NovelToon NovelToon
Mas Dosen, Ayo Cerai!

Mas Dosen, Ayo Cerai!

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: za.zhy

Nala Purnama Dirgantara, dipaksa menikah dengan Gaza Alindara, seorang Dosen tampan di kampusnya. Semua Nala lakukan, atas permintaan terakhir mendiang Ayahnya, Prabu Dirgantara.

Demi reputasi keluarga, Nala dan Gaza menjalani pernikahan sandiwara. Diluar, Gaza menjadi suami yang penuh cinta. Namun saat di rumah, ia menjadi sosok asing dan tak tersentuh. Cintanya hanya tertuju pada Anggia Purnama Dirgantara, kakak kandung Nala.

Setahun Nala berjuang dalam rumah tangganya yang terasa kosong, hingga ia memutuskan untuk menyerah, Ia meminta berpisah dari Gaza. Apakah Gaza setuju berpisah dan menikah dengan Anggia atau tetap mempertahankan Nala?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon za.zhy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Rahasia Terbongkar

Suasana kembali canggung, cukup lama menjebak setiap orang dalam dugaannya masing-masing. Hanya suara Kania dan Nala yang sibuk bercerita. Wajah Nala tak sepucat tadi. Ia sudah mulai makan beberapa suap. Meski terkadang harus di paksa dan sedikit diancam oleh Gaza. Ia hanya berharap, sakitnya kali ini tidak menghambat rencana yang telah ia jalankan siang tadi. 

Pemindahan kelompok KKNnya dan yang terpenting mengenai perceraiannya. Nala juga berharap Bundanya tidak datang saat ini, mengingat kondisi yang tidak memungkinkan, Dani masih diam di tempat. Semua orang mengira ia teman lama suaminya, tapi Gaza bisa menebak kenapa bisa hari ini Dani yang membantu Nala ada di sana.

Suara ketukan pintu seketika membuat ruangan kembali hening, semua mata tertuju pada satu objek yaitu, pintu.

“Nala, Aku datang!” Rey masuk sembari memutar kunci motor di tangannya.

Nala bernafas lega, ia takut orang tuanya atau orang tua Gaza yang datang. Setidaknya Rey bisa mengalihkan fokus Gaza saat ini.

“Sayang, kamu di sini? Kok gak kasih tau aku.” Rey langsung menyapa Kania, kekasihnya.

Kania dan Rey sudah menjalin hubungan setengah tahun belakangan ini, sangking intensnya mereka bertemu, menyebabkan bibit cinta pun mulai tumbuh.

“Kamu sibuk, pesan aku aja gak kamu balas.” Kania menjawab dengan suara lembutnya.

Beruntung sekali Rey mendapati kekasih seperti Kania, selain baik ia juga dewasa dan sangat lemah lembut penuh kasih sayang. Begitulah orang-orang mengenal Kania.

“Aku sibuk gara-gara dia!” Rey menunjuk Nala.

“Aku?” tanya Nala dengan suara lemahnya.

“Kenapa motor kesayangan aku kamu tinggal di kantor pengacara di ujung kota?” tanya Rey kesal.

Nala memejamkan matanya, bagaimana bisa Rey menanyakan hal itu saat ini. Kenapa saat semua orang berkumpul. Tatapan Gaza semakin intens padanya.

“Gak tau!” jawab Zana asal.

Mendengar jawaban asal Nala sukses membuat Rey kesal, ia menarik lengan kemejanya dan mendekat ke arah Nala.

“Terakhir kamu bawa motor, kamu masuk UGD, sekarang kejadian lagi. Bedanya kenapa bisa hanya kamu yang masuk UGD? sedangkan motorku ada di tempat itu? siapa yang pakai, La? Kamu gak bisa bilang jalan sendiri, riwayat GPS yang terpasang di motor menunjukkan semuanya.” Rey masih mencecar Nala.

Zanna dan Kania saling melirik, Rey tidak bisa membaca situasi. Wajah Gaza tak seramah tadi, seperti menahan sesuatu yang sewaktu-waktu siap untuk meledak.

“Rey…” panggil Zanna, ia menarik sepupunya itu mendekat ke arahnya. 

“Apa?” tanya Rey saat melihat Zanna mengedipkan matanya.

Zanna kesal ia memutar kepala Rey menghadap ke arah Surya dan Dani yang menahan tawanya sejak tadi. 

“Oh… wow!” Rey terkejut bukan main. “Ada tamu? sejak kapan?” tanyanya basa basi.

“Sejak kamu belum masuk ke ruangan ini,” gumam Nala kesal.

Gaza menepuk pundak Rey. “Motor kamu tadi di mana?” tanya Gaza.

“Di kantor pengacara di pinggir kota. Setengah jam dari sini.” Rey menjawab sangat lancar, ia tak melihat tatapan peringatan yang Nala berikan padanya.

“Oh begitu…” Gaza menatap Nala yang kini memalingkan wajahnya. “Terima kasih infonya, Rey.” 

