NovelToon NovelToon
PERJALANAN CINTA KINANTI DAN CERMIN AJAIB

PERJALANAN CINTA KINANTI DAN CERMIN AJAIB

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Wanita Karir / Pusaka Ajaib
Popularitas:24.8k
Nilai: 5
Nama Author: Amelia's Story

Kinanti, seorang gadis sederhana dari desa kecil, hidup dalam kesederhanaan bersama keluarganya. Dia bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup.

Kehidupannya yang biasa mulai berubah ketika rencana pernikahannya dengan Fabio, seorang pria kota, hancur berantakan.

Fabio, yang sebelumnya mencintai Kinanti, tergoda oleh mantan kekasihnya dan memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka. Pengkhianatan itu membuat Kinanti terluka dan merasa dirinya tidak berharga.

Suatu hari, ayah Kinanti menemukan sebuah cermin tua di bawah pohon besar saat sedang bekerja di ladang. Cermin itu dibawa pulang dan diletakkan di rumah mereka. Awalnya, keluarga Kinanti menganggapnya hanya sebagai benda tua biasa.Namun cermin itu ternyata bisa membuat Kinanti terlihat cantik dan menarik .

Kinanti akhirnya bertemu laki-laki yang ternyata merupakan pengusaha kaya yaitu pemilik pabrik tempat dia bekerja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amelia's Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Diantar Pulang Bos

Pagi itu, suasana rumah sakit yang awalnya tenang mendadak menjadi tegang saat Citra dan Ratna mendatangi ruang tunggu tempat Kinanti sedang duduk menunggu perkembangan ayahnya. Ratna melangkah dengan angkuh, sementara Citra berdiri di belakangnya, menatap Kinanti dengan pandangan tajam.

“Kinanti!” suara Ratna menggema di ruangan itu.

Kinanti yang sedang membaca Al-Quran kecil di tangannya mendongak dengan bingung. “Ada apa, Tante?” tanyanya sopan, meski dalam hatinya ia sudah merasa ada sesuatu yang tidak baik akan terjadi.

Ratna langsung menunjuk Kinanti dengan telunjuknya. “Jangan pura-pura polos! Aku tahu kau mencoba merayu Fabio. Apa kau tidak tahu dia sudah menikah dengan anakku?”

Kinanti terkejut mendengar tuduhan itu. “Tante, saya tidak pernah berniat seperti itu. Saya tidak tahu Fabio datang ke rumah sakit kemarin. Itu bukan urusan saya.”

Namun, Ratna tidak mendengarkan. "Hentikan sandiwara murahanmu, Kinanti! Fabio sudah punya istri. Jangan sampai aku harus bertindak lebih jauh hanya karena kau tidak tahu diri!”

Citra, yang sedari tadi diam, ikut menambahkan. "Benar, Kinan. Jangan lagi cari-cari alasan untuk mendekati suamiku. Hidupmu sudah cukup menyedihkan, jangan coba-coba merusak kebahagiaan orang lain."

Kata-kata itu menghujam hati Kinanti. Ia berusaha tetap tenang, meskipun air matanya sudah menggenang. “Tante, Citra, saya tidak pernah berniat mengganggu rumah tangga kalian. Fabio datang kemarin tanpa pemberitahuan, dan saya pun tidak mengundangnya. Fokus saya adalah kesehatan ayah saya. Tolong jangan salah paham.”

Namun, Ratna malah tertawa sinis. “Jangan berlagak tak bersalah! Kami tahu semua trik wanita sepertimu. Kau mencari simpati dari Fabio, ya? Membuat dia merasa kasihan dan akhirnya kembali padamu. Dasar perusak rumah tangga!”

Kinanti tidak bisa lagi menahan air matanya. Ia merasa terpojok, dipojokkan dengan tuduhan yang tidak pernah ia lakukan. “Tante, saya mohon... Saya tidak ada niat apa-apa. Tolong berhenti menghakimi saya,” suaranya bergetar.

Namun, Ratna malah semakin sinis. “Menangis saja kau! Itu memang keahlianmu, kan? Memancing simpati!”

Saat itu juga, seorang perawat mendekati mereka, merasa suasana sudah terlalu gaduh. “Maaf, ini area rumah sakit. Kami tidak bisa membiarkan keributan di sini.”

Kinanti memanfaatkan kesempatan itu untuk pergi, menyeka air matanya sambil berjalan menuju ruang ayahnya. Ia merasa hancur, tidak percaya bahwa ia harus menghadapi perlakuan seperti itu di saat ia sudah cukup tertekan dengan kondisi ayahnya.

Ratna dan Citra hanya berdiri di tempat, merasa puas telah melampiaskan kekesalan mereka, meskipun mereka tidak tahu bahwa apa yang mereka lakukan justru menambah luka yang begitu dalam di hati Kinanti.

