Jiang Xia Yan merupakan putri bungsu dari seorang jenderal perang pada masa kekaisaran Ming Qi adalah wanita bodoh yang jatuh cinta dengan pangeran kedua Ming Shin yang pada akhirnya mati mengenaskan atas nama cinta.
Bukan hanya mati ditangan suaminya sendiri, Jiang Xia Yan juga menyebabkan Klan Jiang musnah ditangan Ming Shin.
Padahal Jiang Xia Yan sudah berkorban banyak untuk Ming Shin hingga bisa membuat lelaki yang sangat dicintainya itu bisa menjadi kaisar Ming setelah berhasil menggulingkam kekauasaan sang ayah.
Jiang Xia Yan mati dengan dendam yang mendalam....
Pada saat yang sama, ada seorang CEO wanita yang berhati dingin dan kejam bernama Agatha Wein yang juga mati mengenaskan ditangan sekelompok lelaki yang cintanya ditolak dengan kasar olehnya.
Agatha diberi kesempatan hidup didalam raga Jiang Xia Yan....
Mampukah Agatha bertahan hidup & membalaskan dendam Jiang Xia Yan?
Bisakah Agatha menemukan cinta dijaman kuno ini dan membuat hatinya yang dingin menjadi hangat ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAWAS DIRI
Setelah selesai membeli beberapa perlengkapan di pasar Jiang Xia Yan bersama dua pelayan pribadinya dan satu orang kusir kembali ke kediaman.
Jiang Xia Yan merasa jika hari ini dia cukup beruntung. Setelah berhasil bertemu dengan Yinhang, dia juga menemukan beberapa tanaman obat yang sudah lama ingin dia beli.
Setidaknya dengan tanaman obat tersebut dia bisa meningkatkan kemampuan yang dimilikinya secara cepat.
“ Aku harus benar – benar mempersiapkan diri karena tak tahu apa yang akan menyambutku di kuil Guandong nanti…”, batin Jiang Xia Yan bermonolog.
Meski sekarang dia sudah sampai di tingkat langit tingkat dua, tapi gadis itu tak mau lenggah karena musuhnya nanti disana juga bukan hanya bibi dan sepupunya saja.
Melainkan ada pangeran Ming Qianfan yang dia tak tahu seberapa kuat lelaki paruh baya tersebut. Untuk itu, dia harus lebih waspada lagi.
Begitu sampai di halaman kediaman, Gui Momo langsung menyambut hangat Jiang Xia Yan. Suatu pemandangan yang jarang terlihat disana.
“ Wanita tua itu pasti merencakan sesuatu hingga bersikap baik pada nona…”, batin Lin curiga.
Betul saja apa yang diduga oleh Lin, Gui Momo langsung melancarkan aksinya begitu Jiang Xia mulai melangkahkan kakinya masuk ke halaman kediaman.
“ Nona muda ketiga telah kembali, pelayan tua ini sudah menyiapkan sup akar teratai panas untuk nona….”, ucap Gui Momo dengan wajah berseri – seri.
Jiang Xia Yan yang baru saja duduk, mendengar teriakan Gui Momo langsung menoleh dan menatapnya tajam.
“ Letakkan saja diatas meja….”, ucap Jiang Xia Yan datar.
Sejak mendapatkan hukuman dari Jiang Xia Yan, pelayan tua itu tak pernah lagi menampakkan batang hidungnya lagi dihalaman keluarga pertama dan terlihat lebih banyak berada di kediaman utama.
Kali ini dia ada disini bahkan menyiapkan sup akar teratai untuknya, tentu saja Jiang Xia Yan mulai merasa waspada.
“ Ketika ayah datang, aku akan langsung memecatmu agar tak membawa keburukan disini…”, batin Jiang Xia Yan geram.
Sebenarnya dia bisa saja memecat Gui Momo sekarang juga, tapi mengingat jasa yang selama ini wanita tua itu berikan untuk keluarganya, dia akan menunggu kedatangan kedua orang tuanya sebagai wujud penghormatan.
Gui Momo meletakkan semangkuk sup akar teratai dengan hati – hati diatas meja sambil tersenyum lebar.
Saat ini dia harus bersikap baik agar rencana yang disusun oleh nyonya kedua bisa berjalan dengan lancar.
“ Nona muda ketiga, tentang perjalanan ke kuil Guandong tiga hari kedepan semua sudah pelayan tua ini siapkan. Apa nona ada hal lain yang perlu pelayan tua ini siapkan lagi ?....”, tanya Gui Momo manis.
“ Tidak diperlukan….”, ucap Jiang Xia Yan dengan nada datar dan dingin.
Melihat sikap nona muda ketiganya masih saja dingin terhadapnya, Gui Momo yang terlihat kikuk perlahan pamit undur diri.
“ Sial !!!...Lihat saja nanti !!!...apa kamu masih bersikap angkuh seperti itu kepadaku setelah kembali dari kuil….”, batin Gui Momo geram.
