NovelToon NovelToon
Menantu Ibu

Menantu Ibu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Nikah Kontrak / Mengubah Takdir
Popularitas:202.7k
Nilai: 5
Nama Author: Me Nia

Kontrak kerja Tya di pabrik garmen akan segera berakhir. Di tengah kalut karna pemasukan tak boleh surut, ia mendapat penawaran jalur pintas dari temannya sesama pegawai. Di hari yang sama pula, Tya bertemu seorang wanita paruh baya yang tampak depresi, seperti akan bunuh diri. Ia lakukan pendekatan hingga berhasil diajak bicara dan saling berkenalan. Siapa sangka itu menjadi awal pilihan perubahan nasib. Di hari yang sama mendapat dua tawaran di luar kewarasan yang menguji iman.
"Tya, maukah kau jadi mantu Ibu?" tanya Ibu Suri membuyarkan lamunan Tya.
"HAH?!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 Namaku Cantya Lova

...Jika hidupmu terasa berat, gak apa-apa. Gak usah diangkat, dorong saja pelan-pelan....

...(Cantya Lova, S.T. RONG)...

...***...

Ingin sekali suara ayam jantan di kandang belakang yang berkokok setara volume sound horeg itu dibungkam. Suaranya menggetarkan jendela kamar. Tya sudah menutup kuping dengan guling. Tapi si Joko—nama ayam jago itu, dengan sombongnya memamerkan kejantanan lewat suara memekakkan. Gadis dengan rambut acak-acakan persis ciri-ciri hantu jembatan yang kini sedang ramai dibicarakan emak-emak dasteran, terduduk dengan bibir penuh umpatan.

"Ku bikin jadi opor kau Joko!"

"Kemarin udah kubilang aku lagi merah. Jangan bersuara jam empat subuh jam lima aja. Hrgghhh!"

"TYAAAA. Kau mimpi atau kesurupan?" Teriakan disertai gedoran di pintu terdengar keras.

Tarik napas dari hidung, buang napas dari mulut. Huft. Emosi pada si Joko lumayan turun. Dut! Oh, lega. Dentuman dari bawah itu diluar perkiraan, tidak diajak-ajak tapi spontanitas. Tya turun dari kasur tanpa ranjang. Segera membuka pintu saat gedoran kedua terdengar sama kerasnya seperti yang pertama.

"Astaghfirullah set....eh." Laki-laki yang menggedor pintu segera melipat bibir. Hampir saja terpeleset mengucapkan nama makhluk yang diciptakan Allah dari api. Spontanitas itu dikarenakan penampilan sang adik yang super jelek.

"Aku tahu Kakak mau bilang 'Masya Allah, cantik sekali'. Mau muji kok gengsi."

Namanya Bisma, kakak Tya satu-satunya. Sudah menikah dan memiliki satu orang putri lucu usia tiga tahun. Laki-laki itu menyentil kening Tya yang cukup membuat sang adik meringis. "Makanya...biasakan bangun tidur tuh rapihin rambut. Kalau nggak, gundulin aja biar nggak bikin orang kaget."

Tya mengerucutkan bibir. Memutar bola mata saat tawa pelan terdengar dari arah dapur. Kakak iparnya ikut mentertawakan. Bagaimana obrolan di ruang tengah merangkap ruang tamu itu tak terdengar, luas rumahnya cuma seukuran kamar utama rumah orang kaya di sinetron. Yang diam-diam Tya rajin sholawatin dalam hati sambil ngemil keripik singkong.

"Kakak antar mbakmu ke pasar dulu. Titip Nesha, titip si Joko kasih pakan."

"Iyaaaa."

"Mbak ke pasar dulu, Dek." Kakak iparnya Tya menenteng keranjang berisi jajanan pasar yang setiap hari dititipkan di toko kue. "Cucian biarin aja. Biar sama Mbak nanti sepulang dari pasar."

"Semoga habis dagangannya, Mbak." Tya tak menanggapi kalimat terakhir sang kakak ipar. Ia juga punya nurani. Mbak Susan, kakak iparnya itu bangun pukul setengah tiga dini hari setiap hari untuk membuat kue-kue jajan pasar—libur setiap hari Jumat. Dititipkan di dua toko kue di pasar. Bisma menyusul bangun pukul empat untuk mengantar. Lalu pulang mengantarkan istrinya, mulai mencari nafkah sebagai ojek online.

