Nadia melihat secara langsung perselingkuhan sang suami. Dan di antara keterpurukannya, dia tetap coba untuk berpikir waras.
Sebelum mengajukan gugatan cerai, Nadia mengambil semua haknya, harta dan anak semata wayangnya, Zayn.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayo Menikah by Erma _roviko
Rekomendasi author, jangan lupa mampir ya ...
Judul : Ayo Menikah
by : Erma _roviko
Bab 1.
Tetesan air mata terus mengalir membasahi kedua pipi, hati yang berkecamuk seakan di tikam belati membawa tubuhnya jatuh ke lubang sedalam-dalamnya. Seorang wanita menangis melihat apa yang terjadi, sangat nyata di hadapan mata.
Naura mengepalkan tangan dengan sangat erat, melihat dua orang yang sedang bercumbu.
"Amar berselingkuh dengan sahabatku sendiri?" batinnya seraya menutup mulut menggunakan kedua tangan. Tak bisa menggambarkan suasana hatinya saat ini, pernikahan yang akan terjadi tiga hari lagi malah melihat momen panas di hotel yang tak sengaja didatanginya.
Naura memutuskan untuk pergi dari sana setelah menutup pintu yang dengan ceroboh tidak dikunci oleh dua sejoli yang tengah bercocok tanam.
"Apa kamu sudah percaya sekarang?" celetuk seorang pria yang menghentikan langkah Naura.
Naura menoleh, menatap wajah tampan dari calon adik ipar. "Hem, aku sudah melihat segalanya." Ucapnya seraya menyeka air mata dan berusaha tetap tegar.
"Aku sudah memperlihatkan segalanya padamu, mengenai kebenaran dari Amar dan juga tabiat buruknya. Apa kamu masih ingin melanjutkan pernikahan konyol itu?" Arya tersenyum seakan ingin memberikan pilihan kedua.
"Apa maumu?" ketus Naura yang menatap tajam pada Arya, calon adik iparnya. Melihat suasana kiri dan kanan, tak ingin ada orang lain yang mengenali mereka dan bisa merusak citra keduanya.
"Ikuti aku!" Arya berjalan lebih dulu, sedangkan Naura yang sedikit ragu terpaksa mengikuti pria itu yang selalu saja memberikannya tawaran.
Keduanya berada dalam mobil hitam, saling menatap dengan pikiran masing-masing.
"Aku punya tawaran menarik untukmu!" Arya memberikan sebuah berkas yang berisi perjanjian pranikah, membuat dahi Naura berkerut.
"Perjanjian pranikah? Apa maksudmu memberikan ini?"
"Apa kau masih berniat melanjutkan pernikahan dengan Amar atau tidak?"
"Sudah aku katakan sebelumnya, aku tak ingin berurusan denganmu. Apa pedulimu mengenai urusanku? Ini tidak akan berpengaruh apapun padaku." Naura memang tak berniat untuk melanjutkan pernikahan yang akan diadakan tiga hari lagi, tapi dia juga tak ingin menikah kontrak dengan Arya.
"Eits, kamu mau kemana?" Arya tersenyum tipis sambil memegang tangan Naura menghalangi niat wanita itu untuk keluar dari mobilnya.
"Aku tidak tertarik berurusan dengan Amar maupun dirimu, lepaskan aku!" tegas Naura yang menatap pria itu tajam.
"Ini tawaran yang sangat menarik, apa kau tahu? Amar memang mencintaimu, tapi kebiasaannya yang ingin berhubungan dengan banyak wanita tidak akan terlepas begitu saja. Coba saja kau pikirkan, menikah denganku akan membawa dampak yang sangat baik untuk kita berdua bagai simbiosis mutualisme, saling menguntungkan."
Naura mulai memikirkan rencana Arya yang ingin memberikannya tawaran gang begitu menarik, dengan membatalkan pernikahan dengan Amar dan menikahi calon adik iparnya sendiri, maka rasa sakit di hatinya segera terbalaskan dengan tuntas.
"Berapa lama pernikahan kontrak berlangsung?"
"Tidak lama, hanya satu tahun saja. Kita mempunyai musuh yang sama, bukankah sesama musuh bisa jadi sekutu untuk memperkuat kekuatan?"
"Hem." Naura langsung mengambil berkas perjanjian pranikah kontrak yang akan di jalaninya satu tahun, tanpa membaca isi surat kontrak secara menyeluruh. Dia menyerahkan berkas itu dan memberikan kepada Arya yang sedari tadi tersenyum dengan sikapnya diselimuti dendam, amarah, dan rasa sakit di hati akibat dikhianati.
"Apa kau tak ingin membaca isi perjanjian pernikahan kontrak?" Arya seakan memberikan wanita itu kesempatan untuk merubah keyakinan, tetapi Naura menggelengkan kepala dan keluar dari dalam mobil hitam.
Arya melihat kepergian wanita cantik itu dan tersenyum, tanda tangan di perjanjian pernikahan mereka. Setelah puas, dia mulai mengemudikan mobil menjauh dari tempat itu.
"Dasar wanita." Lirihnya pelan dan menggelengkan kepala.
Bab 2. langsung kesana ...