Tring
" Melalui pesan ini aku talak kamu. Mulai hari ini kita bukan lagi suami istri."
Dunia wanita 35 tahun itu seakan runtuh. Dia baru saja selesai melakukan operasi sulit pagi ini. Dan pesan yang berisi talak dari suaminya membuat wanita itu terhuyung.
" Kenapa, kenapa kamu ngelakuin ini ke aku."
Dia tentu bingung, selama 3 tahun menjalin pernikahan mereka terlihat baik-baik saja. Tidak pernah sekalipun berseteru.
Jadi, apa penyebab pesan talak itu sampai terjadi?
Apakah pernikahan wanita itu akan benar-benar hancur? Atau dia akan berusaha untuk mempertahankannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSMSC Chapter 9
" Nilam, apa yang aku minta udah selesai?"
" Se-sebentar lagi Pak. Sebentar lagi saya akan menyelesaikannya."
Sreet
Tap tap tap
Nilam kembali membuka ponselnya dengan menghembuskan nafasnya penuh kelegaan. Hampir saja dia ketahuan bermain ponsel padahal pekerjaan yang harus dikerjakannya masihlah banyak.
Akibat mengambil cuti selama 3 hari, pekerjaan yang dimilikinya jadi menumpuk. Sebenarnya cuti Nilam hanya tinggal 2 saja, tapi dia berhasil memohon untuk bisa mengambil cuti hingga 3 hari. Dengan catatan ya itu tadi, pekerjaannya berlipat-lipat.
AbChia Design (AD) adalah perusahaan design interior dan juga arsitek. Jika dulu awal mula dibentuk AbChia hanya sebatas design interior, kini generasi kedua sudah merambah pada arsitektur juga. Itu karena putra pemilik AbChia Design adalah seorang arsitrek.
Nilam bekerja di AD sudah sekitar 2 tahun ini. Dia yang juga menekuni bidang design interior sehingga diterima di perusahaan tersebut.
Tok tok tok
" Masuk!"
" Pak Bhumi, ini sudah selesai. Silakan diperiksa dulu."
Sudah dua tahun Nilam bekerja di AD tapi hingga saat ini dia masih saja segan terhadap bosnya itu. Bagiamana tidak Bhumi Kahan Abinawa, meskipun usianya berada di bawahnya yakni 20 tahunan namun karisma yang dimiliki oleh pemuda itu sungguh luar biasa.
Bhumi di AD masih belum berposisi sebagai CEO karena saat ini pemuda itu pun masih berkuliah. Tapi yang membuat takjub adalah Bhumi di usianya yang ke-20 tahun sudah berada di semester akhir.
Dari rumor yang beredar di AD, Bhumi ini seperti paman pertamanya. Paman pertama Bhumi yang bernama Kai dulu merupakan jenius yang bisa kuliah diusianya yang masih muda.
Dan konon juga nama Bhumi juga diambil dari nama tengah sang paman.
" Bagus, sekarang kamu boleh pulang."
" Baik Pak terimakasih."
Nilam langsung mundur pamit undur diri. Dia terlihat sekali begitu senang bisa pulang lebih awal dari seharusnya. Ya, seharusnya hari ini dia lembur. Tapi jam yang baru menunjuk di angka 7 itu ternyata adalah waktu dirinya untuk pulang.
" Kamu bikin mereka lembur lagi Bhu?"
" Ya mau gimana lagi Ma, kan emang ini deadline juga. Ya walaupun yang dikerjain adalah Star Building, kantornya punya Om Rey, tapi kan tetep kudu profesional."
Chiara, ibu dari Bhumi hanya bisa menggelengkan kepala nya pelan. Entah dari mana sikap dingin putranya itu berasal. Padahal suaminya-- Abra-- pun tidak demikian. Abra, di keluarganya adalah pribadi yang paling rame, tapi ini putra pertama mereka malah jadi orang yang dingin.
" Apa dia nurun Abang Kai gara-gara kita ngambil nama tengah beliau ya, haah entah lah."
Ciara hanya bisa bergumam lirih. Bhumi, putra sulungnya itu benar-benar dingin dan datar. Bahkan beberapa karyawannya pun menjadi segan dan takut padanya.
Sedangkan Nilam yang kembali ke meja kerjanya segera bergegas beberes. Dia ingin segera keluar dari kantor. Tentu saja ia ingin cepat-cepat bertemu dengan sang kekasih.
Ya katakanlah begitu. Memang hubungan Nilam dan Dimitri adalah hubungan yang terjalin sangat dalam. Bagaimana tidak dalam, mereka sudah sampai melakukan sekss dan itu bukannya sekali dua kali.
