Membaca novel ini mampu meningkatkan imun, iman dan Imron? Waduh!
Menikah bukan tujuan hidup Allan Hadikusuma. Ia tampan, banyak uang dan digilai banyak wanita.
Hatinya telah tertutup untuk hal bodoh bernama cinta, hingga terjadi pertemuan antara dirinya dengan Giany. Seorang wanita muda korban kekerasan fisik dan psikis oleh suaminya sendiri.
Diam-diam Allan mulai tertarik kepada Giany, hingga timbul keinginan dalam hatinya untuk merebut Giany dari suaminya yang dinilai kejam.
Bagaimana perjuangan Allan dalam merebut istri orang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BSMI 13
Di dalam kamar dengan pencahayaan temaram, Desta sedang duduk merenung seorang diri. Laki-laki itu sedang terbelenggu oleh perasaan bersalah. Teringat kepada jasad bayi mungil berjenis kelamin laki-laki yang tadi dibawa pulang oleh Bibi Sum untuk dimakamkan. Ya, bayi kecil itu adalah anaknya sendiri, darah dagingnya.
Meskipun Desta sempat tidak menginginkan kehadiran anak itu dalam hidupnya, namun ia sama sekali tidak ingin sesuatu yang terjadi sampai mengorbankan nyawa. Walau bagaimana pun bayi itu tetaplah anaknya. Ayah mana pun tidak akan senang jika sesuatu yang buruk terjadi kepada anaknya.
“Bayi itu anakku … Bagaimana aku bisa membunuhnya? Dan Giany …”
Ada rasa sesal yang besar di hati Desta. Hanya karena cintanya kepada Aluna, sampai tega melakukan sesuatu yang mengorbankan darah dagingnya sendiri.
Bukan salah Giany yang mengandung anak Desta. Desta lah yang bersalah karena telah menjadikan Giany pelampiasan nafsunya di malam itu. Dan ironisnya, justru Giany lah yang harus menelan semua akibat buruk dari tindakan Desta.
Dalam kesendirian, Desta meratapi penyesalannya.
*******
Di sisi lain, Allan baru saja selesai menidurkan Maysha. Setiap malam gadis kecil itu tidak akan bisa tidur jika tidak dipeluk ayahnya. Sejak bayi, Allan lah yang merawat Maysha dibantu oleh ibu dan juga seorang pengasuh. Namun sejak pengasuhnya meminta izin pulang ke kampung halamannya, tidak ada lagi yang membantu merawat Maysha.
Maysha begitu sulit ditaklukkan. Ia akan menolak siapapun yang baginya asing. Beberapa pengasuh yang pernah ditunjuk Allan untuk merawat putrinya, berakhir dengan penolakan oleh Maysha. Alhasil, dua tahun belakangan hanya Allan dan ibunya yang merawat gadis kecil itu.
Mantan istri Allan, Ayra, tidak pernah mempedulikan kehadiaran Maysha sejak lahir dan lebih memilih kariernya sebagai seorang model. Pertengkaran demi pertengkaran terus terjadi, sampai akhirnya, Ayra menyerah dan memutuskan berpisah dari Allan. Maysha tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu.
Sedangkan Allan, sejak perpisahan dengan Ayra, ia menutup rapat-rapat pintu hatinya untuk semua wanita. Baginya cinta adalah kebodohan yang hanya akan menyakiti saja.
Namun, tiba-tiba seorang wanita hadir dalam hidup mereka. Giany, satu-satunya wanita yang mampu mencuri perhatian Allan dan ajaibnya bisa meluluhkan si kecil Maysha.
Allan menarik napas dalam, walau bagaimana pun, Giany masih berstatus istri orang. Akan menjadi dosa baginya jika menjadi orang ketiga diantara Giany dan suaminya.
“Allan …” Panggilan sang ibu membuyarkan lamunan Allan yang sedang duduk di balkon seorang diri.
“Ibu …” ucap Allan terkejut. “Kenapa belum tidur?”
“Kamu sendiri kenapa belum tidur? Malah melamun di sini sendirian.”
