Lengkap sudah,kesedihan dan sakit hati yang Laura rasakan.
Baru saja ditinggalkan oleh ayahnya,ia harus kembali merasakan sakit hati karena
kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya,ternyata berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah ia sangka.
Seperti apa kelanjutan kisah Laura,yuukkk baca kisahnya hanya di novel ini...
Tbc:
Karya ini sedang diikutsertakan lomba YAW.
Mohon dukungannya yaa,dengan like,komen,vote,dan juga share..
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
"Assalamualaikum..."Ucap Dika,sambil mengetuk pintu rumah Laura.
Tidak menunggu waktu lama,pintu rumah Laura pun terbuka.
"Waalaikumsalam,Dika..."Jawab ibu tiri Laura.
"Maaf tante,Laura nya ada?".
"Laura baru aja pergi."Jawab ibu tiri Laura.
"Tapi mobilnya masih ada itu Tante."Balas Dika lagi.
"Laura naik taxi tadi,soalnya mobilnya sempet ngadat,Dik".
"Ayo silahkan masuk dulu,gak enak ngobrol diluar kaya gini."Ajak ibu tiri Laura.
Dika pun masuk ke dalam rumah Laura,dan di persilahkan untuk duduk,di ruang tamu.
Sementara ibu tiri Laura,berjalan ke arah dapur,membuatkan minuman untuk Dika.
Beberapa menit kemudian...
"Silahkan diminum dulu,Dika."Ibu tiri Laura,meletakkan secangkir kopi di atas meja.
"Makasih tante,jadi ngerepotin,kenapa tante yang repot-repot".
"Bi Sumi gak ada yaa?"Tanya Dika.
"Bi Sumi izin gak masuk kerja hari ini,cucu nya lagi sakit."Jawab ibu tiri Laura.
"Oh gitu..."Balas Dika lagi.
"Tumben pagi-pagi kesini,ada apa,Dika?".
"Gak papa tante,tadi niatnya mau ngajakin berangkat kerja bareng,Laura.Tapi ternyata dia udah duluan."Jawab Dika.
"Iya,tadi juga buru-buru...Laura di telpon sama sekertaris dari perusahaan Arya group,katanya bos mereka ingin bertemu lagi dengan Laura".
"Semoga aja,ada kabar baik."Ucap ibu tiri Laura.
"Iya tante,semalam Laura cerita sama aku juga."Balas Dika.
Dika pun meminum kopi yang telah di suguhkan untuknya,karena tidak berhati-hati,ia lupa jika kopi nya masih panas,langsung meminumnya,sehingga membuat lidahnya kepanasan.
Sontak saja,Dika menumpahkan sedikit kopi ke celana nya,dengan sigap,ibu tiri Laura membantu membersihkan tumpahan kopi di celana Dika.
Tanpa sengaja,ia menyentuh junior milik Dika,karena hal tersebut,junior Dika pun langsung bereaksi.
"Sudah-sudah tante,saya gak papa."Ucap Dika merasa sungkan,ia juga menutupi juniornya yang mulai nampak tegang dari balik celana.
"Maaf-maaf Dik...tante gak sengaja."Jawab ibu tiri Laura yang juga merasa tidak enak hati.
"Aku izin ke kamar mandi aja,kalo boleh tan."Ucap Dika lagi.
"Boleh,silahkan masuk aja,Dika."Balas ibu tiri Laura.
Entah kenapa,dada ibu tiri Laura berdebar-debar saat tanpa sengaja menyentuh junior milik Dika.
Bagian sensitif miliknya pun ikut bereaksi,sudah lama,ia tidak merasakan kenikmatan yang satu itu,karena saat ayah Laura masih hidup,dirinya sudah tidak lagi mendapatkan nafkah batin.
Itu karena ayah Laura,sudah sakit-sakitan,dan tidak sanggup lagi untuk memberikan nafkah batin kepada ibu tiri Laura.
Sementara itu,Dika pun merasakan hal yang sama,entah kenapa,Juniornya masih belum juga mau turun,tiba-tiba saja otaknya bertraveling.
Membayangkan junior miliknya disentuh oleh ibu tiri Laura.
Selama berpacaran dengan Laura,Dika tidak pernah melakukan hal yang di luar batas,sebagai seorang lelaki yang normal,ia pun terkadang ingin melakukan hap tersebut.
Tapi Laura tidak ingin melakukan hal itu diluar pernikahan,sehingga Dika hanya bisa menahan diri nya.
Ia juga tidak bisa memaksa Laura,karena Laura sudah sangat baik untuk dirinya dan juga keluarganya.