Tya memulai hari dengan membuka semua jendela. Membiarkan udara bersih masuk memupus berbagai aroma kue yang menjadi parfum ruangan. Mengintip sebentar ke kamar kakaknya, keponakannya masih tidur lelap memeluk boneka ulat.

Mencuci perabotan kotor dan menyapu ruangan, dilakukan Tya dengan ceria karena bekerjanya diiringi menyetel lagu India. Kegaduhan terdengar dari kandang yang ada di halaman belakang. Itu cara si Joko meminta ransum sarapan. Tya sudah paham itu.

"Joko oh Joko. Kalau kau bukan kesayangan Kak Bisma, sudah ku buat jadi opor lho. Gue aja baru minum, lo udah sarapan enak sama bubur dedak toping daun kaca piring. Mana nyeduhnya mesti pakai air panas. Manja." Tya menatap ayam jago yang kata kakaknya ganteng, posturnya gagah perkasa. Si ayam anteng mematuk sarapannya di wadah terbuat dari bilah bambu memanjang. Sepertinya sudah biasa sarapan dibarengi ceramah babu Tya.

"Tanteee!"

Tya memutar badan. Mencari sumber suara keponakannya karena di ambang pintu tak ada orang. Rupanya berada di jendela kamar sedang menempelkan wajah di kaca. Bergegas masuk ke dalam rumah lewat pintu dapur. Mengajak Nesha buru-buru ke kamar mandi. Sang keponakan jangan sampai pipis di celana.

***

Tya mematut penampilannya di cermin duduk yang terpasang di meja lipat. Kerudung hitam dan sapuan bedak serta polesan lipstiknya sih sudah rapi, tapi pikirannya masih acak-acakan. Memang hari ini tanggal gajian, tapi kontrak kerjanya tinggal sebulan di depan. Belum ada kabar dari HRD apakah dirinya akan diperpanjang kerja atau tidak. Padahal teman di satu ruangannya sudah mendapat surat perpanjangan kontrak untuk dua tahun ke depan.

Bismillah. I love Friday. Kalau hari ini nama Cantya Lova dipanggil HRD buat tanda tangan kontrak baru, berarti dapet Jumat berkah.

Tya mengepalkan tangan ke udara. Berdiri dan merapikan kemeja warna krem khas seragam pabrik garmen tempatnya bekerja.

"Dek, Mbak kan udah bilang cucian biarin aja. Ini malah udah rapi semua. Nesha juga udah dimandiin." Teguran Susan bernada tak enakan menyambut kedatangan Tya yang baru muncul dari kamar.

"Karna sempat. Kalau nggak sempat gak bakalan dikerjain, Mbak. Dari depan sampai belakang udah disapuin. Cuma belum dipel aja, Mbak."

"Iya biar sama Mbak. Mbak beli nasi kuning tuh di dapur. Sarapan dulu, Dek."

"Asiap."

Pukul tujuh, Tya sudah keluar rumah menumpang motor Bisma yang sekalian jalan menjemput penumpang. Jarak pabrik tak begitu jauh sekitar 1 km dari rumah. Dalam waktu lima menit sudah tiba di depan pabrik berbaur dengan karyawan lainnya yang baru datang—rata-rata mengendarai motor masing-masing.

"Tya!"

"Woy." Tya menghentikan langkah. Menunggu Yuni yang setengah berlari menghampirinya. Itu dia teman yang sudah pasti kontrak kerjanya diperpanjang.

"Gimana udah dapat notif harus ke ruang HRD, belum?"

"Belum. Moga hari ini."

"Tapi..."

Tya mengerutkan kening melihat Yuni ragu melanjutkan bicara. "Tapi apa?"

"Kamu gak baca di grup ya. Kemarin tuh terakhir pengumumannya. Jadi kalau kamu gak dapat notif ya wasalam."

Tya termangu. "Gitu ya. Aku cuma buka acak, gak baca detail."

"Tapi ada jalur khusus dan pasti diterima. Tapi ini rahasia. Limited edition."

Masih ada waktu 12 menit sebelum absen. Masih bisa mojok dulu di sudut gerbang. Wajah Tya yang baru saja muram berubah cerah lagi setelah mendengar Yuni menyampaikan informasi sambil berbisik. "Aku baru dengar ada jalur khusus. Kayak gimana? Nyogok orang dalam gitu?"

"Bukan. Nanti deh aku jelasin pas istirahat. Sekarang waktunya mepet. Istirahat nggak pulang, kan?"

"Nggak. aku bawa bekal. Ih, jadi gak sabar pengen tahu. Spill dikit bisa kali."

