Siang itu teringat jelas dalam benakku, dia sangat mempesona di mataku. pemuda itu sangat menarik selain tampan dia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Fatimah
Di kediaman keluarga Fatimah rumah nampak lengang di pagi hari. Namun suara teriakan perempuan paruh baya membuat ayah fatimah berlarian kearah lantai dua dengan tergopoh-gopoh. Seisi rumah dibuat riuh di pagi hari.
" Nak ... Mama mohon letakkan pisau itu jangan melakukan apapun pada dirimu. Sayangilah kami sayangku," ucap mama mengiba pada putrinya, pak yusuf yang melihat kejadian itu terduduk memohon pada putri kesayangannya sambil menggelengkan kepalanya.
" Fatimah sayang papa mohon jangan lakukan apapun nak. Jangan sakiti dirimu sendiri," ujar papa menimpali. Fatimah menangis menjadi- jadi di hadapan orang tuanya.
" Maka kembalikan izdiku jika papa mampu, Fatimah tidak sanggup mereka hidup satu atap. Wardah baru dikenal oleh izdi tapi sikap izdi seolah-olah mereka sudah lama saling mengenal !!!" teriak fatimah pada orang tuanya.
" Nak.. Mengertilah mereka sudah menikah, tidak mungkin kami memisahkan mereka tanpa alasan yang jelas," jawab mama fatimah mengiba.
" Fatimah tidak mau tahu ma, kalian yang menikahkan mereka maka kalian harus menemukan jalan keluar untukku. Aku tidak bisa hidup tanpa dia ma. Mama tahu selama ini aku berusaha keras menjadi seperti yang izdi mau, tapi saat aku sudah pada titik itu dan karena pernikahan dadakan itu semua apa yang fatimah lakukan sia-sia! Ah ... Semuanya bulsyit, banyak kemunafikan di dalamnya. Aku benci semuanya mereka semua termasuk mama menghancurkan impian fatimah sekaligus. Fatimah benci mama sama papa. Keluar sekarang ma, pa !!!" teriak fatimah tanpa melihat kedua orang tuanya yang sudah khawatir pada pisau yang di pegang oleh putrinya.
" Tidak sayang ... Jangan lakukan apapun demi Allah bunuh diri adalah dosa nak. Maafkan kami wardah adalah korban. Saat itu dia adalah bantuan kami untuk kemarahan keluarga izdi. Mengertilah nak perbuatanmu saat itu benar-benar kurang baik," jelas Papa Fatimah dengan pelan supaya putrinya itu memahami keadaannya.
" Korban???? Korban yang sangat bahagia dan menikmati. Luar biasa wardah seperti wanita ****** yang bisa mengambil hati izdi dalam satu malam," hina fatimah terhadap adiknya sendiri.
" Allahu akbar ... Fatimah jangan mengatakan apapun hal buruk tentang adikmu. Dia sudah menerima perlakuan apapun pada dirinya atas dirimu. Berterima kasihlah padanya. Karena dia kamu mendapatkan kemewahan ini seorang diri," ucap sang mama.
" Terima kasih? Tidak akan pernah. Dia sudah mencuri kebahagiaanku semenjak kecil. Sekarang keluarlah! Aku benci kalian semua, keluar!!!" Bentak Fatimah. Karena orang tuanya tak kunjung keluar akhirnya fatimah masuk kamar mandi dan menguncinya.
Di dalam kamar mandi ...
" Tidak ada gunanya hidup di dunia ini, semuanya selalu berbeda jalur. Kalian semua ingin wardah kan? Maka lupakanlah aku jika pernah hadir di kehidupan kalian. Kali ini wardah memang ditakdirkan bahagia," monolog fatimah di kamar mandi, dia tak segan-segan menggoreskan pisau di tangannya sendiri. Dia meringis kesakitan setelah dara mengucur. Air matanya mengalir seiring dengan darah yang yang keluar.
Di luar kamar mandi ...
" Ayo pa ... Cepat cari kunci cadangannya anak itu pasti nekad jangan buat dia melakukannya untuk yang kedua kalinya!" seru mama sambil menangis
" Masih dicari ma .. Ini belum ketemu," jawab papa
" Nak ... Sayangku fatimah, bicaralah nak jangan diam saja. Mama khawatir sayang, maafkan mama. Mama tidak tahu jika keadaannya seperti ini. Bicaralah nak!" seru mama
Namun fatimah menangis, tersenyum sambil menahan sakit sebelum kesadarannya hilang sambil mengatakan sesuatu dengan sangat lirih.
" Maafkan Fatimah ma, jangan lakukan apapun untuk fatimah lagi," ucapnya dengan lemah.
Fatimahpun ambruk karena darah sudah tercecer dimana- mana. tak berselang lama pintu kamar mandipun bisa dibuka. Mama yang melihat keadaan fatimah yang tidak sadar langsung berteriak.
" Fatimahhhh ... putriku! Bangunlah nak, mama mohon," mama menangis, sakit hatinya melihat keadaan fatimah dan memikirkan nasib putri bungsunya.
melelehhh akunya
terhuraaaa
gampang banget Gus iz bilang iloveyou