Roxana, sudah 8 kali dia mati dan ini adalah kehidupannya yang ke-9.
Setiap hidupnya dia pasti merasuki tubuh seorang wanita dengan berbagai posisi dan karakter. Tapi nahasnya setiap usianya mencapai 25 tahun pasti dia mati.
Pada kehidupannya kali ini pun sama, tapi kali ini dia hidup di tubuh seorang ibu yang sangat ditakuti. Bukan karena wajahnya tapi perangai dan sikapnya.
Akankan ia lagi-lagi harus mati saat usianya mencapai 25 tahun?
Atau dia akan menggunakan semua kemampuan yang pernah ia miliki untuk bisa bertahan hidup lama kali ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Duke Utara 23
Roxane meminta kepada Leoric untuk sedikit menjauh dari dirinya. Pun dengan yang lainnya. Awalnya Leoric menolak, mengingat apa yang akan dilakukan Roxane belum pernah dilakukan sebelumnya. Dan semua itu masih hanya sekedar dari hasil pemikiran Roxane.
Ini sungguh sebuah pertaruhan. Pertaruhan apalah Roxane akan berhasil atau tidak. Jika berhasil maka Roxane yakin bahwa semua monster itu akan bisa dikalahkan dan Leoric akan bisa memperbarui segel pelindung, meski membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama karena tanpa bantuan. Namun jika tidak berhasil maka mereka akan melawa monster itu hingga titik darah penghabisan.
" Semua dengarkan, ikuti apa yang aku instruksikan nanti. Jika aku bilang menyingkir maka kalian harus menyingkir sejauh mungkin."
" Semuanya ikuti perkataan istriku!"
" Baik Paduka!"
Roxane berkonsentrasi, dia mengumpulkan aliran kekuatan yang ada dalam dirinya dan mengumpulkan ke satu titik. Meskipun dulu dia merupakan kepala menara sihir dan disebut dengan penyihir agung tapi sekarang ini berbeda. Roxane pada kehidupannya yang sekarang juga sama sekali belum melatih kemampuan sihirnya.
" Aku mohon, aku mohon bisa," ucap Roxane dengan penuh kesungguhan. Dia bahkan sudah berpasrah jika dirinya akan mati kali ini. Tapi meskipun begitu dia juga tidak ingin. Dia masih menginginkan kehidupan Roxane yang panjang di kehidupannya yang kesembilan. Ia masih ingin terus berada di sisi Leoric dan juga Lilian.
Wuuusss
Angin berhembus disekitaran Roxane. Terlihat seperti sebuah gulungan yang menyelimuti tubuh Roxane. Angin itu berwarna putih dengan warna keunguan dan kemerahan. Sejenak beberapa ksatria nampak takjub namun mereka kembali fokus mengingat masih melawan para monster.
" MENYINGKIR SEKARANG!!!"
Drap drap drap
Semua orang menyingkir dengan radius aman seperti perintah Roxane.
Syuuuuuut
Claaaap
Blaaaaar
Roxane menggerakkan kedua tangannya lurus kedepan. Sebuah angin dan cahaya keluar dari sana lalu menghunus ke arah monster. Cahaya berwana kuning kemerahan terbentuk dan menyebar bagaikan pecahan.
Leoric menyadari sesuatu, tubuh Roxane bergetar hebat dan terlihat bahwa Roxane mengerahkan seluruh tenaga dan kekuatannya. Leoric ingin membantu akan tetapi dia tidak bisa. Kekuatan suci yang dimiliknya tidak sejalan dengan kekuatan sihir milik Roxane yang ada malah nanti bisa membuat tubuh Roxane dalam bahaya.
Namun Leoric tentu tidak bisa tinggal diam. Dia tidak mungkin membiarkan istrinya bergerak sendiri seperti ini. Terlebih wajah Roxane muali terlihat pucat.
" Roxane, hentikan!"
" Tidak, sedikit lagi, sedikit lagi pasti bisa."
Leoric mengusap wajahnya kasar, dia sangat frustasi sekarang. Pada akhirnya dia mengeluarkan pedangnya. Ia ingin menggunakan aura sword master miliknya namum ditentang oleh Roxane.
" Jangan lakukan, itu akan kamu gunakan untuk membuat segel. Percayalah padaku aku bisa melakukannya."
" Sial!" umpat Leoric. Apa yang dikatakan Roxane memang benar. Dia membutuhkan aura pedang yang besar dan kekuatan suci miliknya untuk membuat segel. Saat sekarang ini, Leoric ingin sekali menghunuskan pedangnya ke tubuh Kaisar dan pendeta agung.
Grooooo
Para monster terlihat kelabakan dan kesakitan. Mereka berlarian tunggang langgang menghindari serangan dari Roxane.
" Enyahlah kalian semua!"
Blaaaar
Bruuuk
Sebuah cahaya besar seperti meledak. Semua mata silau dengan cahaya itu dan ketika cahaya itu mulai meredup, seluruh monster tidak lagi ada.
" Horeee kita menang! Kita berhasil!"
" Akhirnya monster-monster itu kalah!"
Sorak sorai para ksatria terdengar membahana. Mereka sungguh sangat senang akhirnya monster bisa dikalahkan.
" Roxane!" pekik Leoric keras. Matanya membelalak saat melihat Roxane yang jatuh di tanah tak sadarkan diri. Levin pun menyusul berlari untuk menghampiri Leoric yang sudah lebih dulu.
" Roxane, bangun! Sayang, bangun!"
" Paduka, biar saya yang membawa Grand Duchess ke tempat yang nyaman. Paduka harus segera memperbaiki segel."
" Tapi Roxane~"
" Apa yang sudah dilakukan Nyonya tidak boleh disia-siakan kan Paduka!"
Leoric mengeram kesal. Ucapan Levin tentu benar adanya. Lagi-lagi dia merasa tidak berdaya. Tapi memang benar saat ini dia harus segera memperbaiki segelnya. Dan itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena pelindung itu sudah rusak parah.
" Semua ini gara-gara Kaisar sialan. Sebaiknya ku bunuh dia dari kemarin-kemarin. Hiyaaaa!"
TBC
.