Bayangkan selama setahun ini, sudah berapa kali Dimitri dan Nilam bergumul di satu ranjang. Jadi pas-pas saja jika dibilang bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Meskipun demikian, fakta perihal Dimitri adalah suami orang tidak bisa dipungkiri.
" Mas Dimitri, aku datang."
Nilam tampak bersemangat, dia keluar kantor dengan perasaan yang riang. Malam ini dia bertekad untuk bisa kembali merengkuh tubuh Dimitri. Semakin sering semakin baik karena tujuannya akan semakin mudah untuk digapai.
Sepanjang perjalanan Nilam terus-terusan saja bersenandung. Ia memutar musik di mobilnya. Lagu-lagu cinta dia pilih untuk menemani perjalanannya menuju ke perusahaan Dimitri.
Sesampainya di tempat tujuan, Nilam tersenyum saat mendapati tidak banyak mobil yang terparkir di sana. Itu berarti bahwa yang lembur tidak banyak. Nilam juga semakin senang saat mengetahui satui per satu mobil itu mulai meninggalkan tempat parkir sehingga hanya menyisakan satu mobil saja. Tentu saja itu mobil Dimitri.
" Nggak sia-sia nunggu sejam di sini," ungkapnya.
Memang sangat tidak terasa bahwa Nilam sudah satu jam berada di sana. Semua itu karena keinginannya untuk bertemu Dimitri sangat kuat. Istilah jaman sekarang adalah rindu berat, atau memang itu adalah istilah lama. Padahal baru beberapa hari yang lalu mereka bertemu.
Tap tap tap
Bruuk
" Hai Mas, kangeeen," ucap Nilam dengan manjanya.
Ketika Dimitri keluar dari kantornya, Nilam bergegas turun dari mobil. Dan saat Dimitri ingin masuk ke dalam mobil, wanita itu menghalangi dengan cara menutup kembali pintu mobil menggunakan tangan dan tubuhnya.
" Nilam, kamu ngapain di sini?"
" Lho Mas lupa, aku kan bilang kangen pengen ketemu. Emangnya Mas nggak kangen sama aku."
Nilam menyentuh dada Dimitri, dia mulai meraba dada bidang pria itu. Usia dimitri 37 tahun dan NIlam 26 tahun. Mereka terpaut 15 tahun tapi bagi Nilam Dimi adalah sosok yang luar biasa, terlebih ketika di ranjang. Nilam sangat menyukai itu.
" Ni-nilam apa yang kamu lakuin di sini?"
" Ehmm, menurut Mas kira-kira aku mau apa ya?"
Tangan Nilam bergerak nakal. Bukan hanya dada Dimitri yang jadi objek dari rabaan tangannya, kini tangan Nilam sudah menyentuh bagian sensitif dalam tubuh setiap pria.
" Eeeergg Ni-lam, wanita ini bener-bener ya hah hah hah," ucap Dimitri dengan terengah-engah. Dia seperti sudah kehilangan separuh akal sehatnya. Dan tanpa babibu lagi, dia sekarang membuka pintu mobil dan mendorong tubuh NIlam ke dalamnya.
Dengan cepat, Dimi sudah berhasil melucuti pakaian Nilam, dan dia juga sudah langsung menurunkan celananya.
Sesi pertama hubungan bejat mereka pun dimulai. Mobil yang tadinya tenang kini bergerak mengikuti irama dua penumpang tidak tahu malu itu.
Keringat dari mereka berdua bercucuran, baju Dimitri yang tadinya kering kini menjadi basah karena aktivitas bersama Nilam.
" Kamu beneran suka yang seperti ini hmm, ditempat yang sempit, gelap dan sedikit kasar."
Ya, Nilam bisa merasakan bahwa Dimitri memang sedikit terburu-buru. Pria itu tidak lembut seperti biasanya. Tapi Nilam memang suka, dia sungguh suka sisi dimitri yang seperti ini.
" Eughhh, akuh selaluh suka apa yang mas lakukan pada tubuhku ini."
Dimitri menyeringai, jawaban Nilam yang seperti itu membakar kembali hasratnya. Namun dia tidak lagi ingin melakukannya di dalam mobil. Dia juga tidak mungkin membawa Nilam masuk ke perusahaannya. Pada akhirnya ia memilih untuk membawa Nilam pulang ke rumah.
" Ini mau ke rumah ku apa ke rumahmu Mas?"
" Tentu saja ke rumah kamu sayang. Di rumah mu kita bisa melakukan banyak gaya kan?"
" Ohoo, aku sungguh menunggu akan hal itu Mas. Tahu nggak, rasanya punyaku udah pengen lagi."
TBC