Setelah sang ayah selesai menjalani pemeriksaan dan dipindahkan kembali ke ruang rawat, Kinanti membantu mendorong tempat tidur sang ayah bersama perawat. Ibunya berjalan di samping, memperhatikan wajah Kinanti yang terlihat lelah dan matanya sembab, seolah habis menangis.

“Kinanti, kamu kenapa? Kenapa matamu merah begitu?” tanya sang ibu dengan nada khawatir.

Kinanti tersentak, mencoba tersenyum dan mengelak. “Tidak apa-apa, Bu. Mungkin karena kurang tidur,” jawabnya, meskipun suaranya terdengar bergetar.

Namun, sang ibu mengenal putrinya lebih baik dari siapa pun. “Kinan, jangan bohong sama Ibu. Kalau ada apa-apa, bilang sama Ibu,” desaknya dengan lembut.

Setelah sang ayah ditempatkan dengan nyaman di tempat tidurnya, Kinanti akhirnya tidak bisa lagi menahan tangisnya. Ia memeluk ibunya erat, mencurahkan semua rasa sakit hati yang ia tahan.

“Ibu... tadi Bibi Ratna dan Citra datang. Mereka menuduh aku menggoda Fabio. Mereka bilang aku perusak rumah tangga…” isaknya, air matanya mengalir deras.

Sang ibu terkejut mendengar cerita itu. Wati, yang biasanya tegar, tidak bisa menahan air matanya saat mendengar bagaimana putrinya dihina. Ia mengusap punggung Kinanti, mencoba menenangkan putrinya meski hatinya ikut terluka.

“Kinanti, Ibu tahu kamu tidak seperti itu. Jangan dengarkan omongan mereka. Mereka hanya iri karena kamu jauh lebih baik dari apa yang mereka pikirkan,” kata sang ibu dengan lembut, meskipun ia sendiri merasa sangat marah dan sedih.

“Tapi, Bu… kenapa mereka harus begitu jahat? Aku tidak pernah berniat menggangu hidup mereka,” tangis Kinanti semakin deras.

Sang ibu memeluk putrinya lebih erat, mencoba memberikan kekuatan. “Kinan, sabar ya, Nak. Ini ujian untuk kita. Biarkan mereka berkata apa pun, yang penting Allah tahu kebenarannya. Kita tidak perlu membalas mereka, biar Allah yang membalas.”

Wati mengusap air mata di pipi Kinanti dan menatapnya dengan penuh kasih. “Yang penting sekarang, kita fokus pada ayahmu. Jangan biarkan mereka merusak semangatmu. Kamu sudah melakukan yang terbaik untuk keluarga kita, dan Ibu bangga padamu.”

Kinanti mengangguk pelan, mencoba menyerap kekuatan dari kata-kata ibunya. Meski hatinya masih terluka, ia tahu bahwa ia tidak sendirian. Dukungan dari ibunya memberinya semangat untuk bertahan menghadapi segala cobaan.

Seminggu berlalu, akhirnya sang ayah Kinanti diizinkan pulang dari rumah sakit. Keluarga kecil itu merasa lega, terutama adik Kinanti yang melompat kegirangan melihat sang kakak dan orangtuanya kembali bersama. Mereka perlahan berjalan menuju lobi rumah sakit, tampak bahagia meskipun lelah.

Namun, langkah Kinanti terhenti ketika ia melihat mobil Alphard hitam mengkilap terparkir di depan lobi. Sosok Zayn berdiri dengan tangan dimasukkan ke saku celananya, wajahnya tetap tenang namun karismatik seperti biasa.

“Pak Zayn?” tanya Kinanti dengan nada terkejut. “Kenapa Bapak ada di sini?”

Zayn menatapnya santai, lalu menjawab, “Saya menepati janji untuk membantu keluarga kamu sampai benar-benar selesai. Ayahmu baru keluar rumah sakit, jadi biarkan saya mengantar kalian pulang.”

Kinanti sempat menolak dengan halus. “Terima kasih, Pak Zayn, tapi kami bisa naik angkot atau motor saja. Tidak usah repot-repot.”

Namun, Zayn menggeleng dengan tegas. “Tidak perlu sungkan, Kinanti. Ini bukan soal kamu, ini untuk kenyamanan ayahmu. Jangan terlalu keras kepala.”

Kinanti menoleh pada ibunya, yang memberikan anggukan setuju. Akhirnya, demi kenyamanan sang ayah yang masih lemah, Kinanti menyerah. “Baiklah, terima kasih, Pak Zayn,” jawabnya pelan.

Selama perjalanan pulang, suasana di dalam mobil terasa canggung. Zayn lebih banyak diam, hanya sesekali menanyakan kabar sang ayah untuk mencairkan suasana. Sang ayah dan ibu Kinanti merasa sangat berterima kasih, meskipun ada rasa sungkan karena tidak bisa membalas budi baik Zayn.

