Kehidupan mewah serba berkecukupan tidak menjanjikan sebuah kebahagiaan. Contohnya saja Evelina, memiliki segalanya. Apapun yang dia inginkan bisa ia dapatkan. Namun, Eve selalu merasa kesepian, hatinya terlalu gunda mengharapkan perhatian kedua orang tuanya yang terlalu sibuk dengan dunia mereka.
Suatu hari, karena selalu meninggalkan putri mereka sendirian. Kedua orang tua Eve memutuskan untuk menjodohkan putri mereka dengan salah satu anak dari sahabatnya.
Pertanyaan nya, akankah Eve bisa bahagia? menikah muda dan bergabung dengan keluarga baru apa bisa membuat kesepian itu hilang?
Mau tahu jawabannya? yuk ikutin kisah perjalanan cinta Eve dan Joenathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Fyuu..
Eve menghembuskan nafas sembari menoleh ke belakang. Melihat rumahnya yang sudah sedikit jauh.
"Cih, dia pikir gue gak bisa kabur. Gue gak bodoh zeyeng." Ucapnya dengan berbangga hati.
Eve melanjutkan langkahnya, tangannya melambai ketika sebuah taxi melintas di depannya.
Taxi pun berhenti dan langsung melaju mengantar Eve ke sekolah.
Taxi pun sampai di depan gerbang sekolah Nusantara.
"Ini pak uang nya" Ucap Eve seraya memberikan 2 lembar uang seratus. Ia pun bergegas keluar dari taxi itu.
"Eh non, ini kebanyakan." Teriak supir terkejut melihat uang yang Eve berikan padanya.
Eve yang sudah berjalan cepat kembali berbalik.
"Ambil aja pak." Jawabnya sambil tersenyum, kemudian berbalik dan melanjutkan langkahnya masuk ke dalam pekarangan sekolah.
"Ya Allah, baik hati sekali nona itu. Jarang jarang ada anak seusianya seperti ini." Batin supir taxi bersyukur dan terharu bertemu anak remaja seperti Eve.
Eve melangkah santai menuju ke kelasnya. Meskipun ia merasa kesal ketika di rumah tadi. Bahkan merasa sangat hancur dengan keputusan kedua orang tuanya semalam. Tapi, Eve tetap akan terlihat ceria ketika di sekolah.
Jam baru menunjukkan pukul 7.05 . Sekolah juga sudah terlihat ramai.
Eve berjalan melewati lorong kelas. Banyak dari adik kelas dan kakak kelas menyapa dirinya. Rata rata semuanya adalah laki laki.
"Selamat pagi Eve cantik."
"Pagi kak"
"Eve, ceria banget."
Begitulah sapaan mereka yang di balas dengan senyum manis dari Eve.
"Buset deh, cantik banget. Bak bidadari, murah senyum." Ungkap kakak senior yang terpesona dengan kecantikan Eve.
"Bener, walaupun dia sering di panggil ke ruang BK atau OSIS."
"Ah, gue yakin. Itu hanya akal akalan Joe aja. Dia suka kali sama Eve" Sahut yang lain. Tiba tiba seseorang yang mendengar obralan ketiga pria itu menyahut marah.
"Tapi, Eve emang buat kesalahan!"
Mereka menoleh, ternyata itu adalah Jia. Anggota OSIS yang juga terkenal selalu mencari cari kesalahan Eve.
"Kalian gak usah membela Eve deh, dia itu benar benar pembuat onar!"
"Wahhh, Lo keliatan emosi banget" Ucap salah satu siswa meledek.
"Iya ih, apa Lo iri?" sahut yang lain.
Jia semakin kesal, teman teman nya malah membela cewe itu. Saingannya untuk mendapatkan Joe.
"Enak aja, gue gak iri. Gue hanya menjalankan tugas gue sebagai anggota OSIS!" balas Jia membela diri.
"Oh yaaa, wah bagus dong. Berarti Lo gak perlu sakit hati melihat Eve di puji. Kan dia gak buat salah hari ini."
Mereka semua terkejut, siapa lagi ini yang ikut campur. Ketiga siswa itu tersenyum lebar melihat siapa yang berdiri di belakang Jia.
"Leo?" Jia semakin kesal, pria ini juga membela Eve.
"Gak usah ikut campur" ketus Jia.
"Gue gak ikut campur, gue hanya meluruskan ucapan Lo." balas Leo.
"Betul" Sahut ketiga siswa itu.
Jia merasa semakin tersudut dan memilih untuk pergi dengan memberi tatapan tajam pada ketiga siswa itu.
"Huuuu.." Sorak mereka penuh kemenangan.
