya mbak," jawab kedua pemuda itu yang menjadi kurir.

"ini semua sudah beserta alamatnya, dan kalian tinggal menaruhnya, dan lagi nanti sore kalian harus ambil wadahnya ya," kata Wulan.

"iya mbak," jawab keduanya.

Sekarang karyawan yang di pekerjaan ada enam orang yang membantunya.

Meski semua bahan baku atau adonan Wulan yang membuatnya sendiri, tapi dia butuh tenaga untuk menyelesaikan semua pekerjaan.

"Bu, bagaimana jika kita pindah tempat kerja, kasihan ibu pasti kebisingan jika terus di sini," kata Wulan merasa tak enak.

"kamu ini ngomong apa sih,ibu tak keberatan kok,lagi pula ini juga bisa membuat ibu tak kesepian, sudah tak masalah kita bekerja di sini, tapi mulai besok kita mulai sedikit pagi ya, dan maaf karena tadi kesiangan,"

"ya sudah tak apa-apa, mbak mut, besok anda yang belanja ayam dan daging sapi ya di pasar, jadi pas saya datang semuanya sudah bisa langsung di proses," kata Wulan yang tak bisa meninggalkan keluarganya sebelum suami dan anaknya berangkat.

"tapi mbak, nanti gilingnya bagaimana," tanya wanita itu.

"tenang nanti saya tuliskan kok," jawab Wulan.

Pukul sebelas siang, Wulan sudah menjemput putranya, dan mengajaknya ke rumah ibunya dan melanjutkan pekerjaannya, semuanya selesai pukul empat sore.

Dan stok untuk jualan besok juga sman, dan rumah ibunya juga sudah bersih jadi dia pun nyaman saat meninggalkan rumah itu.

saat sampai di rumah ternyata rumah masih tetap bersih seperti sebelum dia tinggalkan, lagi pula ada perabotan pintar yang sengaja di beli juragan Baron untuk meringankan pekerjaan istrinya.

Ryan sudah mandi dan langsung berangkat ngaji, mobil pria itu pulang dan langsung memeluk istrinya saat turun.

"bagaimana pekerjaan mu mas?"

"semuanya beres, dan aku sudah merindukan mu," kata juragan Baron.

"hentikan ini masih sore," kaget Wulan

Tapi tanpa bicara pria itu menggendongnya dan langsung membawanya ke dalam rumah, "mumpung Ryan sedang mengaji,"

sore hari, Bu pawoh sedang duduk di halaman belakang rumahnya, dan karena rumahnya itu di tembok cukup tinggi hingga tak mudah para tetangga untuk tau apa yang terjadi di belakang rumah itu.

Dia tak menyangka jika sekarang dia terbayang kegiatan panasnya semalam.

terlebih saat sendirian seperti ini membuatnya kesepian, tanpa terduga seorang pria berhasil masuk kedalam rumahnya.

"kamu merindukan ku?" suara itu mengejutkan Bu pawoh.

"bagaimana kamu bisa masuk, dan mau apa kamu kesini!!" kagetnya melihat pak Dikin sudah tersenyum menunjukkan kunci rumahnya.

Wanita itu menjauh tapi dengan secepat kilat pria itu berhasil menangkap tangan wanita itu.

"mau kemana, kamu lupa bagaimana semalam kamu menikmati waktu bersama ku, bukankah sekarang kamu menginginkannya lagi,"

"aku tidak Sudi," marah Bu pawoh tapi pria itu hanya tersenyum saat berhasil menyentuh wanita itu.

Dan hujan tiba-tiba turun sangat deras, dan di bawahnya kedua orang itu malah melakukan hal terlarang itu lagi.