Nana syaira
gadis cupu yang ingin segera menyelesaikan sekolah menengah nya agar tak selalu jadi bahan olokan siswa lain dan segera menggapai cita citanya untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik.
Kendra Aditama
Siswa populer namun memiliki kepribadian yang dingin bahkan sulit untuk diajak berkomunikasi selain dengan orang orang terdekatnya.
Apa jadinya jika takdir membuat mereka saling terhubung?
Yuk ikuti cerita pertamaku disini 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vennyrosmalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Nana menangis sesenggukan di kamarnya setelah membaca surat yang kendra tulis untuknya. Nana tidak marah pada kendra, nana hanya menyayangkan keputusan yang kendra ambil dengan memutuskan untuk pergi dari hidup nana.
Kendra pergi tanpa beŕtanya bagaimana keinginan nana terhadap hubungan mereka, padahal kendra sudah tahu persis bagaimana perasaan nana padanya.
Sekarang aku harus apa?" ucap nana dalam hati.
Nana terus membaca ulang kalimat yang mengatakan kalau kendra akan selalu mencintai dirinya.
Kendra juga pasti merasakan sakit karena harus merelakan cintanya demi memastikan kehidupan nana selalu baik-baik saja.
Tok..tok..tok
Mina datang dan masuk ke kamar nana setelah mengetuk pintu kamarnya. Mina khawatir karena nana langsung pulang dari perusahaan setelah tahu kalau kendra sudah kembali ke indonesia.
Pandangan yang pertama kali dilihat mina adalah nana yang duduk di bawah tepian ranjangnya sambil menenggelamkan wajah pada kedua lututnya.
Kamu tidak apa-apa sya?" tanya mina pelan dan duduk disamping nana.
Nana hanya menganggukan kepalanya dan masih terdengar isakan tangis nana dalam keterdiamannya. Mina memeluk nana untuk membantu menenangkan sahabatnya ini.
Apa yang harus aku lakukan mina?" tanya nana.
Kini mereka sudah duduk berdampingan di sofa. Mina sengaja mengajak nana keluar dari kamar agar nana tidak terus berlarut dalam kesedihan.
Kendra bilang akan selalu mencintaiku, tapi kenapa dia memilih untuk meninggalkan aku." ungkap nana lagi.
Mungkin kejadian saat kamu di sekap kemarin oleh richard membuatnya merasa bersalah sya." jelas mina.
Tapi kenapa dia harus pergi mina?" sesal nana.
Kendra juga pasti berat meninggalkanmu, tapi mungkin dia berfikir ini yang terbaik untuk kamu." jelas mina lagi.
Entahlah." jawab nana.
Apa kamu juga mencintai kendra sya?" tanya mina.
Sebelum dia pergi aku sudah mengungkapkan perasaanku mina. Aku fikir setelah mengatakannya akan menjadi awal yang baik untuk kami, tapi.." nana tidak melanjutkan perkataannya karena kembali menangis.
Sudah, yang terpenting kendra juga tahu isi hati kamu yang sebenarnya. Kalau kalian berjodoh, aku yakin akan ada jalan untuk mempertemukan kalian kembali." mina mencoba menenangkan dan meyakinkan nana agar sahabatnya tidak menyerah begitu saja.
Kendra dan aldo akan pergi meninjau lokasi perluasan mall taman mawar yang akan segera di laksanakan pengerjaannya.
Kamu bilang sekarang yang bertanggung jawab dengan mall itu anak dari pak adam?" tanya kendra pada aldo yang sedang mengemudikan mobil.
Iya, pak adam hanya akan mengawasi saja kinerja anaknya." jawab aldo.
Saat mereka sedang berbincang, terdengar dering ponsel milik aldo. Menyadari hal itu aldo hanya melihat sekilas ponselnya dan kembali meletakkan ponsel tersebut tanpa berniat untuk menjawab panggilan itu.
Dari tadi ponselmu berbunyi, kalau penting kita menepi dulu saja al." ucap kendra
Tidak perlu, nanti saja kalau kita sudah sampai aku akan menghubungi kembali." jawab aldo.
Kendra hanya mengangguk saja, dia kembali menyibukkan diri dengan ponselnya.
Saat melihat galeri di ponselnya dan menampilkan foto nana disana, pikirannya kembali teringat pada wanita yang sudah ditinggalkannya tanpa pesan apapun.
Kendra juga membaca setiap pesan masuk yang dikirim nana padanya, namun tidak berniat untuk membalas pesan itu.
Kendra takut tidak bisa menahan diri jika masih berkomunikasi dengan nana.
Terlalu larut dalam lamunan nana, kendra sampai tidak menyadari kalau mereka sudah sampai di lokasi tujuan.
Ken, kendra." tegur aldo sambil memukul lengan kendra.
Astaga al, ada apa?" bentak kendra refleks.
Sorry, lagian di panggil-panggil kamu diam saja. Kita sudah sampai nih, ayo turun." ucap aldo.
