TERLUKA KARENA PERPISAHAN

Kaisar kembali ke rumah sedikit larut, banyaknya pekerjaan membuat ia harus kerja ekstra hari ini.

"Kak, baru pulang?" Tanya Keiina yang kebetulan ingin mengambil air minum di dapur.

"Hei, kamu belum tidur, Keii?" Tanya Kaisar yang mendekat pada Keiina dan mencium pipinya.

"Aku haus, dan ambil air minum untuk di kamar." Jawab Keiina sambil menunjukan botol air mineral yang baru saja ia ambil.

Kaisar hanya tersenyum.

"Jangan terlalu lelah bekerja, Kak. Kak Kai juga harus memikirkan diri Kakak sendiri." Kata Keiina.

"Memikirkan diri Kakak sendiri?" Tanya Kaisar meyakinkan.

Keiina mengangguk, "Kapan Kakak akan menikah?" Tanya Keiina.

Kaisar yang mendengarnya lalu tertawa, "Menikah katamu?" Dan Keiina mengangguk.

"Nanti, aku belum memikirkannya." Ucap Kaisar sambil mengusap kepala Keiina dengan sayang. "Lagi pula, Mama kita masih terlalu muda jika di panggil Oma." Imbuhnya lagi sambil tertawa kecil.

"Ishh Kak Kai." Keiina pun ikut tertawa.

"Keii, kapan kamu mau memulai kuliahmu?" Tanya Kaisar.

Keiina diam seolah untuk mencari alasan, "Nanti saja, Kak. Aku masih ingin bersenang senang, main dan berkumpul bersama temanku." Jawab Keiina.

Keiina memang selama ini berbohong pada Kaisar, Keiina menolak melanjutkan kuliah dengan alasan ingin bermain bersama teman temannya yang berasal dari daerahnya yang kini tinggal di kota juga. Kaisar memaklumi hal itu karena berpikir, dulu Keiina tidak menikmati masa mudanya, sehingga Kaisar begitu ingin memanjakan Keiina dengan cara menuruti semua kemauan Keiina. Kaisar begitu percaya pada Keiina tanpa mencurigainya sedikitpun. Padahal Keiina sama sekali tidak pergi bermain bersama temannya, melainkan sedang menjalankan misi nya untuk membalaskan dendam pada Anhar dan Riska.

"Maafkan aku, Kak." Batin Keiina merasa bersalah.

**

Di apartemen Audrey, Audrey tengah menyetrika pakaian kerja yang akan ia pakai besok, deringan suara dari ponsel nya ia abaikan setelah melihat nama bertuliskan Papa tertera di sana.

Audrey memang kerap kali mengabaikan panggilan telpon dari siapa pun terkecuali dari Ayla. Audrey merasakan ketulusan hati Ayla, sering ia merasa iri pada Ryu karena memiliki Ibu sebaik Ayla.

Audrey menghela nafas saat ia mengingat kejadian tadi saat dirinya di wawancara pekerjaan. Ia tak menyangka jika presdir WG group adalah Kaisar yang tak lain teman dari sepupunya sendiri.

Awalnya Audrey ingin melepaskan pekerjaan di WG group saja, namun ia begitu tergiur dengan gaji yang di tawarkannya yakni tiga kali lipat dari gajinya di kantor EO milik Ayla. Tanpa berpikir panjang, Audrey segera menandatangani kontrak kerja selama satu tahun itu. Belum lagi jika Audrey ikut serta perjalanan bisnis sang presdir, ia akan mendapatkan bonus tambahan yang jumlahnya juga tidak sedikit.

Tring...

Bunyi notifikasi di ponsel Audrey berbunyi. Ia melihat jika transferan gaji terakhinya di EO sudah masuk. Audrey terkejut yang mendapatkan jumlah transfer yang melebihi dari biasanya. Ia ingin menelpon Ayla, namun ia urungkan saat melihat waktu sudah malam, Regan suami Ayla pasti tidak menyukainya jika ia mengganggu istrinya malam malam.

"Terimakasih, Aunty Ay. Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu." Batin Audrey.

**

Pagi menjelang, di keluarga Kaisar mereka sarapan bersama dengan hati yang slalu gembira, sejak Kaisar dan Mutia pindah rumah dan membawa Adelia juga Keiina, rumah ini menjadi hangat dan nyaman tanpa ada nya keributan.

Berbanding terbalik dengan rumah keluarga Wiguna yang dintempati oleh Anhar. Riska slalu menghabiskan waktu dengan bermabuk mabukan dan mengoceh tidak jelas. Anhar sudah merasa jengah dengan kelakuan Riska, Anhar tidak pernah merasakan lagi kenyamanan saat kembali ke rumahnya, bahkan Anhar memilih tidur di kamar tamu dari pada satu kamar bersama Riska yang sudah di penuhi bau alkohol dan asap rokok.