Sebenarnya ketiga siswa itu tidak membenci Jia. Hanya saja mereka senang melihat cewe cantik seperti Jia marah marah. Seperti di sekolah pada umumnya, kalo anak remaja sangat suka membuat teman cewenya kesal.
Beralih ke Eve yang sudah anteng duduk di kursinya. Dia duduk sebangku dengan Nadia.
Saat ini kelas Eve masih sepi, Eve duduk dengan tenang. Lama kelamaan pikiran soal keputusan kedua orang tuanya masuk ke dalam pikirannya.
Kehancuran itu kembali menggerogoti hati Eve. Tanpa dia sadar air mata mengalir dari sudut matanya.
"Kenapa mereka tega banget sama gue, apa salah gue. Jika memang tidak pernah menginginkan gue lahir kedua ini. Mengapa mereka melahirkan gue? kenapa?" teriak Eve dalam hati. Air matanya mengalir semakin deras.
Tiara dan Nadia masuk ke dalam kelas, mereka merasa senang melihat Eve sudah ada di dalam kelas. Mereka pun melangkah cepat mendekati Eve.
Eve yang tidak sadar dengan kedatangan kedua sahabatnya dan juga teman teman sekelas lainnya diam saja. Sampai suara nyaring Tiara menyadarkan dirinya.
"Selamat pagi Eve" Sapa Tiara ceria dan seketika itu langsung berubah menjadi ekspresi terkejut ketika melihat air mata di wajah Eve.
"Eve Lo kenapa nangis?"
Eve terkejut dan langsung menghapus air matanya.
"Eh kalian udah datang?"
"Lo kenapa nangis, coba cerita deh sama kita" desak Nadia.
"Gue gak papa kok" Eve berusaha memperlihatkan ekspresi wajah cerianya di depan kedua sahabatnya. Meskipun semua itu tidak menutupi apapun.
Nadia dan Tiara sudah kenal lama dengan Eve, mereka tahu saat ini Eve memiliki sebuah masalah.
"Udah lah, Lo gak usah menyembunyikan sesuatu dari kita." ucap Nadia.
"Kaya kita kenal kemarin aja." sahut Tiara.
"Gue gak papa kok..Hikss.." Ucap Eve yang akhirnya tidak bisa menutupi kesedihannya lagi, perasaannya terasa sangat hancur.
"Tuh kan..." Tiara dan Nadia langsung memeluk Eve, mereka pun ikut menangis.
Setelah beberapa menit menangis dalam pelukan kedua sahabatnya, Eve pun menceritakan semuanya pada kedua sahabatnya. Tapi, Eve tidak menceritakan kalau dirinya akan di jodohkan dengan Joe. Dia menyembunyikan hal itu pada keduanya. Mungkin nanti ia akan memberitahu mereka, pikir Eve.
Kringggg..
Bel pun sudah berbunyi, seluruh siswa siswi berhamburan masuk ke dalam kelas. Ada yang baru datang, dia segera berlari dari gerbang menuju ke kelasnya sekencang mungkin sebelum anggota OSIS berjalan.
Kelas Eve adalah kelas IPA. Jadi, mereka sudah duduk rapi di meja masing-masing dengan tumpukan buku di atas meja. Benar benar terlihat seperti kelas kutu buku yang suka belajar.
Namun, sebenarnya mereka tidak terlalu seperti yang sering ada di pikiran orang orang soal anak IPA. Rajin, cupu, tidak suka Hura Hura, membosankan.
Justru malah kelas mereka sangat asik dan kompak. Hanya saja mereka tidak suka bermain saat belajar. Perbedaan waktu di kelas Eve sangat terlihat.
Waktu belajar dan bermain.
(Menurut kalian anak IPA itu seperti apa? tulis di komentar yah)
Tak berapa lama, seorang guru cantik memasuki kelas mereka. Secara kompak semua siswa langsung memberi salam dengan di pandu oleh ketua kelas.
"Selamat pagi Bu"
"Pagi" balas Bu guru Jenita.
Mereka kembali duduk dengan rapi, bersiap menerima pelajaran dari sang guru.
"Sebelum kita belajar, ibu mau memperkenalkan sama kalian seseorang yang akan menjadi bagian dari kelas ini." Ucap bi Jenita.
Sontak seluruh pandangan mereka tertuju pada pintu kelas. Menunggu seseorang yang akan masuk seperti yang Bu Jenita katakan.
"Siapa Bu?" tanya salah satu siswa.
Bu Jenita tersenyum, lalu memanggil seseorang itu agar segera masuk.
"Ayo masuk"
Ga tega ma Eve.. Kemanalaaa arah hubungan Joe da Eve ini? 😔😔😔😔😔