Tawanan Cinta Pria Impoten

Akhirnya malam yang sangat dinanti Oliv dan kedua orang tuanya datang, apa lagi Oliv yang menunggu kepulangan sang Kakak di ambang pintu masuk. 

“Lihat.. Anakmu sangat tidak sabaran kaya Kakak,” ucap Lovie kepada Danu. 

Seketika Danu mengernyitkan dahi mendengarnya. “Kenapa kalau yang buruk itu selalu aku?” tanya Danu kepada sang istri tercinta. 

“Lah, jadi Kakak tidak terima dengan segala tuduhanku.. Begitu?” Malah Lovie bertanya balik. Menatap tajam sang suami yang kini menunduk pasrah, memang semenjak menikah dengan Lovie.. Kehidupan Danu telah dirampas oleh wanita yang sangat dicintai olehnya. 

“Tidak, Ratu.. Kau bisa mengatakan apapun atau melakukan apapun padaku.. Aku pasrah,” ucap Danu yang mana membuat tawa dari Oliv. 

Memang kedua orang tuanya itu sering kali bertengkar hanya karna hal kecil, tapi Danu selalu siap mengalah. Hingga perdebatan tidak penting yang sering terjadi itu membuat cinta semakin besar tumbuh dihati mereka. 

“Aaaaaaaaaa! Gelap,” Tiba-tiba saja kedua mata Oliv ditutupi oleh kedua tangan, ia terkejut bahkan. “Kak Enzo..?”

“Yaaa curang, udah tau,” Enzo menurunkan kedua tangannya hingga saling tatap dengan Oliv yang menatapnya tajam. “Tuan putri yang cantik, aku merindukanmu..” Enzo memeluk erat sang adik tercinta yang sudah lama tidak bertemu. 

Dari kejauhan Danu dan Lovie hanya tersenyum saja melihat Oliv yang terus menjerit karna Enzo memeluknya. “Enzo, lepaskan adiknya. Kasian itu sesak,” Perintah Danu langsung membuat Enzo tersadar. 

Dan kala pelukan itu terlepas, ia melihat tatapan super tajam dari sang adik. “Yang boleh meluk Oliv hanya Kak Basta, karena dia tidak menyebalkan seperti Kakak!” ucap Oliv dengan sangat bangga. 

“Hih.. Banggain deh tuh Kakakmu yang kaya batu, diam aja kek beruang kutub.” ejek Enzo yang mana membuat Oliv menghela napas panjang saja. 

Enzo langsung berlari kepelukan sang Mami, ia merindukan wanita tercantik dihidupnya itu. Sementara Oliv hanya tersenyum saja melihat interaksi antara Enzo dan Kedua orang tuanya. Menurut Oliv, ia sudah sangat bahagia bisa melihat dan bertemu keluarganya lagi. 

“Ya.. Sekalipun terkadang masih ingat Keen,” gumam Oliv didalam hati. 

“Kau hanya sendiri saja dari Bandara?” tanya Danu, seketika Enzo yang sedang makan donat jadi terhenti. Tergantikan dengan ekspresi terkejut, bahkan memukul kepalanya sendiri jadinya. 

“Tidak, Dad. Aku disusul Keenan, kebetulan dia disini rupanya,” jawab Enzo. Ia bangkit untuk menyusul Keenan yang lupa ia ajak masuk itu. “Aku pergi mengajak Keenan masuk, astaga.. Aku melupakan anak itu, dia sedikit galau akhir akhir ini, Dad..” 

Apa yang dikatakan Enzo hanya membuat Danu menggelengkan kepala saja. “Berarti benar yang dikatakan Ezra, kalau Keen sudah mulai mengurus Perusahaan disini. Anak itu memang sangat giat bekerja,” ucap Danu kepada istri tercinta. 

“Semoga Basta juga melakukan hal yang sama di Singapura sana, mereka selalu dekat pasti melakukan hobby yang sama, Kak.” timpal Lovie yang mana membuat Danu mengangguk mantap. 

“Kakak bawa teman, Mi?” tanya Oliv yang mana kini duduk disamping Danu. 