Yuni menggeleng. "Informasi ini harus disampaikan utuh nggak bisa setengah-setengah."

Tya mendesah. "Baiklah, aku minum dulu pil sabar. Masih ada tiga lagi di tas."

Yuni tergelak. Setelah menoyor bahu Tya, keduanya jalan bersama. Melakukan absensi dengan metode fingerprint lalu berbaur dengan karyawan lainnya di ruang QC (Quality Control).

Waktu istirahat benar-benar ditunggu oleh Tya. Berkali-kali melirik jam tangan mungil yang nyempil dari balik lengan kemeja kiri. Begitu penasaran ingin mendengar penjelasan Yuni tentang jalur khusus tersebut. Hingga terdengar bel berbunyi, ia menarik napas lega. Kegiatan mengamati presisi jahitan di topi pun berhenti dulu.

"Yun!" Tya menghampiri temannya yang masih duduk di kursinya. Sedang fokus melihat layar ponsel tapi kemudian ditutup dengan segera. "Ayo, Yun. Ngobrolnya di mana kita?"

"Sorry, Tya. Nggak jadi sekarang. Aku dipanggil Pak Anton. Barusan nge-chat."

"Yaahhh."

"Ntar pas pulang aja ya. Sekarang aku sekalian bilang sama Pak Anton kalau kau ada wacana mau ambil jalur khusus."

"Jangan bilang dulu. Aku harus dengar dulu syarat dan ketentuannya."

"Ya udah. Pulang kerja kita ngobrol di warung mie ayam langganan."

"Deal. Awas kalau pending lagi."

Yuni tertawa. Sudah tahu dengan tabiat Tya. Ancamannya cuma sebatas canda.

Tya berbaur dengan minoritas orang yang makan di ruang semi outdoor yang biasa dipakai tempat makan para pegawai yang tidak pulang di jam istirahat. Sepertinya sehari tanpa bergosip, dunia tak asyik. Dan tema pembahasan selalu ada saja setiap harinya. Gosip selingkuh pegawai cutting dengan staf kantor yang sekarang sedang hangat dibicarakan. Tya memilih jadi pendengar saja sambil mulut dijejali menu empat sehat lima puluh juta bayangan gaji bulan ini yang masuk ke rekening. Tapi itu mustahil. Menghayal setinggi langit boleh, tapi kewarasan harus tetap terjaga.

...*****...

Assalamu'alaikum, pembaca semua.

Selamat membaca karya Me Nia kedelapan yang lahirnya di Noveltoon. Karya baru bukan spin off. Fresh from the oven. Hihihi. Mari kita sama-sama berpetualang mengikuti kisah Menantu Ibu. Mainkan jempolnya. Ramaikan kolom komentarnya. Semoga berkenan. ♥️

1
Dhesy Echa
cium🤣🤣🤣
mamak"e wonk
suka dgn karakter tya
Wiwi Nurwiyah
jangan biling hukuman nya dicium🤭
Wiwi Nurwiyah
😄😄😄😄😄👍👍
Wiwi Nurwiyah
boleh ketawa lebar gak tya?
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Wiwi Nurwiyah
diratukan mertua ini mah ceritanya😄🤭🤭🤭
Hera Wati
selalu suka alur ceritanya thanks ka nia
Wiwi Nurwiyah
joko selalu dihati,,,,kudis aja kalah🤣
Wiwi Nurwiyah
hmmm...sombong dijadiin obat stres,,ntar kalo kontrak nya udh habis kamu yg stres karna gak bisa melupakan tya😄😄🤭
Wiwi Nurwiyah
tya kenapan,,,takut ternoda ya mata nya,,padahal kan udh sah mau dilihat juga🤭
Wiwi Nurwiyah
hati" kudis,,nnti lama lama terbiasa dgn tingkah tya dan kamu susah buat melupakan tya
Ddsyahwa
/Heart//Rose/
Wiwi Nurwiyah
🤣🤣🤣🤣🤭
Wiwi Nurwiyah
kudis alesan aja,,bilang aja terpesona saat tya sholat🤭
𝙌𝙤𝙧𝙞𝙨𝙮𝙖
sangat bagus dan menarik cerita nya😍
Teh Ai..
hukuman ny aku tyum kamuu...😄
Teti Hojanah
hhheeee lucu bingit teh pasangan ini gmesin hheee
Dicha Sagita
🤣🤣🤣🤣yang pinter siapa di sini, tya? 😄😄😄
MunaRizka
dkokop🤣🤣🤣🤣
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!