NovelToon NovelToon
My Genius Twins Baby And CEO

My Genius Twins Baby And CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / patahhati / Balas Dendam / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:39.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lunoxs

Haura, seorang gadis pengantar bunga yang harus kehilangan kesuciannya dalam sebuah pesta dansa bertopeng. Saat terbangun Haura tak menemukan siapapun selain dirinya sendiri, pria itu hanya meninggalkan sebuah kancing bertahtakan berlian, dengan aksen huruf A di dalam kancing itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MGTB And CEO BAB 34 - Memberi Ketulusan Hati

Selesai makan malam, Adam berserta kedua anak dan keponakannya memutuskan untuk menonton televisi di ruang tengah.

Ruangan yang nampak lebar dan begitu nyaman, bahkan sebesar ruangan itu lantainya beralaskan karpet tebal dengan bulu-bulu yang terasa halus.

Azzura dan Arrabela bahkan memilih untuk duduk di karpet itu, sementara Azzam dan Adam diatas sofa. Saat itu, Azzura meminta pada sang ayah untuk menonton serial kartun Spongebob saja.

Mendengar permintaan sang putri, Adam langsung memerintahkan Luna untuk membeli DVD serial Spongebob semua series. Hingga akhirnya, Luna memberikan 1 kardus penuh DVD serial Spongebob.

Azzura terbelalak, mulutnya menganga merasa bahagia.

Disaat Azzura dan Arrabela asik menonton Spongebob, Adam mengangkat tubuh Azzam dan dipangkunya. Azzam tak menolak sedikitpun, karena dekapan ayah Adam terasa begitu nyaman baginya.

"Ayah dan Ibu sudah tahu rahasiamu," ucap Adam dengan suara yang pelan, agar tak menarik perhatian Azzura dan Arrabela. Adam juga semakin mendekap Azzam, memberikan kenyamanan.

Mendengar ucapan sang ayah, Azzam menoleh, menatap ayahnya itu dengan tatapan bingung.

"Rahasia apa?" tanya Azzam, sungguh ia tidak tahu saat ini sang ayah membicarakan tentang apa.

Adam tersenyum, sebelum akhirnya ia menjawab pertanyaan sang anak, "Rahasia, bahwa sebenarnya kami sudah mengetahui sejak lama jika Adam Malik adalah ayahmu."

Deg!

Terkejut, Azzam dibuatnya.

"Ayah sangat bersyukur kepada Allah dan berterima kasih padamu. Bersyukur karena ayah diberkahi anak-anak sepintar Azzam dan Azzura. Berterima kasih, karena Azzam sudah mau mencari ayah bahkan menerima ayah pula sebagai ayah kalian."

Azzam terdiam, hatinya begitu haru mendengar ucapan sang ayah. Ia sangat bersyukur karena ayah yang selama ini ia dan Azzura rindukan, ternyata juga merindukan mereka. Bahkan, mencari mereka juga dengan sekuat tenaga.

Azzam tak menjawab apapun, ia hanya memeluk ayahnya erat.

"Ayah sangat menyayangimu Zam, Azzura dan juga ibu Haura," ucap Adam seraya membalas tak kalah erat pelukan sang anak.

"Aku juga sangat menyayangi Ayah," balas Azzam, kini ia sudah memutuskan untuk tidak menyembunyikan perasaannya lagi.

Rasa sayang itu akan ia tunjukkan dengan jelas pada sang ayah, sama seperti kasih sayangnya pada sang ibu, Haura.

Drt drt drt.

Ponsel Azzam di atas meja bergetar, seketika pelukan ayah dan anak ini terlepas. Tapi belum sempat Azzam mengambilnya, Azzura lebih dulu menjangkau ponsel itu. Dilihatnya sang ibu menelpon. Tanpa pikir panjang, Azzura langsung menjawabnya.

"Assalamualaikum, Bu," jawab azzura dengan suaranya yang khas, terdengar riang dan antusias.

"Walaikumsalam, sayang sedang apa?" tanya Haura dari ujung sana.

"Nonton Spongebob Bu, sama Arra, Abang dan Ayah," celoteh Azzura seraya menatap satu per satu nama orang yang ia sebut.

"Ada ayah? boleh ibu bicara dengan ayah sebentar?" tawar Haura, dan Azzura mengangguk dengan semangat. Seolah ibunya itu bisa melihat gerakan kepalabya.

Tanpa babibu, Azzura segera menyerahkan ponsel sang kakak itu kepada ayahnya, "Ibu ingin bicara," ucap Azzura.

Mendengar itu, kedua netra Adam langsung membola, seolah tidak percaya.

"Benarkah?" tanya Adam dengan raut wajah yang persis seperti Azzura ketika sedang terkejut.

