Jangan mengharapkan aku kembali setelah kau menyakiti ku, anggaplah yang kau rasakan sekarang itu karma mu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" Woy kalian lagi ngapain. mau mesum ya." ucap rendi yang tiba-tiba datang mengganggu obrolan serius okta dan ilham, dan menuduh mereka.
" ka-kami gak ngapa-ngapain kok, cuma ngobrol biasa aja. iya kan mas, eh bentar-bentar dia siapa kamu mas, aku kok kaya ndak asing ya mas sama dia" jawab okta gugup dan mencoba mengalih kan pembicaraan.
" masa kamu lupa sama dia dek, dia kan rendi adek kelas kita dulu." jawab ilham.
" oh iya iya aku baru inget, dia yang dulu kalau berangkat di antar supir dengan mobil mewah itu kan mas." ucap okta, dan hanya itu yang okta ingat dengan rendi karna dari semua siswa atau siswi hanya rendi yang di antar dengan mobil mewah.
" iya mbak itu aku, dan sekarang mas ilham adalah kakak ku." jawab rendi.
" what serius mas dia adek kamu." ucap okta kaget.
" iya emang begitu dek kenyataannya. ayok kita masuk kedalam lanjutkan acaranya." ucap ilham mengajak mereka masuk, rendi dan okta setuju mereka bertiga kembali bergabung dengan yang lain..
" kalian bertiga dari mana sih di tungguin loh, kamu juga ilham yang punya acara malah menghilang." ucap bu laras.
" itu mah, mas ilham, sama mbak laras mau mesum di depan rumah, untung aku grebeg duluan, kalau tidak mungkin udah terjadi sesuatu yang tidak di inginkan." ucap rendi pada bu laras. dan sontak bu wati menatap anak gadisnya dengan tajam.
" kalian ini sabar kenapa, nggak lama lagi kalian pasti menikah, jadi di tahan dulu." tegur bu wati.
" bu-bukan be-begitu bu kejadiannya." ucap okta tergagap.
ilham yang melihat okta pun tidak tega, dia segera menjelaskan kejadian yang sebenarnya dan masalah pun selsai..
" oh iya gimana tentang tanggal pernikahan mereka, apa gak sebaiknya segera kita laksanakan." ucap bu laras.
" hemm gimana pak." ucap bu wati bingung menjelaskannya agar tidak menyakiti hati keluarga ilham..
" sebelumnya saya minta maaf kalau kata-kata saya akan menyinggung ilham, tapi ini juga demi masa depan anak saya.." ayah ahmad menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya dengan pelan serta melanjutkan ucapannya."
" maaf tapi kan setelah ilham pulang dari jepang ilham belum memiliki pekerjaan tetap. dan saya juga yakin jika anak saya mampu mencukupi kehidupannya sendiri, karna pekerjaan dia jauh lebih baik sebelumnya, tapi disini saya hanya takut jika nak ilham akan melalaikan kewajibannya sebagai suami yang memberi nafkah lahir nya pada okta bukan hanya sekedar nafkah batinnya, itu juga akan di pertanggung jawabkan kelak di akhirat.." ucap ayah ahmad panjang lebar. keluarga ilham pun setuju akan ucapan ayah ahmad..
" saya tahu kekhawatiran anda. anda tenang saja masalah pekerjaan ilham akan saya atur, ilham akan menggantikan posisi saya di perusahaan pusat milik saya yang ada di ibukota." jawaban pak david membuat pak amir, safira serta ilham kaget.
sama halnya dengan keluarga okta, mereka memang sudah tau jika ilham di angkat sebagai anak mereka, tapi yang tidak habis pikir mereka mempercayakan perusahaan mereka pada ilham.
karna mereka tau perusahaan pusat yang di ibukota milik pak david adalah perusahaan raksasa yang memiliki banyak cabang dan ratusan karyawan, bahkan di kota mereka sekarang juga sudah ada cabangnya..
" pah tapi aku ndak ada kemampuan di bidang itu." ucap ilham, yang merasa tidak pantas.
