Choki Zakaria atau yang biasa dipanggil 'Jack', adalah ketua geng motor yang ditakuti di kotanya mendadak harus menikah dengan Annisa Meizani karena kesalahpahaman dari para warga.
Annisa, seorang gadis muslimah dengan niqob yang menutupi sebagian wajahnya ini harus ikhlas menerima sikap cuek Jack yang mengira wajahnya buruk rupa.
Sikap Jack berubah setelah tau wajah Annisa yang sebenarnya. Bahkan ketua Genk motor itu menjadi pria penurut dan manja di hadapan istrinya.
Akankah niat Jack untuk bertobat mulus tanpa hambatan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#34. Sesuatu Yang Tidak Disadari.
Entahlah bagaimana gambaran dari perasaan Annisa saat ini. Ia yang hanya mengenakan baju tidur tangan panjang yang sangat longgar di badannya itu, kini merasakan kehangatan dari pelukan seorang laki-laki yang terasa begitu tulus menyayanginya.
Apa yang Choki rasakan saat ini dapat tersalurkan kedalam perasaannya dengan jelas. Terlihat dari semua niat dan usaha pemuda itu untuk berubah menjadi lebih baik.
Choki juga telah banyak berkorban dan berjuang untuk dapat menjalankan perannya dengan baik.
Annisa, setelah mendengar kisah hidup Choki tentu saja semakin membuat pandangannya terhadap pemuda itu semakin lebih dalam.
Annisa tau, butuh waktu bagi Choki untuk menelaah semua kejadian yang mampir ke dalam hidup mereka. Akan tetapi, Choki dengan tekad dan keinginannya yang kuat, ia dapat menjalani perubahan dalam hidupnya ini dengan sikap berserah.
Pemuda itu nyatanya telah menemukan keyakinan dari apa yang ia pelajari melalui dirinya dan juga keseharian mereka beberapa waktu ini.
Annisa meletakkan tangannya di punggung Choki. Ikut memejamkan mata demi menyalurkan perasaan keduanya. Ia memutuskan untuk membiarkan hati yang menuntunnya menikmati kebersamaan ini.
Annisa nyatanya perlu menyingkirkan sebentar logikanya. Menghempaskan sesaat rasa takut itu. Saat ini, mereka harus saling menguatkan satu sama lain. Setidaknya kini Annisa memiliki bahu untuk berbagai keluh dan kesah.
"Annisa juga sayang, Abang Zakaria," sahut Annisa, dengan senyum yang tercipta melengkung bak bulan sabit dimalam bertabur bintang.
"Benarkah?" Choki langsung melepaskan pelukannya saat mendengar kalimat sahutan dari bibir Annisa.
"Iya,"
"Ah, masa sih. Kamu juga sayang sama aku? Aku kan gak punya apa-apa, An. Aku bahkan gak bisa apa-apa. Sementara, banyak sekali talenta yang kamu miliki," heran Choki dengan tatapan mata yang begitu dalam memandang wajah Annisa.
"Siapa bilang kamu gak punya apa-apa. Abang Zakaria memiliki sesuatu yang tidak disadari. Yaitu, semangat dan keinginan besar untuk hijrah ke jalan Allah. Itu, adalah hal paling mahal yang di miliki manusia," jawab Annisa, seraya tengah menyembunyikan debar jantungnya yang berdetak tak karuan.
Berdekatan dengan Choki seperti nyatanya membuat Annisa kalang kabut sendiri.
"Ya, cuma semangat dan tekad yang aku miliki untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Setidaknya, aku akan berusaha memantaskan diriku untuk bersamamu. Jangan sampai nanti kamu malu ketika memperkenalkan aku kepada teman maupun saudaramu," tutur Choki dengan tatapan mata yang tak bergeming dari paras ayu nan manis di hadapannya.
Bagaimana hati Annisa tidak semakin meleleh. Pemuda di hadapannya ini tidak sedang mengungkapkan sebuah kata-kata rayuan padanya, tetapi entah mengapa hati Annisa justru merasa berbunga-bunga.
