TERDAMPAR DI PONDOK JANDA PERAWAN

 Mawar berdiri di depan balai desa, ia melihat sebuah mobil mewah terparkir di halaman balai desa, mawar tersenyum tipis.

Mawar memperbaiki rambut dan bajunya dan kemudian melangkah kan kakinya.

siti mengikuti mawar dari belakang, keduanya masuk ke dalam balai desa, mawar tersenyum pada tiga orang yang bekerja di balai desa itu.

" Apa bapak ada di dalam " tanya mawar pada sekdes ( sekretaris desa ) yang duduk di meja kerjanya.

" ada mbak mawar, di dalam lagi sama mas fandi " ucap sekdes itu.

" mbak mawar mau ke kota? kok cantik banget " ucap kasi ( kepala seksi atau urusan), yang usianya masih terbilang muda, seusia dio.

" tidak mas candra, mau ketemu bapak saja, di rumah nggak ada teman, jadi kesini siapa tahu bisa bantu bapak " ucap mawar.

" oh.. silakan bapak ada di dalam " ucap candra.

mawar mengetuk pintu sebentar dan langsung membuka pintunya.

pak lurah dan dio langsung menoleh ke arah pintu dan melihat mawar yang sudah berdiri di depan pintu dengan senyum yang di buat semenarik mungkin.

mawar langsung masuk dan duduk di samping dio, pak lurah menghela nafasnya menatap putrinya, pak lurah tahu apa tujuan putrinya itu kemari.

" ada apa mawar " tanya bapaknya, pak yusuf.

" Apa Ayah butuh bantuan, mawar lihat Ayah sepertinya sibuk dengan mas fandi, mungkin mawar bisa membantu " kata mawar sambil melirik ke arah dio.

pak yusuf melihat ke arah dio, sebenarnya pak yusuf dan dio sedang membicarakan proyek penerangan, pemasangan tower internet di desa ini dan perapian jalan, pak yusuf meminta bantuan pada dio, karena pak yusuf sudah mengetahui latar belakang dio.

pada awalnya pak lurah sangat terkejut saat dio menjelaskan siapa dirinya dan bagaimana dia bisa berada di sini, pak yusuf awalnya masih belum percaya, tapi setelah dia pergi ke kota dan kemudian mencari di sebuah Internet siapa fandi sebenarnya, pak yusuf baru percaya saat melihat foto dio terpampang di situ sebagai seorang pengusaha sukses dan berasal dari keluarga yang sangat kaya raya.

Di luar ruangan siti di kerubuti sekdes, kasi ,dan kadus ( kepala dusun),

" sit, si mawar mau deketin fandi ya " kata kasi yang memang sedikit memiliki perasaan pada mawar.

" Sepertinya mawar suka sama tuh si fandi, lihat saja sekarang mawar sering sekali ke sini, biasanya kan nggak pernah " ucap sekdes.

" siapa juga yang nggak suka sama si fandi, lihatlah dia punya motor bebek baru yang bagus, keluaran terbaru lagi, dan sekarang malah membawa mobil bagus dan kinclong, wajahnya juga ganteng " ucap sang kadus.

" halah paling juga hasil muja di hutan wingit " sahut candra yang memang tidak suka dengan dio, apalagi candra tahu wanita yang di taksirnya malam menyukai dio.

" benar juga ya..darimana ia dapat uang sebanyak itu sedangkan ia tak pernah bekerja " jawab sang kadus.

siti dan yang lainnya pada mengangguk angguk.

" Apa hanifah mengikuti jejak kakek dan ayahnya ya "

" Sepertinya iya, biasanya ilmu seperti itu selalu turun temurun " ucap siti makin memperkeruh pikiran mereka.

" wah bahaya itu, bisa-bisa warga kita akan menjadi tumbal lagi seperti dulu " ucap sekdes.

" benar kita harus secepatnya mengusir si hanifah itu dari desa ini, sebelum ada korban " ucap siti dengan senyum liciknya.

" hemm...benar itu, kita usir mereka berdua " ucap candra .

siti tersenyum sinis melihat ketiga pria yang ada di dekatnya itu mulai terpancing.

" Tunggu sebentar lagi hanifah, nasibmu akan seperti kakek dan bapakmu " ucap siti dalam hati.