" tenang aja nak papah yakin kamu anak pintar, nanti ada orang kepercayaan papah yang akan membimbingmu, papah jamin tak genap sebulan kamu pasti sudah memahami semuanya.." jawab pak david meyakinkan ilham.
" jay kamu yakin dengan keputusanmu ini, apa kamu sudah bicarakan dulu pada anak dan istrimu, agar tidak ada bentrok nantinya jay.." ucap pak amir.
" bapak tenang aja aku gak tertarik sama perusahaan papah, ya walaupun ijazah s2 ku di bidang itu, tapi aku lebih tertarik menjadi seniman, melanjutkan cita-cita yang aku janjikan pada ibuku dulu." jawab rendi meyakinkan..
" kamu bisa dengar sendiri kan mir, betapa keras kepalanya dia. " ucap pak david.
" mas ilham tenang aja, nanti aku bantuin mas belajar tapi dengan syarat, mas ilham harus mengajarkan aku ilmu bela diri." ucap rendi menaik turunkan alis, mencoba mencari kesempatan dalam kesempitan.
" jadi gimana, apa kalian masih ragu sekarang." tanya bu laras, pada ayah ahmad dan bu wati.
" baiklah kami setuju." jawab bu wati.
" sebulan lagi mah, aku udah siap." jawab ilham dengan cepat dan sedikit keras, safira segera mencubit ilham. karna kakaknya itu tidak sopan..
" mas yang sopan, ini di rumah orang loh, lagian mas buru-buru amat sih, punya mas udah gatal ya." ucap safira dengan Jamblang, membuat ilham menggaruk kepala yang tidak gatal. dan mereka semua tertawa mendengar ucapan safira.
" baiklah saya setuju dengan keputusan putra saya." ucapan bu laras yang tiba-tiba itu membuat mereka kaget.
" gimana nak apa kamu sudah yakin akan menikah bulan depan." tanya ayah ahmad pada okta.
" iya aku ngikut keputusan ayah aja, aku udah siap kok kapan pun itu." jawab okta yakin.
" kalau ibu gimana." sekarang bu wati yang di tanya ayah ahmad.
" ibu terserah ayah aja, kan ayah kepala rumah tangga, jadi keputusan semua tergantung pada ayah." jawab bu wati membuat mereka semua menatap ayah ahmad, karna mereka penasaran jawaban yang akan di berikan olehnya.
ayah ahmad menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata.
" baiklah bulan depan kalian langsungkan acara pernikahan." ucap ayah ahmad.
" baiklah nanti saya akan sewa gedung di kota karna acara pesta penikahan akan di adakan di sana." ucap pak david.
" pah tolong kali ini papah dan mamah dengarkan aku, nanti saja aku yang mengadakan pesta sendiri, setelah aku bekerja dan menghasilkan uang sendiri, untuk yang di kota dan aku mau pernikahan yang sederhana saja di kota ini." ucap ilham memohon karna dia tidak merasa enak jika terus menerus merepotkan mereka.
" baiklah jika itu mau kamu, tapi kamu janji sama papah segera adakan pesta pernikahan yang mewah di kota, agar nama baik keluarga kita tetap terjaga, dan rekan bisnis papah bisa cepat mengenal kamu juga." ucap pak david, ilham pun mengangguk.
" karna sudah melewati waktu sholat dzuhur. kita pamit undur diri." ucap bu laras.
" Ya Allah aku lupa ini." ucap ilham dengan mengeluarkan cincin dari dalam jasnya. keluarga ilham menepuk tangan mereka kejidad dengan kompak.
okta dengan senang hati mengulurkan tangannya, saat ilham akan memakaikan cincin pada jari manis okta.
akhirnya keluarga pamit undur diri dan mereka memutuskan mampir ke mushola untuk melakukan sholat berjama'ah yang hanya ada kelurga ilham karna sekarang sudah lewat waktu dzuhur, dengan pak amir yang menjadi imam mereka.
setelah melaksanakan sholat rencana mereka akan mengunjungi makam almarhumah ibu ilham, dan melanjutkan berjalan-jalan ke mall.
Bersambung..