Usia yang sudah memasuki 33 tahun, membuat tuan muda Anderson merasa frustasi karena tekanan orang tuanya untuk segera menikah. Ditambah dengan semua adiknya sudah berumah tangga, hal itu membuatnya semakin tertekan.
Namun, pertemuan tidak sengaja dengan seorang perempuan muda yang ceria dan menarik, membuat Tuan muda terpesona.
Apakah akhirnya dia akan segera menemukan pendamping hidup dan terhindar dari tekanan kedua orangtuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Memang kita mau kemana sih by? Kok pakai ngundang MUA rna hair stylist segala." tanya Sofia, sore ini suaminya pulang sudah dengan membawa orang-orang tersebut tanpa ada pemberitahuan lebih dahulu pada Sofia selaku istrinya.
"Aku dapat undangan dari salah satu kolega bisnis aku yank." jawab Axel.
"Kok gak bilang dari tadi by? Kan kesananya kayak mendadak." kata Sofia yang menyisipkan layangan protes di perkataannya.
"Aku juga baru tau yank." sahut Axel.
Undangan itu sebenarnya sudah datang beberapa hari yang lalu, namun karena Axel tak ada otomatis Noel yang terima dan pria itu lupa kalau saja tak ada email yang meminta konfirmasi akan kedatangan Axel.
Untung saja Sofia sudah mandi, dari tingal bersiap saja. Dan untungnya lagi di lemari yang ada di walk in closet ada beberapa gaun baru yang khusus di belikan bunda Meyva untuknya.
Sambil menunggu Sofia di make up, Axel juga bersiap, apa lagi waktu terus berjalan dan semakin mepet.
Sebenarnya Axel malas datang ke acara-acara pesta seperti ini tapi mengingat yang punya acara adalah rekan bisnis perusahaan Ander dari sejak tampu kepemimpinan ayah Dave, jadi mau tak mau Axel pun hadir.
Tak hanya Axel dan Sofia, tapi Noel pun di ajak ikut serta dilihat dari jabatannya yang menjadi asisten Axel. Bunda Meyva dan ayah Dave pun nanti juga akan hadir di sana.
Selesai bersiap, Axel dan Sofia lansung turun kebawah yang mana di sana sudah ada Noel yang menunggu.
"Langsung berangkat." perintah Axel.
"Baik pak bos." sahut Noel.
Noel berjalan mengekor di belakang Axel dan Sofia. Tak hanya satu mobil, tapi ada dua mobil juga yang ikut serta dan berjalan di depan juga di belakang mobil yang di tumpangi Axel. Mobil yang berisikan para pengawal Axel.
"Kenapa pakai bawa mereka segala sih by." protes Sofia.
Dirinya yang semula hanya orang bisa merasa risih dengan semua ini. Pergi kemana-mana Haris diikuti oleh bodyguard bak seorang presiden saja.
"Untuk berjaga-jaga sayang." jawab Axel. "Dan kamu harus mulai membiasakan." sambungnya lagi.
"Tapi ... " kata Sofia.
"Tak ada protes sayang, bunda, Zea dan Flo juga pakai." potong Axel. "Pilihan aku kembalikan padamu sayang ... boleh keluar tapi pakai pengawal atau diam di ruang tanpa pengawal." kata Axel memberikan pilihan yang harus di pilih oleh Sofia. "Aku tak memaksa karena seperti kataku sebelumnya ... pilihan ada di tanganmu." sambungnya.
Perkataan Axel membuat wajah Sofia langsung terlihat cemberut. Pilihan Axel ini bagaikan buah simalakama untuknya.
❤️
Akhirnya Sofia dan Axel tiba di depan sebuah rumah yang bisa di bilang mewah setelah menempuh perjalan sekitar hampir empat puluh lima menit.
Dengan pasti Axel dan Sofia mulai melangkah masuk dengan tangan Sofia menggandeng tangan kekar suaminya. Kedatangan keduanya membuat semua mata tamu undangan langsung terpana akan kecantikan dan ketampanan mereka berdua, apalagi aura keduanya terlihat sangat kuat sehingga mampu membuat semua orang baik terhipnotis.
Belum juga bertemu dengan sang tuan rumah, Sofia tiba-tiba ijin pada Axel ingin pergi ke kamar mandi. Ini adalah kali pertama Sofia pergi ke acara seperti ini jadi dia merasa sedikit grogi. Ingin di temani oleh Axel atau Noel namun Sofia menolaknya.
