BACA NYA PELAN-PELAN, MAACIHH.
Su Luxie memutuskan untuk bunuh diri menggantung lehernya dengan sebuah selendang setelah sang tunangan mengakhiri hubungan mereka dan lebih memilih untuk bersama sepupunya, Su Manman.
Setelah kematian nya, dokter yang bodoh dan juga jelek sepertinya itu hidup kembali dan berubah 100% dari dirinya yang sebelumnya.
Rupanya ada sebuah jiwa yang berasal dari abad 22 masuk kedalam tubuh Su Luxie akibat mengalami kecelaan pesawat.
Apa saja yang bisa dilakukan oleh jiwa baru itu? Apakah dia akan membalas dendam atas perbuatan Su Manman yang sudah merebut tunangannya?
"Aku adalah Medical Spirit, apapun bisa ku lakukan dengan kemampuan ku ini!"
"Menjadi kaya adalah target utamaku. Bersiap-siap lah menghadapi dokter hantu ini."
Yuk baca ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 34 : Terintimidasi
"Disini adalah tempat yang menjadi sebuah sejarah bagi akademik angin. Gedung ini adalah gedung yang sudah berdiri semenjak akademik angin di dirikan pertama kali," Kata gadis imut itu menunjuk pada sebuah gedung yang berada disisi samping kanan mereka.
"Disana juga. Kau bisa lihat taman itu? Taman itu adalah hasil karya kepala besar pertama diakademi Angin kami. Beliau adalah seorang maha karya yang sangat jenius." Lanjutnya dengan menunjuk pada taman yang terletak disisi kiri mereka.
Su Luxie dan yang lainnya hanya bisa mengangguk tanpa mau banyak bicara. Mereka terus mengikuti langkah gadis imut itu menuju sebuah jalan yang menghubungkan langsung pada sebuah rumah kaca.
"Nah, kita sudah sampai." Ujar gadis imut itu sambil tersenyum, mengarahkan Su Luxie pada sebuah meja bundar yang berisikan bertumpuk-tumpuk buku diatasnya.
Disana juga terlihat seorang pria paruh baya berkaca mata dengan rambut yang sudah memutih. Aura pria itu terlihat begitu positif dan sebuah wibawa yang elegan.
Dia membaca buku sambil duduk santai ditengah-tengah rimbunan bunga yang bewarna warni.
"Terima kasih atas bantuannya." Kata Su Luxie dengan senyuman indah menyapa pada gadis didepannya. Lalu dia pergi untuk menghampiri guru Lim.
Gadis itu terpana sejenak, kemudian dia berkata "Sa, sama-sama." Jawab nya terbata akan tetapi mulai tersenyum manis kembali.
"Gadis ini seharusnya seumuran dengan ku, kan? Tapi... dia bahkan terlihat sangat luar biasa diumurnya yang sekarang." Benak gadis imut itu menatap punggung Su Luxie dengan pandangan yang kagum.
Su Luxie beserta yang lainnya berjalan menuju pada guru Lim yang masih tidak sadar akan kehadiran mereka.
Su Luxie tersenyum sambil menatap pada buku-buku yang menumpuk.
"Ternyata kau adalah penggemar buku, ya." Ujar Su Luxie.
Sontak guru Lim menoleh pada arah suara yang mengejutkan dirinya. Disanalah dia mulai terkejut dan mendadak berdiri sambil melihat pada Su Luxie.
"N, nona...? Kau sudah datang? Ta, tapi mengapa kau tidak memberi tahu terlebih dulu padaku." Ujar Guru Lim terlihat antusias dengan kedatangan Su Luxie keakademik angin.
"Aku sengaja, agar aku bisa melihat wajah mu yang seperti ini." Ejek Su Luxie dengan kekehannya itu.
Mereka saling tergelak dalam tawa sehingga melupakan orang-orang yang ada disekitar mereka. Bahkan Su Tiao dan Su An'yang hanya bisa saling melihat satu sama lain.
Tapi tidak lama dari itu, Guru Lim tidak sengaja mengarahkan pandangan kepada Su An'yang dan Su Tiao.
Setelah melihat itu, dirinya kembali mengalihkan pandangan kepada Su Luxie seolah sedang bertanya "siapa mereka?"
Seakan-akan sudah tahu apa yang sedang dipikirkan guru Lim, Su Luxie dengan segera merangkul ibu dan juga kakaknya.
"Yah. Seperti yang aku jelaskan padamu, aku memiliki dua keluarga yang sangat aku sayangi. Dia adalah ibuku dan ini adalah kakak ku yang telah guru Lim rekomendasi kan kepada kepala besar akademik." Kata Su Luxie mulai memperkenalkan ibu dan kakaknya pada guru Lim.
"Senang bisa bertemu denganmu, aku Su An'yang." Ujar Su An'yang menunduk sedikit, memberi salam pada guru Lim agar terlihat sopan.