Seketika Rey menyadari sesuatu, wajah Nala memang pucat, tapi bukan hanya karena sakit. Tapi seperti sedang ketahuan menyembunyikan sesuatu.  Ada sesuatu yang Rey lewati dan kini ia memperkeruh keadaannya.

“Sayang, boleh temani aku keluar?” ajak Kania. Ia mulai menyadari situasi tidak lagi kondusif. Kondisi Nala yang sedang sakit dan juga sepertinya Gaza butuh ruang untuk membicarakan banyak hal pada istrinya.

“Aku ikut!” Zanna dengan cepat memutari tempat tidur Nala dan merangkul lengan Kania. “Aku mau jadi obat nyamuk kalian aja dulu,” lanjut Zanna.

Dani yang melihat Zanna akan keluar segera berdiri dari tempatnya, ia menatap Zanna sejenak sebelum beralih ke arah Gaza.

“Za, aku pamit dulu. Sebelumnya selamat atas pernikahan kalian, maaf saat itu gak sempat datang.” Suara Dani terdengar tenang dan berwibawa, tapi menyembunyikan makna tertentu.

“Terima kasih sudah menolong istriku, tapi sepertinya cukup menolongnya dalam hal ini saja.” Itu bukan hanya ucapan terima kasih tapi seperti berisi peringatan.

Dani tersenyum, ia melirik Nala yang tak berani menatapnya. “Tergantung situasi dan kondisi.” 

Gaza mendengus, ia melirik Dani kemudian metapa ke arah Surya.

“Tolong ingatkan sepupumu!” ucap Gaza pelan tapi terdengar seperti perintah.

Surya hanya mengangguk, ia menarik lengan Dani agar menjauh. “Kami pamit dulu. Za. Nala… Semoga cepat sembuh, sebulan lagi kalian akan berangkat KKN jadi jaga kondisi fisik.”

Nala menoleh ia tersenyum menatap Dani dan Surya bergantian. “Terima kasih,” ucap Nala tulus.

Zanna menarik tangan Kania dan Rey, ia ikut keluar saat melihat Kakaknya memberi kode agar pergi dari ruangan ini.

“Kamu pamit, La. Besok datang lagi,” ucap Kania sebelum ia menghilang di balik pintu bersama Dani dan Surya.

Suasana seketika hening, hanya detak jam dinding yang terdengar nyaring. 

“Tidurlah! ini sudah malam.” Gaza membetulkan posisi Nala agar nyaman saat berbaring, ia bahkan menari selimut untuk menutupi seluruh tubuh istrinya itu.

Nala sedikit terkejut, ia mengira Gaza akan memarahinya atau menanyakan tentang Dani. ia bahkan sudah menyiapkan semua jawaban jika memang suaminya akan menanyakan tentang Dani dan kantor pengacara.

Gaza menghembuskan nafasnya, ia seolah menenangkan dirinya sebelum bergerak merapikan sisa makan yang ada di meja kecil disamping Nala. Gaza bahkan membuang semua sampah sisa makan yang ada di sofa dan meja tamu yang disediakan di ruangan tersebut.

Nala baru memperhatikan penampilan Gaza, cukup berantakan. Kemejanya bahkan tak terkancing sempurna. Lengan bajunya sudah tergulung setengah memperlihatkan lengan kekarnya. Rambutnya sedikit berantakan tapi justru membuat Gaza semakin mempesona, hanya saja kerutan di dahinya terlihat jelas, menandakan bahwa ia sedang memikirkan sesuatu yang sangat rumit.

Setelah semuanya selesai, Gaza membalikkan tubuhnya. Pandangannya dan Nala saling bertemu. Cukup lama sebelum Gaza yang terlebih dahulu menunduk.

Gaza mendekat, ia membersihkan tangan dengan desinfektan yang disediakan di sisi tempat tidur Nala. Gaza menyentuh kening Nala, masih sedikit demam tapi tidak separah tadi.

“Masih pusing?” tanya Gaza. Suaranya lembut tapi tatapannya dingin.

Nala menggeleng, ia terus menatap Gaza penuh telisik, masih bersandiwarakah? atau ada sesuatu yang akan suaminya itu lakukan.

“Tidurlah, apa kamu mau kita membahasnya sekarang?” Gaza membalas tatapan Nala.

Nala menggeleng, ia segera memalingkan wajahnya. Bagaimana bisa Gaza menatapnya sedekat tadi. Nala bahkan bisa merasakan hembusan nafas Gaza.

***

Semenjak keluar dari ruangan Nala, Zanna terus diam. Ia terus memikirkan hubungan Dani dan Nala. Tak mungkin Nala nekat menceraikan Kakaknya, ia pikir itu hanya ucapan asal Nala karena terlalu lelah.

“Gak…” Zanna menggeleng pelan.

Kania yang melihat itu menyentuh tangan Zanna. “Ada apa?” tanya Kania lembut.

Rey penasaran ia ikut mendekat saat melihat mata Zanna yang berkaca-kaca.

“Ada apa, Na? Jangan bikin takut.” Kania kembali bertanya.