Di dalam ruangan dio nampak kurang nyaman saat ada mawar di sebelahnya, dio tahu apa yang sedang di lakukan mawar sekarang, dio adalah pawangnya wanita, jadi ia tahu gelagat gelagat wanita pengoda, ia tahu mawar mencoba untuk mendekatinya.

mawar semakin merapatkan tubuhnya di lengan dio, dio hanya tersenyum tipis.

" Mas fandi sedang mengerjakan pekerjaan apa dengan bapak Sepertinya serius sekali" ucap mawar dengan nada yang di buat selembut mungkin.

" tidak ada " jawab dio datar.

" pak lurah saya permisi dulu, saya mau ke rumah hanifah yang lama, untuk mengambil beberapa barang di sana "

" Apa mas fandi mau ke rumah orang tuanya hanifah " tanya mawar.

" iya " sahut fandi .

" boleh mawar bareng, mawar mau ke rumah lek umar, rumahnya dekat dengan rumahnya hanifah " ucap mawar dengan mata berbinar.

dalam hati mawar inilah saatnya ia harus mendapatkan dio.

" maaf, tidak bisa, saya tak mungkin membawa wanita lain dalam mobil hanifah, bisa di penggal kepalaku sama istriku " ucap dio sambil tersenyum tipis pada pak yusuf.

Wajah mawar langsung muram dan terlihat kesal.

" hanifah tidak akan tahu, aku janji tidak akan bicara apa-apa pada hanifah " ucap mawar, masih berusaha.

" maaf mawar, sebaiknya kamu minta pergi diantarakan candra atau yang lainnya, bukankah kamu kesini bawa motor, kenapa tak pergi dengan motormu sendiri" .

" Aku lagi..."

" sudah cukup ...fandi pergilah " ucap pak yusuf, dia tahu putrinya tak akan menyerah sampai dia mendapatkan apa yang diinginkan nya.

" mawar, bukankah kamu kesini ingin membantu bapak, sini bantu bapak untuk memeriksa data data orang yang harus dapat bantuan dari pemerintah "

" tapi pak..."

" saya pulang dulu pak lurah, terimakasih untuk izinnya, besok saya akan membawa mereka kesini " ucap dio dan langsung pergi.

mawar yang melihat dio meninggalkan tempat itu langsung buru-buru ingin menyusulnya.

" mawar berhenti..." seru pak yusuf.

" tapi pak..."

" cukup mawar, jangan ganggu hanifah " ucap pak yusuf.

" Apa maksud bapak, aku tak pernah menganggu hanifah, hanifah lah yang mengangguku, menganggu hubunganku dengan mas hafid, dan merusak pernikahanku dengan mas hafid " ucap mawar terlihat kesal.

" mawar cukup ..." teriak pak lurah, hingga terdengar ke luar ruangan yang Membuat ke empat orang yang berada ruangan lain terkejut, dan menatap dio yang melenggang pergi dengan senyum tengilnya.

*****

Reyhan merasa tubuhnya sangat dingin, ia meringkuk dan memeluk tubuhnya sendiri.

" nino hentikan..." ucap reyhan yang merasa ada yang menyentuh dan mengusap pipinya.

tak berselang lama sentuhan itu kembali ia rasakan.

" nino jangan macam-macam ya, aku tabok nanti, aku masih ngantuk no " ucap reyhan dengan mata yang masih tertutup.

tiba-tiba kaki reyhan di tarik keras hingga tubuh reyhan terseret dan seketika mata reyhan terbuka saking terkejutnya.

" nino awas ya aku hajar ..." reyhan menghentikan ucapannya, ia menoleh ke kiri dan ke kanan dan ia tak melihat nino di situ.

mata reyhan melihat sekeliling dan tiba-tiba sebuah bisikan terdengar di telinganya.

" Kamu tampan sekali...".

reyhan langsung terpaku, bulu kuduknya langsung meremang, udara dingin semakin menyelimuti ruangan itu.

" suara siapa itu, apa ini masih malam, apa hantu hantu itu masih berkeliaran, ah sialan " gumam reyhan dengan tubuh yang masih duduk membeku.

" no ...nino....sialan aku di tinggal sendirian di pondok ini, nino awas kamu akan aku bantai kamu..."

tak lama pintu belakang terdengar di buka oleh seseorang, tapi tak terdengar langkah seseorang, tubuh reyhan semakin menegang, karena ia merasa kepalanya di elus oleh sebuah tangan.

" Alamak...nih hantu kayaknya menyukaiku, matilah aku...."

#####