“Iya katanya, tapi dia lupa ajak masuk. Bukan hanya teman, Oliv.. Melainkan saudara, Ayah dan Ibunya sudah bagaikan keluarga bagi keluarga kita.” Penjelasan Lovie membuat Oliv mengerti. 

“Dad, Mi.. Ini Keenan,” Enzo menunjukkan sosok pria yang berdiri di belakangnya. Sebenarnya Oliv tidak terlalu mempedulikan seperti apa bentuk dari teman Kakaknya itu. Itu sebabnya Oliv mengabaikan sapaan Danu dan juga Lovie kepada teman Enzo. 

“Wah.. Keen semakin tampan saja,” ucap Danu, ia mengarahkan Keen untuk duduk disamping Oliv yang tengah duduk santai makan donat. 

“Terimakasih, Paman. Aku harap semoga selama ini Paman dan Tante tetap dalam keadaan sehat,” Suara itu mengejutkan Oliv. Bagaikan busur panah yang menancap pada dadanya. 

Oliv melihat keasal suara, ia terkejut sempurna kala melihat Keen yang duduk di sampingnya. Keduanya saling tatap satu sama lain tanpa berkedip sedikitpun, Keen yang menatap tajam dan penuh kerinduan pada Oliv. Sementara Oliv menatap Keen penuh tanda tanya dan berbagai hal lainnya. 

“Ba-bagaimana bisa?” tanya Oliv pelan, tapi Keen masih bisa mendengar itu. “Astaga, mati aku! Jadi Keen adalah anak Paman Ezra? Gawat!” Oliv tidak bisa menerima kenyataan itu. 

Keringat jagung membanjiri pelipis Oliv, ia langsung bangkit dari tempat duduknya. Berlari menaiki tangga untuk menuju kamarnya, tidak memancing rasa curiga dari siapapun orang. Kecuali Keen yang tersenyum sinis tanpa sepengetahuan orang itu. 

“Sudah aku katakan, bahwa kau memang tidak bisa pergi dariku, Oliv. Ternyata kau anak Paman Danu, astaga.. Andai kau tahu seperti apa rasa senang dihatiku bisa menemukan dirimu kembali?” gumam Danu didalam hati. 

Sungguh Danu senang bisa menemukan Oliv kembali, awalnya Keen terkejut saat melihat sosok yang ia rindukan ternyata masih ada disekitarnya. Wanita yang telah membuat kehidupan Keen menjadi kacau dalam dua minggu ini. 

“Aku menemukan dirimu lagi, Oliv. Setelah ini kau tidak akan kulepaskan,” ucap Keen didalam hati. 

~

Oliv masuk kedalam kamar, menutup pintu dan bahkan menguncinya dengan pergerakan yang terburu-buru. Oliv terduduk lemas di lantai dengan posisi bersandar parda pintu kamar. Menetralisir tarikan napasnya yang memburu karna terkejut, ia tidak menyangka dengan kenyataan semua ini. 

“Bagaimana bisa aku tidak ingat dengan Keen anak Paman Ezra? Tapi, wajar.. Karna sudah lebih dari 5 tahun kami tidak bertemu,” ucap Oliv, ia bangkit untuk melihat foto kecilnya bersama dengan Keen yang juga masih remaja pada saat itu. 

“Ternyata Keen pria yang sangat aku benci itu kau? Ihhh menyebalkan!” Oliv melempar foto itu diatas kasur. Lalu menjatuhkan tubuhnya diatas sana, ia memikirkan semua yang sudah terjadi selama ini. 

“Astaga, bagaimana dengan pernikahan sirih ini?” Oliv yakin jika Keen pasti akan menjadikan dirinya tawanan lagi. “Ahhhh.. Tidak! Aku tidak mau membuat Daddy dan Mami menjadi kecewa karna_” Oliv tidak bisa berkata kata lagi, semuanya terlalu mengejutkan sebenarnya. 

“Bagaimana ini…” Oliv sudah sangat putus asa, ia malah takut untuk turun ke lantai bawah.