"Apa Ayah tidak mau bicara dengan ibu?" tanya Azzura, menebak dengan polosnya. Dan Adam dengan gerakan cepat segera mengambil ponsel ditangan sang anak, lalu menempelkannya ditelinga.

"Ibu Haura?" panggil Adam dengan suara yang bergetar, gugup.

"Mas," jawab Haura singkat, entah kenapa dipanggilan telepon pertama mereka, atmosfir diudara mendadak berubah drastis, keduanya canggung. Bahkan Haura sampai berdehem beberapa kali untuk menetralkan suasana.

"Mas, besok pagi aku akan ke Kalimantan," jelas Haura, hal inilah yang memang ingin ia sampaikan pada Adam. Haura berharap, saat ia pergi kedua anaknya tinggal bersama ayah mereka.

"Kenapa?!" tanya Adam cepat, dengan nada yang terdengar jelas bahwa ia terkejut sekaligus tak suka.

"Setiap sebulan sekali, aku memang kembali ke Kalimantan Mas, memeriksa perkebunan," jawab Haura jujur, dengan sedikit perasaan heran. Apa mulai sekarang ia harus menceritakan semuanya pada ayah anak-anak ya itu?

"Berapa hari?"

"3 hari."

"Aku akan mengantarmu."

"Ti-tidak usah, aku pergi bersama abang Shakir."

Hening.

"Baiklah, saat pulang hubungi aku, aku akan menjemputmu."

"Disana aku tidak bisa menghubungi Mas, belum ada signal."

Adam memijat kepalanya yang terasa berdenyut.

"Aku akan memasang tower signal disana, 3 hari waktu yang cukup untuk membuat tower itu berdiri. Jadi hubungi aku saat kamu pulang, aku akan jemput."

Haura terdiam, ia menutup mulutnya yang menganga. Seolah membenarkan ucapan Shakir tadi sore, jika Adam adalah seorang penguasa, bahkan hanya dengan gerakan jarinya ia bisa memindahkan gedung.

Lagi, Haura berdehem.

"Apa Mas benar-benar orang terkaya di Indonesia?" tanya Haura lirih, sebenarnya ia tak ingin bertanya seperti ini, tapi ia hanya ingin memastikan.

"Tidak, kekayaanku sekarang adalah harta orang tuaku, aku hanya meneruskannya."

Mendengar itu, entah kenapa bibir Haura otomatis tersenyum, tiba-tiba hatinya merasa lega.

"Mas, jika aku boleh meminta, jangan bahagiakan anak-anak dengan harta, beri mereka ketulusan hatimu."

Kini, Adam yang tersenyum ketika mendengar ucapan Haura itu.

Ya, memang itu yang ingin aku lakukan, tidak hanya pada Azzam dan Azzura. Tapi padamu juga, aku akan memberikan ketulusan, jawab Adam, namun hanya ia ucapkan didalam hati.

Tak lama setelah itu, panggilan telepon itu terputus. Menyisahkan bunga kecil yang tumbuh di hati keduanya.

Adam lalu mengajak Azzam, Azzura dan Arrabela untuk tidur. Karena saat itu sudah jam 9 malam.

Mereka berempat tidur dalam satu ranjang king size, tidur dengan saling memeluk erat, seolah tidak peduli dengan apa yang akan terjadi besok.

1
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
aneh🤣🙄🙄
Nurul Aeni
Kecewa
Nurul Aeni
Buruk
@Heni khan 😚❤️🇵🇸
wkwkwkwk buciin akut🤣🤣🤣🤣
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
enak men, di kiro kucing opo, kucing aja di adopsi anak mau di minta😜
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
seminggu kelamaan thor, kalo udah siap panen 2-3 sudah siap panen lagi☺😁
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
mataku udah kelihatan sangarnya, berarti ga ada cantik cantik nya ya😂🤣😭😭😭
zahranieeraa
gemes plus gregett /Whimper//Whimper//Joyful//Joyful/
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
mengampuni bukan berarti tidak jadi cerai loh🫢
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
🥲🥲
ir
Luar biasa
@Heni khan 😚❤️🇵🇸
Gak Salah tuh.....kamu kale yg mencampakan suamimu
dasar jalang
Puspita Sari
rasanya ikut bahagia denger AIDA hamil . /Sob//Sob/
Mawar Merah
Luar biasa
Paidi Nisa
menarik, tapi alur ceritanya terlalu lama.
Mum Yati
ah ah
bunda n3
ayo liat adam
Mommy Kymi
yang baca ikut dag dig dug
Rani Ri
Mampir duluu,,paati seruu niy Karena udah END
Yili Fuasala
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!