Pagi ini Anhar hanya sarapan seorang diri sebelum akhirnya Reno ikut bergabung, memang semenjak Kaisar meninggalkan rumah ini, Reno semakin bebas keluar masuk bahkan tinggal dengan alasan mengkhawatirkan Ibunya. Sementara Riska, ia akan bangun saat menjelang makan siang dan slalu melewati sarapan paginya.

"Reno, bekerjalah dengan baik di showroom Om Fajar. Jangan membuatku malu." Ucap Anhar dingin.

"Tenang saja, Om. Mulai hari ini aku semangat sekali kerja." Jawab Reno cuek.

"Tumben." Cibir Anhar.

"Ada wanita yang membuatku semangat." Kata Reno santai sambil memakan sandwich nya.

Uhukk.. Uhukkk

Anhar terbatuk dan segera mengambil air minumnya.

"Wanita mana lagi?" Tanya Anhar menyelidik, ia sangat takut jika Reno mengganggu Keiina, gadis yang akhir akhir ini berada dalam pikiran Anhar karena slalu saja bisa membuat mood nya membaik.

"Adalah, Om. Wanita nya cantik, dia baru mulai kerja hari ini di bagaian administrasi." Jawab Reno.

Anhar ingin sekali menggebrak meja dan berkata untuk tidak mengganggu Keiina, tapi nanti malah akan membuat Reno menjadi curiga.

"Lebih baik kamu fokus bekerja saja, Reno. Jangan dulu dekat dengan wanita karena akan mengganggumu bekerja." Kata Anhar pada akhirnya.

Reno tidak menggubris ucapan Anhar, baginya, Keiina adalah wanita yang akan ia kejar bagaimanapun caranya.

Sementara Anhar dirinya merasa lupa karena tidak ingat jika Reno anak tirinya itu bekerja di tempat yang sama dengan Keiina. Anhar tidak akan membiarkan Reno mendekati Keiina karena bagi Anhar, Keiina adalah gadis yang baik, entah mengapa rasanya Anhar tidak rela jika Reno mengejar Keiina.

**

Audrey bersama Marry berdiri didepan pintu ruangan presdir untuk menyambut kedatangan Kaisar.

"Selamat pagi Tuan Kai." Ucap Audrey dan Marry bersamaan saat Kaisar melangkah melewatinya.

Audrey dan Marry juga ikut berjalan masuk ke dalam ruangan Kaisar percis di belakang Aldo.

"Apa jadwal saya hari ini?" Tanya Kaisar entah di tunjukan pada siapa.

Marry maju selangkah sambil membuka tabletnya. "Jam sepuluh pagi ada meeting evaluasi bersama seluruh divisi. Sehabis makan siang, ada kunjungan dari Briliant Group untuk membahas proyek Mall di Kota."

Kaisar mengangguk.

"Kalian bisa pergi dan tinggalkan saya bersama Audrey di sini." Kata Kaisar dan membuat Aldo dan Marry terlihat heran. Namun Audrey hanya bersikap datar seolah tidak gugup dan membuat Kaisar yang menjadi heran.

"Duduklah Audrey." Kata Kaisar pada Audrey setelah Aldo dan Marry keluar dari ruangannya.

Audrey menurut, ia duduk dengan tenang di depan Kaisar.

"Kamu tidak mengingatku?" Tanya Kaisar yang begitu penasaran.

"Anda teman Ryu." Jawabnya masih dengan datar.

"Kamu mengenaliku tapi seolah olah tidak mengenaliku." Kata Kaisar lagi.

Audrey masih bersikap tenang. "Lalu aku harus bagaimana? Meloncat loncat saat bertemu Anda? Memeluk Anda? Atau harus bagaimana?" Tanya Audrey.

Kaisar mengernyitkan dahinya, ia sungguh tidak menyangka ada wanita yang acuh kepadanya.

"Ryu tidak tau jika kamu bekerja di sini." Ucap Kaisar pada akhirnya.

"Sama sekali bukan urusanku." Jawab Audrey.

"Kenapa keluar bekerja dari perusahaan EO Aunty Ay?" Tanya Kaisar ingin tau. "Apa kau di pecat di sana?"

"Tidak." Jawabnya singkat lalu terdiam Suaranya tiba tiba saja tercekat dan tidak bisa keluar.

Kaisar masih belum bisa membaca apa yang ada di dalam pikiran Audrey. Menurutnya, Audrey adalah wanita yang misterius dan hal itu membuat Kaisar semakin ingin tau dan mengenalnya lebih dekat.

...****************...

Note:

Cuma mau ingetin aja, hari ini senin, adakah yang mau menyumbangkan jatah Votenya untuk novelku senin ini?

Terimakasih Readers.