"Sebuah kehormatan bisa bertemu guru Lim, aku Su Tiao Tie." Lanjut Su Tiao, mulai memperkenalkan diri.
Guru Lim terdiam sejenak karena tidak menduga jika Su Luxie akan membawa sang ibu ikut keakademik angin. Guru Lim bertindak seperti salah tingkah dan kemudian membungkuk dengan cepat.
"Sa, salam untuk mu, nyonya. Aku tidak menyangka kau ikut kedalam perjalanan yang panjang ini." Kata guru Lim tergesa-gesa dan bersikap begitu sopan terhadap Su An'yang.
"!"
"A, apa yang kau lakukan? Kau tidak perlu sesopan itu padaku." Su An'yang terlihat tidak nyaman dengan perlakuan sopan guru Lim padanya.
"Tidak masalah, nyonya. Hal ini sudah seharusnya dilakukan." Jawab guru Lim dengan cengir kudanya.
Keadaan menjadi awkward karena ketidakbiasaan pada Masing-masing orang.
Namun, Su Luxie mulai menyadari jika ibunya memang tidak nyaman dengan perlakuan sopan dari orang asing. Su An'yang bahkan terlihat gelisah dengan sebuah perasaan yang tidak enak hati.
Dan disisi lain, Guru Lim terlihat merasa bersalah karena telah membuat Su An'yang merasa tidak nyaman untuk pertemuan pertama kali mereka.
Su Luxie yang sudah menyadari itu berinisiatif untuk mulai membuka obrolan.
"Wah bagaimana jika kita lihat-lihat pemandangan yang ada disini? Guru Lim, bisakah guru menemani kakak dan ibuku melihat pemandangan akademi angin? Aku rasa ibu sangat antusias dengan ini, iyakan ibu?" Kata Su Luxie.
Su An'yang tersenyum dan kemudian mengangguk "Boleh, ibu akan sangat senang." Ujarnya antusias.
"Baiklah, mari kita lihat-lihat pada gedung akademik angin. Disana memiliki pemandangan menarik yang bisa kita lihat." Sahut guru Lim, ikut antusias menunjukkan semua yang menarik diakademi angin tersebut.
Mereka bertiga akhirnya berjalan keluar dari rumah kaca itu. Sedangkan Su Luxie, dia hanya bisa melihat dari belakang dengan ditemani Merlyn yang masih saja diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Merlyn," Panggil Su Luxie.
"Iya, nona?" Jawab Merlyn.
"Aku tidak tahu apakah ini hanya perasaanku, tapi... aku bisa merasakan dengan jelas sebuah aura yang sangat familiar untukku." Ujar Su Luxie pelan dengan setiap kata yang penuh akan tekanan.
"Nona? Kau tidak apa-apa, kan?" Tanya Merlyn begitu melihat kondisi Su Luxie yang terlihat tidak baik.
"Yah, tidak salah lagi! Aura yang sangat negatif ini adalah milik putra mahkota. A, aku telah terintimidasi oleh aura negatif ini." Ujar Su Luxie mulai merasakan jika napasnya menjadi sesak.
"Putra mahkota? Disini?" Merlyn membola saat mengetahui jika putra mahkota berada disekitar mereka.
Tidak! Putra mahkota yang seharusnya menjauh dari Su Luxie malah berada ditempat yang sama dengan Su Luxie?!
Jelas-jelas ini adalah kondisi yang sangat berbahaya bagi kesehatan Su Luxie. Aura negatif putra mahkota selalu saja menggerogoti mana positif milik Su Luxie, sehingga aura negatif terus saja masuk kedalam Su Luxie dan membangkitkan semua gift-gift yang terkubur cukup lama pada dirinya.
Seharusnya itu adalah sebuah kabar yang baik, dengan memiliki banyak sekali keahlian-keahlian baru yang hebat.
Namun, kenyataannya itu sama saja seperti sebuah racun yang bisa saja menghancurkn Su Luxie menjadi berkeping-keping.
Tidak diketahu pasti apa penyebabnya, sehingga Su Luxie selalu saja menghindari istana pada saat dia mulai menyadari masalah ini.
Putra mahkota bahkan sudah menjadi duri yang sangat berbahaya dan harus dihindari oleh Su Luxie.
Tentunya hal ini belum diketahui oleh pihak kerajaan termasuk putra mahkota itu sendiri. Karena Su Luxie bahkan begitu terlambat menyadari kebenaran itu.
Sekarang, kondisi Su Luxie terlihat memburuk dengan peluh yang membasahi keningnya.
"Merlyn, kita pergi sekarang." Kata Su Luxie dengan napas terengah-engah
"Ba, baik." Jawab Merlyn shock melihat kondisi Su Luxie.
^^^To be Continued_^^^