"Jangan terlalu merisaukan apa yang terjadi di depan kita nanti, kecuali masa depan di akhirat. Karena masa depan kita di dunia adalah rahasia Allah. Sementara masa depan di akhirat itu adalah satu hal yang harus kita upayakan dimana yang akan menentukan hasilnya tetap Allah taala akan tetapi, kita setidaknya dapat bayangan apa yang akan kita kejar."
"Kenapa sih, An. Kalimat yang keluar dari sini selalu berat. Otak aku gak sampe tauk," Rajuk Choki seraya menunjuk bibir Annisa menggunakan jari telunjuknya.
Hingga, hadis itu tersenyum simpul dan Choki justru semakin tak mampu menahan dirinya.
Pemuda itu memajukan wajahnya perlahan sambil memperhatikan reaksi dari Annisa.
Choki justru hampir meledak tawanya ketika melihat Annisa memejamkan paksa kedua matanya.
"Dia takut apa mau sih? Kok reaksinya gitu?" bingung Choki.
Annisa yang merasa tak ada pergerakan dari Choki pun pada akhirnya membuka kedua matanya.
"A–Annisa mau masuk kamar duluan ya." Setelah mengatakan keinginannya dengan kikuk Annisa pun berlalu dengan cepat.
Huh.
Sabar Choki.
Semua pasti akan ada waktunya.
Setelah mengambil wudhu, Choki pun masuk kedalam kamar. Kedua manik matanya melihat Annisa yang sudah bergelung di dalam selimut.
Malam ini adalah hari kedua dimana ia akan tidur bersama gadis cantik yang sudah resmi menjadi istrinya.
Akan tetapi, Choki belum memiliki kesempatan untuk memiliki gadis itu sepenuhnya. Ia harus lebih dulu mendapat kepercayaan dari Annisa dan juga mendapatkan hati gadis itu.
Karena, Choki tidak mau Annisa melakukannya serta memberikan hak kepadanya karena keterpaksaan.
Choki mengusap dadanya seraya menghela napas pelan.
Malam ini ia harus kembali menahan hasratnya sampai pagi. Pagi sampai sore, sore sampai malam. Begitu seterusnya, hingga Allah menghadirkan waktu dimana Choki diijinkan untuk menikmati keindahan bidadarinya.
"Insyaallah sabar."
Baru saja hendak menutupi seluruh tubuh dengan selimut, ponsel di atas nakas bergetar.
Ada beberapa pesan yang di kirim sebagai spam oleh Rudi.
"Jangan lupa ya, Bang. Malam ini kita di tunggu Jhony yes papa untuk memanaskan arena balap," batin Choki membaca ulang pesan yang dikirim oleh salah satu kaki tangannya di Genk motor Speed.
"Bagaimana cara aku keluar dari rumah tanpa sepengetahuan, Annisa?" batin Choki dilema.
Satu sisi ia tak mau Annisa tau bahwa dirinya belum bisa meninggalkan seluruh dunia malamnya.
Apalagi, nasib Genk motor ada di tangannya. Atau nasib beberapa pemuda itu akan berakhir konyol.
Choki menanti hingga Annisa benar-benar, pulas.
Memaksa kedua matanya tetap terbuka dan terjaga hingga waktu menunjukkan tengah malam.
"Maaf, Annisa sayang. Aku tinggal sebentar ya. Insya Allah aku gakkan lama." Choki mengecup sekilas kening istrinya yang tertidur pulas itu.
Perlahan, Choki mengendap keluar dan mendorong kendaraan roda duanya hingga ke ujung gang.
Tanpa pemuda itu ketahui bahwa gadis yang ia tinggalkan diam-diam di dalam kamarnya tengah menatap belakang punggungnya dengan mata sendu.
...Bersambung ...
Jazakillah khairan author
👍👍👍👍👍
ana uhibbuki fillah untuk perempuan