Ketika mereka sampai di rumah, mobil Alphard itu langsung menarik perhatian para tetangga. Banyak mata yang mengintip dari balik tirai, dan beberapa bahkan berdiri di depan rumah, berbisik-bisik penasaran.

“Mobil siapa itu? Kok mewah sekali?” gumam salah satu tetangga.

“Jangan-jangan bos tempat Kinanti kerja,” sahut yang lain.

“Mana mungkin? Rumah mereka kan sederhana,” celetuk seorang ibu dengan nada iri.

Kinanti membantu sang ayah keluar dari mobil, sementara Zayn ikut menurunkan barang-barang mereka. Saat Zayn membuka pintu mobil, seorang tetangga memberanikan diri mendekat dan bertanya, “Ini siapa, Kinanti? Wah, mobilnya bagus sekali!”

Kinanti tersenyum canggung. “Ini Pak Zayn, bos saya,” jawabnya singkat.

Zayn hanya tersenyum tipis dan mengangguk ramah, tetapi aura dinginnya membuat para tetangga tidak berani bertanya lebih lanjut. Setelah memastikan semuanya beres, Zayn berpamitan.

“Saya pergi dulu, Kinanti. Kalau ada apa-apa, jangan ragu menghubungi saya,” ucapnya sebelum masuk ke mobil.

“Terima kasih banyak, Pak Zayn, untuk semuanya,” jawab Kinanti dengan tulus.

Setelah mobil Zayn melaju pergi, Kinanti membantu sang ayah masuk ke dalam rumah. Meskipun merasa lega bisa kembali ke rumah, Kinanti tahu cerita tentang mobil mewah itu pasti akan menjadi bahan pembicaraan tetangga selama beberapa waktu. Namun, ia memutuskan untuk tidak peduli dan fokus merawat keluarganya.

"Tidak mungkin dia ... memiliki perasaan padaku, aku hanya gadis miskin,"gumam Kinanti .

"Kau sangat cantik dan luar biasa Kinan. "Suara yang keluar dari sebuah cermin.

"Hahhhh suara itu lagi?"

1
Eva Agustina
alur ceritanya Masi monoton sich menurut saya..
Amelia story: iya ka teringat ya masukannya
total 1 replies
Anna Puspita
akhirnya unboxing juga 🤣🤪🤪 cie yang udah di publik hubungan nya
Sulfia Nuriawati
psngan parabola, g ada yg mw terbuka jd tebak²an, mw p kpn? yg bc lm² pegel bin kesel, bikin ngundang byk mslh kalo jyk gn trus
Amelia story: sabar ka, episode selanjutnya keganasan Zayn mulai terlihat ,pokoknya bakal seru
total 1 replies
LISA
Moga hubungan mereka makin dekat
Lilik Farihah
uler Keket datang...
Sumiyati S
memberi pelajaran tentang akhlak yang baik👍
Amelia story: Terimakasih ka
total 1 replies
mB€|6€D€§
cerita yg aneh... masih bisa terhubung tp tdk berhubungan,
secara logika seharusnya ada kepastian masih atw putus.
tapi anehnya masih sama2 merindukan, tp gak ada komunikasi, padahal di hp ada no kontaknya.. 😆😆😆😇😇😇
mB€|6€D€§
itu mah bukan "nada perhatian kusus" tapi kata2 sombong bin merendahkan lawan bicara, onnn...
mB€|6€D€§
walaupun sllu bingung dgn alur ceritanya (ttg kantor t4 kerja), sbg trimakasih krn ada yg dibaca tetap ta kasih hadiah.😊😇
Amelia story: terimakasih ya sudah mampir,
total 1 replies
Lilik Farihah
nah ...ini ceritanya gimana, ktnya Kinan di pindah ke kantor pusat tp kok masih kerja d pabrik cabang🤔
Amelia story: ada lanjutan nya kak dan alasannya
total 1 replies
Sulfia Nuriawati
main² dg pernikahan, lalo ms lalu blm usai jgn bina ms dpn dg pondasi yg rapuh, inti nya clup tw diri tw posisi gagah g jamin bs gagah jg menjaga rmh tgga, d sini yg kuat kinanti dg nnk parwati, kalo nnk tw hbs zayn
LISA
👍 Bahagia selalu y buat Kinan & Zayn
Amelia story
🥰🥰
LISA
Ntar lagi Kinan akan menjadi istri Zayn..
LISA
Biar tetangga mereka tidak mengganggap rendah lg pada keluarga Kinanti
LISA
👍👍 Kalau Nenek Parwati yg turun tangan..semua g ada yg berani melawan..
LISA
Luar biasa
LISA
Fabio ini ngapain msh deketin Kinan
LISA
Wah pucuk di cinta ulam tiba..ternyt Zayn cucunya nenek Lastri..wah pas deh Kinan jadi cucu menantunya Nenek Lastri
LISA
Kasihan Kinan..pasti Zayn yg nanti membantunya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!