Allan tersenyum sambil meraba tengkuknya. “Tidak apa-apa, Bu …”
Wanita paruh baya itu kemudian duduk di sisi Allan dan meneliti wajah putranya itu. “Kamu sedang memikirkan apa? Ada masalah?”
Ada, Bu! Masalah besar, sepertinya anak Ibu ini jatuh cinta dengan istri orang. Batin Allan.
“Tidak ada, Bu. Hanya memikirkan Maysha,” jawabnya kemudian.
Allan menarik napas dalam. Memikirkan putri semata wayangnya. Di usianya yang sudah menginjak lima tahun, Maysha belum dapat mengucapkan sepatah kata pun.
Hari dimana Allan bertengkar hebat dengan Ayra membuat Maysha trauma hingga berbulan-bulan dan akhirnya tidak dapat berbicara hingga sekarang.
Maysha juga memiliki riwayat tantrum, sehingga bila marah, akan menjerit histeris dan sulit dikendalikan. Berbagai terapi terus dijalani Maysha, namun rupanya belum membuahkan hasil.
“Maysha hanya butuh kasih sayang seorang ibu, Allan. Sama seperti kamu yang membutuhkan seorang istri.”
“Bu … Apa ada seorang wanita yang bisa mencintai Maysha dengan tulus?” Tatapan Allan berpindah ke arah taman belakang. “Ayra saja, ibu kandungnya sendiri tidak bisa memberikan kasih sayangnya untuk Maysha. Bagaimana wanita lain?”
“Giany bisa! Bahkan Giany dengan mudah meluluhkan Maysha.”
“Tapi Giany kan istri orang, Bu!” jawab Allan frustrasi.
“Giany istri orang, tapi kenapa kamu yang sedih, Lan?”
Allan terdiam. Ia seperti terjebak dengan ucapannya sendiri. “Lah, kan ibu yang sebut nama Giany.”
“Tapi ibu kan tidak bilang kalau Giany orang yang tepat untuk menjadi istri kamu.” Keheningan tercipta selama beberapa saat. “Maksud ibu, kamu cari istri yang seperti Giany. Dia baik, lembut, halus dalam bertutur. Dan yang pasti, bisa meluluhkan Maysha. Sesuai keriteria kamu, kan …”
“Mana ada yang bisa seperti Giany, Bu.”
Bu Dini menarik napas. “Iya. Jaman sekarang susah cari wanita yang tulus.”
“Giany kan didikannya baik, Bu. Dia berasal dari keluarga sederhana. Ayah dan ibu nya sudah meninggal. Bisa dibilang, dia sendirian, tapi suaminya ...”
“Kamu tahu sebanyak itu tentang Giany?”
Allan mengangguk. “Giany tadi cerita, Bu!”
Alis Bu Dini mengerut pertanda bingung. Sebab baru kemarin ia bertemu dengan Giany. “Tadi? Artinya kamu habis ketemu Giany? Bukannya jadwal periksanya tanggal tujuh kemarin, ya?”
“Giany sedang dirawat, Bu. Dia mengalami pendarahan dan janinnya tidak bisa diselamatkan.”
Mendengar ucapan Allan, sepasang netra Bu Dini membeliak karena terkejutnya. “Apa? Bagaimana bisa?”
“Didorong dari tangga sama suaminya.”
Bu Dini terhenyak. Bahkan ia belum percaya sepenuhnya dengan pendengarannya sendiri.
“Ya ampun. Ada ya, laki-laki seperti suami Giany itu. Kasihan dia … Setiap bertemu, pasti ada bekas lebam di wajahnya. Ibu jadi berpikir, kalau suaminya kejam begitu, kenapa Giany bertahan?”
“Giany bukan bertahan, Bu. Tapi tidak punya pilihan lain. Selain suaminya, Giany tidak punya siapa-siapa, tidak ada keluarga atau rumah untuk pulang. Dia dalam keadaan hamil, dia bisa kemana?”
Mengingat semua kesedihan yang dialami Giany, Allan menggeram. Giany wanita yang baik dan layak mendapatkan kebahagiaan. Tiba-tiba keinginan untuk melindungi Giany kembali mendominasi.
Sial, jiwa pebinor muncul lagi, kan … Stop Allan! gerutu Allan dalam batin.
*****