Demi Sebuah Kata Bakti (Kau Abaikan Anak Istri)

Yesha menyelesaikan menyiapkan makan siangnya dengan sangat cepat. Karena tidak sabar untuk bertemu Abhi. Dia harus segera membicarakan masalah pembelian rumah itu dengan Abhi agar segala berkas-berkas yang dibutuhkan segera terealisasikan.

Dengan menenteng sebuah kotak bekal makan siang, Yesha segera memasuki taksi online yang sudah dia pesan sebelumnya dan menitipkan pesan kepada Aryo agar menjemput Aksa nanti juga menyampaikan lesan kepada Lusi kalau dia ada urusan di luar. Jadi, dia tidak was-was meninggalkan Aksa dirumah bersama para pegawainya.

Tiga puluh menit perjalanan yang mereka tempuh karena hari ini macet, Jarak kantor Abhi yang biasa di tempuh hanya dengan lima belas menit harus mundur lebih lama karena macet. Yesha masuk ke dalam lobby kantor BLH milik Abhi dan mengatakan kepada resepsionis bahwa sudah buat janji dengan Abhi. Sang resepsionis pun langsung mempersilahkan Yesha untuk masuk ke dalam ruangan Abhi tampan perdebatan berarti. Karena sebelumnya Abhi sudah memberitahu kepada resepsionis kalau ada wanita bernama Yesha datang disuruh langsung masuk ke dala ruangannya.

"Assalamu'alaikum." sapa Yesha setelah mendapatkan ijin masuk dari Abhi.

"Wa'alaikumsalam." Abhi langsung mendongak dan berdiri menghampiri Yesha.

Mereka duduk di kursi tamu yang ada di ruangan itu. Yesha meletakkan bekal makan siang Abhi di atas.

"Ini makan siangnya, mas. semoga suka " ujar Yesha kepada Abhi

"Terimakasih, Yesh. Insya'Allah pasti suka. Oh iya, katanya ada yang mau dibicarakan tentang apa, ya? "

Yesha akhirnya menceritakan tentang rumah sebelah yang tiba dijual kepadanya dengan harga yang dia sanggupi. Mau tidak percaya tapi itu memang nyata.

"Mungkin ini sudah rejekiku, mas. Jadi Allah mempermudah segala urusanku. " kata Yesha di akhir dia cerita.

Abhi mengangguk mengerti.

"Ya, kalau rejeki memang nggak akan kemana Yesh. Semua sudah di atur yang Maha Kuasa. Jadi ini maksudnya gimana? "

"Aku minta tolong, mas Abhi buatkan surat jual beli dan pengalihan nama sertifikat. Ya kalau balik nama sertifikat memang lama prosesnya nggak apa-apa mas bisa nunggu. Tapi kalau surat jual beli kan bisa diatur secepatnya. Soalnya kasihan juga, orangnya pengen segera pulang lihat orang tuanya yang masih koma katanya. " pinta Yesha kepada Abhi.

"Baiklah akan aku bantu. Aku akan segera mengurus surat jual belinya sekaligus pengajuan balik namanya. Tapi yang lebih dulu surat jual belinya, gitu ya karena kita membutuhkan tanda tangan pemilik lama. "

Yesha mengangguk mengiyakan perkataam Abhi.

"Sebelum itu, kamu minta fc kk sama ktp pemilik rumah. Dari pada kamu bolak balik, kamu foto aja nanti lalu kirimkan padaku. Kamu bisa menyerahkan nya padaku besok saat mengirim bekal makan siang lagi. Mungkin besok sore sudah jadi. Jadi kita bisa langsung melakukan transaksi setelah penandatanganan surat jual beli itu. "

"Baiklah mas, aku mengerti. Maafkan aku jika terus merepotkan mas Abhi. " ujar Yesha yang sebenarnya merasa sungkan jika terusan-terusa meminta bantuan Abhi.

"Its, oke. Lagipula aku mendapatkan bayaran yang sepada kok. Aku kan melakukannya tidak gratis, Yesh." kata Abhi dengan nada bercanda agar Yesha tidak merasaa sungkan lagi.

"Sekali lagi, terimakasih mas. " Yesha terus saja meminta maaf kepada Abhi karena rasa sungkannya yang berlebihan. Tapi mau bagaimana lagi Yesha memang sangat membutuhkan bantua Abhi. Hanya Abhi yang bisa membantunya saat ini.

*

*

Lain Yesha, lain pula dengan Dika. Jika Yesha di sibukka dengan pembelkan rumah baru untuk perluasan bisnisnya. Maka beda pula dengan Dika yang di pusing kan dengan vio. Setelah memutuskan untuk menikahi Vio, kini Dika dihadapkan pada keinginan Vio tentang konsep pernikahan yang akan mereka adakan.

Sebuah pernikahan mewah di hotel bintang Lima. Yang tidak mungkin di kabulkan Dika.