“Rey, motor kamu di mana tadi?” tanya Zanna.

“Kantor pengacara.” Rey menjawab cepat.

“Sepertinya Nala mengurus perceraian dirinya dan Kak Gaza!” 

“Hah!” Rey dan Kania terkejut, bagaimana bisa Zanna menyimpulkan hal tersebut.

“Rey, masih ingat Kak Dani?” tanya Zanna.

Rey mengangguk cepat. “Ingat, tapi gak terlalu kenal. Hanya bertemu beberapa kali saat dia dan Pak Surya ke rumah.” 

“Nah itu, Kak Dani itu pengacara. Kak Dani yang membawa Nala ke rumah sakit. Bisa jadi tadi Nala pingsan pas di kantornya,” tebak Zanna yakin.

Rey dan Kania saling bertatapan, tapi apa yang diucapkan oleh Zanna ada benarnya juga. jika memang Nala benar ingin bercerai dari Gaza dapat dipastikan bagaimana kondisi ruangan Nala saat ini.

“Apa kita balik lagi ke ruangan ya?” tanya Kania. Ia mengkhawatirkan kondisi Nala.

“Jangan!” Rey segera menarik Kania. “Jadi tadi tanpa sengaja aku sudah memberitahu kemana Nala siang tadi?” tanya Rey memastikan.

Zanna dan kania mengangguk bersama. 

“Kamu tau gak, Rey. Sebelum kamu datang, suasana di sana sudah mencekam. Kak Gaza itu berkali-kali melirik ke arah Dani. Sepertinya Kak Gaza sudah bisa menebak kenapa bisa Kak Dani ada di sana.” Suara Zanna semakin pelan.

“Semoga Pak Gaza gak mempersulit Nala. Jika dengan berpisah bisa menjadikan mereka pribadi yang baik, gak apa-apa,” ucap Kania.

“Gak!” bantah Zanna. “Aku gak mau merek berpisah… Mungkin terkesan egois, tapi mereka berdua itu cuman gak sadar aja kalau sama-sama saling cinta.”

“Tau darimana?” tanya Rey.

“Tau lah, aku ‘kan adiknya Kak Gaza. Kita jua kenal Nala. Gak usah ditanya sih, Nala memang udah jatuh cinta sejak lama sama Kak Gaza.” 

Rey dan Kania mengangguk pelan, tak ada yang salah. Tapi peran mereka terbatas, tak bisa mencampuri urusan Keduanya terlalu dalam.

Ketiganya berhenti setelah sampai di parkiran. Semua sibuk dengan pikiran masing-masing. Rey dengan rasa bersalahnya karena sudah membuat situasi semakin rumit. Kania dengan semua harapannya agar apapun yang Nala putuskan akan membuatnya semakin bahagia. Sedangkan Zanna, ia harus memikirkan cara agar hubungan Kakaknya bisa membaik dan tak ada perceraian. Bukan karena egois atau tentang keluarga yang tak setuju, tapi Ia tahu berpisah bukanlah jalan terbaik.

1
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
partini
lah cuma gitu dong, istri mu merencanakan sesuatu yg gercep dong aihhhss dosen 1/2 ons susah
Agunk Setyawan
👍
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
kalea rizuky
bertele tele mau cerai ya gugat ke pengadilan agama alasannya uda g cocok g ada nafkah batin bilang aja suami mu masih suka kakak mu selingkuh secara gak langsung alias sembunyi2
partini
wih siang udah up ,,nek gimana mau dapat cicit orang mereka aja belum belah duren ,,ayo nek gercep
DewiKar72501823
author nya the best 👍🏻
partini
nafkah batin weh. ayo kalau kamu mau merek ga cerai cari cara dong biar ga jadi pasti tau lah dengan sedikit bubuk pasti bisa malam pertama
TRI FAA
ribet thorr,,coba drama ny d buat agar mreka sling mncintai😄
Reni Anjarwani
semanggat doubel up trs thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
bagus bgt ceritanya
Wayan Sucani
Kisahnya keren... yuk lanjutannya Thor
kalea rizuky
ngapain bertahan pasangan selingkuh mereka itu
kalea rizuky
egois bgt ajuin cerai kn bisa jangan goblok mertuamu aja suka ma kakak mu kan kakakmu jg lagaknya kayak pelakor munafik suamimu jg bloon
kalea rizuky
)cari pcr aja beres nala
Mundri Astuti
tuh Gaza, mang kamu doang yg tampan, Nala dikelilingi cogan", rasain cembokur cembokur dah
partini
aduh pak dosen wkwkwkk itu baru meeting sebelum KKN kalau dah KKN apa kamu bisa tidur teringat banyak cogan yg bersama istri mu
Mundri Astuti
mang aneh si, kesannya ada maksud lain dan ngga tulus
partini
terlalu cepat perubahan nya pasti rasanya aneh,,gaza jg belum menyadari rasa di hatinya kalau terbakar cemburu mungkin baru sadar dia menunggu part di mana Nala KKN
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!