"Siapa ini ibu? Yo si anak pembawa sial." kata Elsa yang lebih dulu melihat keberadaan Sofia.
Suaranya yang sedikit keras membuat beberapa orang yang ada di sekitar sana langsung menoleh, tak terkecuali Sofia sendiri.
"Em kelihatanya keadaan kamu cukup baik." kata ibu Eli dengan mengamati tubuh Sofia dari atas ke bawah.
"Ya tidak seperti yang anda harapkan. " sahut Sofia.
Plak
Satu tamparan lansung Sofia terima dari ibu Eli.
Kasak kusuk dari tamu yang ada di sana semakin membuat ibu Eli dan Elsa bertambah murka.
Elsa mendorong tubuh Sofia hingga Sofia terdorong ke arah dimana tempat gelas-gelas yang tersusun rapi di sana.
Kegaduhan yang terjadi cukup mampu untuk mengundang perhatian semua orang tak terkecuali yang punya acara dan juga Axel.
"Ada apa ini?" tanya si nyonya rumah.
"Ah tante, kami sedang memberi pelajaran pada pencuri makanan." jawab Elsa.
"Pencuri makanan." gumam Alda.
Tentu saja Alda ragu dengan jawaban dari Elsa, bagaimana tidak ... pesta ulangtahunnya yang di adakan di rumah bisa kecolongan dengan kedatangan seseorang seperti Sofia.
"Aku bukan pencuri makanan." kata Sofia membela dirinya.
Plak
Satu lagi tamparan Sofia dapatkan dari Elsa, bahkan sudut bibir Sofia sampai mengeluarkan darah sangking kerasnya tamparan tersebut.
Tak sampai di situ, Elsa menarik kepala Sofia hingga kepala Sofia mendongak ke arahnya.
"Elsa, kamu dan ibumu akan menyesal karena sudah melakukan semua ini padaku." kata Sofia.
"Oya benarkah ... Uh takut." respon Elsa dengan sedikit dibuat-buat.
"Elsa, siapa dia?" tanya Albert yang baru datang bersamaan ayah dan pak Pramana. Mereka bertiga baru saja dari luar sehingga baru mengetahui hal ini.
"Pencuri." jawab Elsa di barengi dengan mendorong tubuh Sofia sehingga wanita itu jatuh tersungkur di lantai di hadapan ketiga pria tersebut.
Sedangkan Axel yang tak mau ambil pusing dengan keributan yang terjadi memilih untuk duduk tenang, dengan kaki menyilang dan tangannya memegang sebuah gelas berisi minuman.
"Hentikan!" perintah Noel dengan suara yang begitu menggelegar.
Noel yang ikut penasaran tadi meminta ijin pada Axel untuk melihat apa yang terjadi.
Axel yang mendengar suara Noel langsung berdiri dan berjalan kearah sumber keributan.
Betapa kagetnya dia begitu mengetahui ada istrinya di sana yang saat ini sedang di tindas oleh seseorang.
Axel langsung mendorong tubuh Elsa saat wanita itu masih menjambak rambut Sofia. Andai tak di tangkap oleh Albert, Elsa sudah jatuh terjerembab di lantai akibat dorongan tersebut.
"Sayang, maafkan aku yang datang terlambat." ucap Axel yang membuat tuan Alexander dan istrinya Alda kaget mendengar perkataan Axel.
Memang kemarin mereka mendapatkan undangan pernikahan dari Axel. Namun karena satu dan lain hal mereka tak bisa datang menghadiri, jadi tak tau bagaimana rupa sang nyonya muda Axelo Anderson.
Axel membawa tubuh lemah Sofia kedalam gendongannya dan tiba-tiba saja Sofia menjadi tak sadarkan diri.
"Sofia." teriak bunda Meyva yang baru saja datang bersama ayah Dave. "Ax, apa yang terjadi dengan Sofia?" tanya bunda Meyva namun tak mendapatkan jawaban dari Axel.
"Noel, urus mereka berdua dan pastikan mereka mendapatkan balasan yang lebih di bandingkan dengan apa yang mereka lakukan pada istriku." perintah Axel. "Dan tuan Alexander ... kerja sama kita batal." sambung Axel.
Dia cukup kecewa dengan si tuan rumah yang telah membiarkan semua ini terjadi.