Ini adalah kali pertama pertemuan riska dengan CEO perusahaan KA company. Riska yang tadinya terpesona dengan ketampanan aldo, kini berpindah haluan saat melihat pesona kendra yang lebih tampan dari aldo menurutnya. Apalagi posisi kendra sebagai pemilik perusahaan semakin menambah nilai plus di mata riska.
Tuan kendra terimakasih sudah menyetujui proyek perluasan mall ini." ungkap riska dengan suara yang dibuat lemah lembut.
Hmm, ini karena kerja sama antara KA company dengan pak adam sudah terjalin dengan baik." jawab kendra.
Mereka meninjau juga membahas apa saja yang berkaitan dengan pembangunan tersebut. Riska semakin dibuat kagum dengan sosok kendra yang menurutnya sangat cekatan dalam menangani pekerjaannya.
Setelah selesai, seperti biasa riska belum mau mengakhiri pertemuan mereka. Riska mengajak untuk makan siang bersama. Aldo sempat menolak karena jenita sudah mewanti-wantinya untuk segera pulang jika sudah selesai dengan urusannya.
Namun karena kendra menghargai anak dari klien nya maka kendra menerima tawaran makan siang tersebut. Otomatis aldo juga harus mengikuti kendra.
Saat sudah sampai di restoran, kendra kembali mendengar ponsel aldo berdering.
Al, angkat saja dulu teleponmu." titah kendra.
Aldo pun berdiri dan menepi sedikit menjauh dari meja tempat mereka makan.
Halo." ucap aldo
.....
Iya maaf tadi aku sibuk jadi hanya mengirim pesan." jawab aldo.
.....
Ya aku harus menemani kendra makan siang juga.
.....
Ya ampun jen tidak perlu video call segala." aldo terlihat bingung ketika jenita mengubah panggilan itu menjadi video call.
Kendra yang melihat aldo masih berbincang padahal makanan mereka sudah datang, segera saja kendra menyusul aldo.
Al." tegur kendra .
Aldo berbalik dengan layar ponsel yang masih menyala, bahkan kendra bisa melihat seseorang yang dia kenal di layar ponsel milik aldo.
Al, berikan ponselnya pada kendra." ucap jenita yang juga bisa melihat wajah kendra disana.
Terpaksa aldo memberikan ponselnya pada kendra, awalnya kendra sempat menolak tapi aldo memaksanya.
Ken, kalian sedang makan siang dengan wanita bernama riska itu?" tanya jenita saat kendra sudah menghadapkan ponsel pada wajahnya.
Kendra melirik sekilas pada aldo, yang di lirik hanya menghela nafas kasar sambil menganggukan kepala tanda agar kendra mengiyakan pertanyaan jenita.
Iya, memang ada apa?" kendra berfikir apa jenita cemburu buta tidak jelas lagi dan memarahi aldo.
Dengar ken, tolong jauhkan aldo dari ulat berbulu itu. Oh iya kamu juga jangan tertipu dengan wanita penuh muslihat itu faham." cecar jenita dan dia pun langsung menutup panggilan tersebut tanpa menunggu jawaban dari kendra.
Kendra semakin bingung saja dengan hal itu. Apa yang di maksud jenita untuk memintanya menjauhkan aldo dari riska. Aldo yang mengetahui kebingungan kendra hanya menghela nafas kasar.
Sudah ken ayo kita makan dulu. Nanti akan aku jelaskan masalah jenita ini." ajak aldo.
Riska sedikit kesal karena kedua lelaki itu terlihat cuek padanya. Riska berharap kendra tidak seperti aldo yang sudah memiliki kekasih hati.
Kalaupun kendra sudah memiliki kekasih, riska akan tetap berusaha merebut perhatian kendra selama dia belum mempunyai ikatan pernikahan dengan wanita manapun.
Maaf menunggu." ucap aldo.
Iya tidak apa-apa. Ayo ken kita makan." ajak riska dengan senyum yang dibuat semanis mungkin.
Tapi justru kendra sedikit risih saat riska memanggilnya dengan sebutan nama langsung, seolah mereka adalah teman dekat yang sudah lama mengenal.
Ken, terimakasih sudah menyempatkan untuk menemani makan siang." ucap riska.
Iya sama-sama." jawab kendra singkat.
Ah iya ken, kalau aku ingin membahas proyek ini aku bisa kan menghubungi kamu secara pribadi?" tanya riska.
Kamu bisa menghubungi aldo untuk masalah itu." jawab kendra seperti menolak berinteraksi secara pribadi.
Tentu riska kecewa mendengarnya, tapi dia mencoba untuk meredam hal itu dengan tetap menunjukkan senyumnya pada kendra.
Baiklah, tapi aku boleh minta nomor ponsel mu kan untuk keadaan urgent. Please." riska masih terus berusaha dengan sedikit merengek.
Kendra yang malas berdebat pun terpaksa memberikan kartu namanya pada riska. Kendra hanya berfikir karena riska juga rekan bisnisnya saat ini.
Lihat saja aku pasti akan mendapatkanmu." batin riska.
...****************...
Teman-teman jangan lupa like dan komen nya ya🥰 terima kasih