Gui Momo sangat berharap semua rencana yang disusun oleh nyonya keduanya bisa berjalan dengan lancar sehingga gadis angkuh tersebut bisa mendapat pelajaran agar kembali tunduk kepadanya.
Setelah Gui Momo menghilang dari pandangan, Jiang Xia Yan langsung membuang isi mangkuk yang ada dihadapannya tersebut dan menyuruh Kiew untuk membereskannya.
“ Nona muda benar – benar ingin pergi ke kuil Guandong ?....”, tanya Lin cemas.
“ Tentu saja. Aku tak akan melewatkan pertunjukan menarik ini begitu saja….”, bulu kudu Lin langsung merinding melihat nona mudanya mengeluarkan smirk devilnya.
“ Kurasa nona muda sudah menyiapkan rencana sehingga bisa tenang seperti itu….”, batin Lin sedikit lega.
Sehari sebelum keberangkatan ke kuil Guandong, Yinhang datang ke kediaman lebih cepat dari yang diharapkan.
Tentu saja hal ini cukup membantu Jiang Xia Yan yang berencana akan mengajak serta Yinhang dalam perjalanan ke kuil Guandong.
Setidaknya, pemuda tersebut bisa menjaganya jika nanti ada sesuatu hal diluar perkiraannya datang mengancam.
Tak ingin membuang waktu lagi, Jiang Xia Yan pun segera menyuruh Chyou untuk mengaturnya agar pemuda tersebut bisa segera masuk menjadi pelayan.
Dengan sedikit sogokan uang, Chyou berhasil menjadikan Yinhang penjaga pintu kediaman keluarga utama Jiang.
Chyou mengatakan jika pemuda tersebut adalah sepupu jauhnya agar tak membuat kecurigaan banyak pihak.
Jing Xia Yan pun segera menyusun semua rencana selama dia berada di kuil Guandong. Entah kenapa nyonya besar Jiang menyukai kuil yang terletak didaerah terpencil itu sebagai tempat untuk membakar dupa (berdoa).
Tentu saja hal janggal ini membuat Jiang Xia Yan mulai meningkatkan kewaspadaan dirinya. Apalagi dia bepergian dengan orang – orang licik yang akan menghalalkan segala cara untuk menyingkirkannya.
Yinhang yang mulai bertugas menjaga pintu depan kediaman, diam – diam mulai mengamati seluk beluk kediaman agar dirinya bisa lebih muda untuk menjaga nona mudanya itu.
Malam itu, waktu berjaga secara tak sengaja Yinghang mendengar Gui Momo membicarakan rencana licik yang akan mereka lakukan terhadap nona muda ketiga Jiang.
“ Aku tak menyangka mereka sekeji itu. Pantas saja nona muda memerlukanku sebagai penjaga bayangannya….”, batin Yinhang terkejut.
Begitu informasi yang didapatkannya dirasa cukup, Yinhang pun segera melesat pergi menuju kamar Jiang Xia Yan.
Jiang Xia Yan yang sedang bermeditasi merasakan aura Yinhang ada dibalik jendela kamarnya segera membuka mata.
“ Ceritakan semuanya ?....”, ucap Jiang Xia Yan to the point.
Tak ingin membuang banyak waktu, Yinhangpun menceritakan semua hal yang tadi dia dengarkan dari Gui Momo waktu tak sengaja lewat di samping kediaman keluarga kedua.
“ Cepat kembali !!!...segera lapor jika ada informasi terbaru !!!....”, perintah Jiang Xia Yan tegas.
Yinhang pun segera melesat pergi menuju pintu gerbang kediaman dan kembali berjaga agar rekannya tak curiga kepadanya.
“ Siapa dia ?...apa nona memiliki penjaga bayangan selain aku ?....”, batin Yinhang penasaran.
Yinhang yang cukup sensitive mengetahui jika diatas pohon disamping jendela kamar nona mudanya itu ada seseorang dengan ilmu lebih hebat darinya berada disana.
Tapi, melihat jika Jiang Xia Yan membiarkannya berada disana, jadi dia pikir jika lelaki tersebut juga sama seperti dirinya yang menjaga nona muda ketiga Jiang secara diam - diam.
Sementara itu didalam kamarnya, Jiang Xia Yan terlihat mulai mengatur rencana untuk membalikkan keadaan agar apa yang direncanakan oleh nyonya kedua berbalik kepada dirinya sendiri.
“ Bibi kedua ini memang tidak sabaran…”
“ Dia pikir bisa semudah itu menindas putri Jiang Shing….”
“ Kali ini, aku akan benar – benar bermain keras dengannya…”, batin Jiang Xia Yang terkekeh.
“ Dan untuk keluarga ketiga….tunggulah giliran kalian….”, batin Jiang Xia Yan menyeringai licik.
Pada awalnya Jiang Xia Yan ingin bermain pelan, tapi melihat betapa agresifnya keluarga kedua maka diapun mengikuti permainan kasar mereka.