Dika masuk ke dalam kamar mandi tamu,ia membasahi sedikit celana nya yang terkena tumpahan kopi,agar tidak lengket.
Setelah itu,ia mengelapnya dengan handuk kecil yang sudah tersedia di dalam kamar mandi.
Dika keluar dari dalam kamar mandi,ia tidak melihat ada ibu tiri Laura,yang berdiri,menunggunya di depan pintu,karena merasa khawatir.
Dika pun akhirnya menabrak ibu tiri Laura,Dika langsung gesit menangkap tubuh ibu tiri Laura yang akan terjatuh ke lantai.
Karena hal tersebut,tubuh keduanya pun saling menempel seperti perangko.
Selama beberapa detik,keduanya saling berpandangan dalam diam.
Dika bisa merasakan bukit kembar milik ibu tiri Laura yang menempel pada dada nya,sangat padat
Ibu tiri Laura pun bisa merasakan,junior Dika yang menegang dari dalam celananya.
Susah payah Dika menelan air liurnya sendiri.
Tanpa sadar,perlahan-lahan Dika mendekatkan wajahnya ke wajah ibu tiri Laura,dan mencium bibir ibu tiri Laura.
Ibu tiri Laura pun terbuai,ia juga membalas ciuman dari Dika.
Tiba-tiba saja,ia merasakan hatinya menghangat,taman yang dulunya gersang,kini kembali subur.
Setelah sekian tahun,ia bisa kembali merasakan sesuatu yang sangat ia dambakan.
Mereka berciuman cukup lama,hingga Dika tersadar dan langsung menghentikan ciumannya.
"Maaf tante..."Ucap Dika,dan langsung pergi begitu saja dari rumah Laura.
Ibu tiri Laura,menyentuh bibirnya yang baru saja dicium oleh Dika,lelaki yang sebentar lagi justru akan menjadi menantunya tersebut.
...****************...
Sementara itu,di lain tempat...
Laura sedang menunggu pak Arya di sebuah restauran yang sudah di sepakati.
Laura sudah duduk lebih dari 10 menit,tapi pak Arya belum muncul juga.
Sesekali Laura melihat ke arah arloji nya,ia juga merasa gelisah.
"Ibu Laura...maaf karena saya terlambat."Tiba-tiba saja pak Arya sudah berdiri di belakang kursi Laura.
Laura melihat ke belakang dan tersenyum,ia juga berdiri dari duduknya,untuk menyambut pak Arya dengan hormat.
"Tidak apa-apa pak,saya bisa mengerti,pak Arya orang yang sangat sibuk".
"Mari silahkan duduk,pak."Ucap Laura.
Keduanya pun bersama-sama duduk,Laura merasa kikuk lagi,karena pak Arya terus saja menatap dirinya.
"Kenapa sih,ini orang ngeliatin aku terus,apa ada yang salah yaa sama make up aku."Bathin Laura,sambil memegang pipi nya sendiri.
"Bisa kita lanjutkan,bu Laura."Ucap pak Arya,menyadarkan Laura dari lamunannya.
"Saya sudah memutuskan,akan menerima kerjasama dengan perusahaan Bagaskara group."Ucap pak Arya lagi.
"Seriuss pak?,saya gak salah dengar,kan?"saking terkejutnya,tanpa sadar Laura memegang tangan pak Arya.
"Maaf pak Arya,saya gak sengaja".
"Saya terkejut,apa hal itu benar,pak?"Ucap Laura lagi.
"Iya benar bu Laura,setelah ini anda bisa langsung siapkan dokumen penandatanganan untuk kontrak kerjasama kita."Jawab pak Arya.
"Alhamdulillahh...lega rasanya,pak Bagas pasti sangat senang."Celoteh Laura.
"Terimakasih pak Arya karena sudah bersedia,bekerjasama dengan perusahaan kami."Ucap Laura lagi.
"Sama-sama bu Laura,semoga kerjasama kita,bisa terjalin dengan baik yaa."Balas pak Arya.
"Pasti pak,,,perusahaan kami,tidak akan mengecewakan perusahaan bapak."Balas Laura juga.
"Kalo gitu saya permisi dulu yaa pak."Ucap Laura,hendak berdiri.
"Tunggu bu Laura,jika tidak keberatan,anda bisa menemani saya untuk bersarapan terlebih dahulu?"Tanya pak Arya.
"Tentu saja pak,sebagai ucapan terima kasih dari saya."Balas Laura.
Keduanya pun akhirnya menikmati makan pagi mereka,diselingi obrolan ringan.
Arya merasa sangat bahagia,karena bisa lebih dekat dengan Laura dengan waktu yang cukup lama...