"Maaf Vio, aku hanya ingin menikahi mu karena bagi yang kamu kandung itu. Jika kami ingin pernikahan mewah, maka maaf aku mundur. " kata Dika akhirnya memutuskan dengan.

"Nggak bisa gitu dong, Dik. Kamu harus tetap menikahi aku, dan kita akan melakukan pesta pernikahan yang mewah. Apa kamu tidak mau menunjukkan kepada mantan istrimu, sekaya apa istrimu yang sekarang. " Vio mencoba membujuk dan Memanas-manasi Dika.

Dika yang hampir terpancing pun ingin mengiyakan permintaan Vio, tapi kemudian dia sadar. Karenadia tidak punya uang sebanyak itu, untuk mengabulkan konsep pernikahan seperti yang di inginkan Vio.

Dika menggeleng keras, mengenyahkan pikiran ingin pamer kepada mantan istrinua itu.

"Tidak Vio, kita hanya akan menikah secara agama. Iti saja. aku nggak mau menghambur-hamburkan uang hanya untuk lamer kepada mantan istriku. Karena keperluan kita setelah menikah akan lebih banyak. Tidak hanya urusan perut saja, tapi juga urusan ranjang. " kata Dika pada akhirnya.

"Jika kamu mau menikah denganku, ayo kita lakukan secepatnya. Jika tidak, ya sudah. aku tidak akan menawarkan pernikahan padamu untuk kedua kalinya. " Putus Dika pada Akhirnya.

Dika langsung keluar dari ruangan Vio menuju ruangannya. Dia akan memberi waktu kepada vio untuk memikirkannya. Terserah dia mau menerimanya atau tidak. Yang pasti Dika sudah menawarkan pernikahan kepadanya.

Di dalam ruangannya, vio mengamuk sejadi-jadinya. Karena bukan ini yang diinginkan nya. Dia ingin moment seumur hidup sekali itu berakhir mewah, tapi apa yang dia dengar tadi? hanya sebuah pernikahan agama saja. Dalam benaknya pun tidak pernah terlintas untuk menikah hanya secara agama saja.

"Dika breng*ek." umpat Vio dari dalam ruangannya.

"Apa yang harus aku lakukan. Haruskah aku menerima pernikahan ini? " gumam Vio lirih. Dia tidak tau lagi apa yang harus dilakukan. Perutnya akan semakin membesar, dia butuh seseorang untuk mengakui anak itu sebagai ayahnya.

"Ah, sial... benar-benar sial... Baiklah Dika jika itu yang kamu inginkan, aku akan menuruti keinginanmu kali ini. " kata vio pada Akhirnya.

Dia kemudian mengirin pesan kepada Dika,

✉️ "Baiklah, kita akan menikah sesuai keinginanmu. Aku tidak mau tau pokoknya kita harus menikah dalam minggu ini. Persiapkan itu. "

Dika yang membaca pesan dari Vio tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya dia bisa menaklukkan Vio yang keras kepala itu.

"Kamu pikir kamu bisa mengaturku sesuka hati. Maaf Vio, jika kamu licik maka aku lebih licik darimu. Aku bukan pria lemah seperti yang kamu kira. " gumam Dika dengan seringaian di bibirnya.

"Aku pernah gagal menikah satu kali, maka aku akan melakukan apapun untuk kedua kalinya. Tidak akan pernah ada cinta di antara kita, seperti pernikahanku dulu. Kamu yang memaksaku bercerai dengan Yesha, sebelum aku tau perasaanku padanya. Maka terimalah pernikahan ini, pernikahan yang kau inginkan akan indah pada waktunya tidak akan pernah terjadi padamu. Karena aku masih sangat kesal padamu, Vio. Jadi jangan harap kamu akan mendapatkan apa yang yang kau inginkan. " Batin Dika dengan tersenyum penuh kemenangan dan memutar-mutar kursinya.

"Aku akan menguasai semua hartamu, vio. Hahahahaha..." Tawa Dika menggema di ruangannya. Membuat karyawannyang berada di luar saling bertanya-tanya, apa yang terjadi pada manager mereka? Waraskah dia?

Dika seseorang yang menikah hanya karena obsesi belaka, dia tidak pernah menggunakan perasaan dalam pernikahannya. Dia hanya terobsesi untuk menaikkan pamornya, menjadi kaya dan mengumpulkan banyak uang. Dia akan berfoya-foya jika dengan keluarganya sendiri tapi sangat pelit kepada istri dan keluarga istrinya. Entah, kehidupan seperti apa lagi yang akan dijalaninya setelah ini.

Bersama Vio yang memiliki sifat keras kepala yang juga ingin menang sendiri, wanita yang susah diatur. Dia hanya akan mundur, bukan untuk menyerah. Tapi sebelum melakukan serangan balik yang lebih mengerikan.

Benar-benar pasangan yang serasi, bukan? Entah pernikahan seperti apa yang akan mereka jalani setelah ini.