Sebagai seorang ibu rumah tangga anisa tidak pernah mengatur keungan rumah tangganya. Keuangan semua dipegang oleh ibu mertuanya. Karena Rendra suami Anisa memberikan tanggung jawab keuangan kepada ibunya agar sang ibu tidak salah paham dengan Anisa. Anisa sendiri tidak masalah , yang terpenting tidak ada keributan. Rendra sangat mencintai Anisa, sampai rendra juga mengajari Anisa agar bisa tegas dalam bersikap.
Anehnya keluarga kakaknya rendra selalu menumpang hidup dengan rendra dan ibu mertuapun tidak mempermasalahkannya dengan alasan mereka juga membantu keuangan untuk urusan dapur. Rendra dan Anisa berencana untuk pindah namun belum ada waktu yang pas karena sang ibu selalu melarangnya pinda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan angin
.
.
.
💞💞💞💞💞💞💞
❤️❤️ HAPPY READING ❤️❤️
.
Sore harinya anisa keluar dari kamar, tepatnya sekitar jam setengah lima sore. Anisa akan keluar kamar setelah sholat asar terlebih dahulu. Saat dia keluar kamar rumah masih sepi yang berarti ibu mertuanya masih dirumah sebelah, alias dirumah mbak santi.
" Mbak anisa mau masak ?" Tanya bagas yang menyusul anisa ke dapur.
" Iya gas. Tapi bingung mau masak apa, tadi sih sudah belanja banyak. Kamu mau bantuain mbak masak ?" Tanya anisa kepada adik iparnya itu.
" Iya mbak. Lagi pula aku sudah pulang dari 2 jam yang lalu. Capek juga kalau mau tiduran terus. Mbak anisa tadi beli ayam apa tidak ? Kalau beli masak ayam rica - rica sama tumis kacang panjang saja mbak. Sudah lama mbak tidak masak tumis kacang panjang. " Ucap bagas dengan antusius.
" Boleh. Kebetulan mbak tadi pagi juga beli ayam dan kebetulan beli kacang panjang juga. Tapi kamu nanti dimarah ibu loh kalau bantuin mbak masak, kamu kan laki - laki. " Ucap anisa mengingatkan bagas.
" Ibu sepertinya masih asik dirumah mbak santi. Ada orang tuanya mbak santi pasti betah mengobrol disana." Jawab bagas yang sudah hafal dengan kebiasaan sang ibu.
Anisa hanya mengangguk kecil dia pun membuka kulkas untuk mengambil bahan makanan yang hendak dia masak. Namun betapa terkejutnya anisa saat mendapati kulkasnya dalam keadaan kosong. Bahkan sayuran yang tadi pagi dia beli sudah tidak ada di dalam kulkas.
" Ada apa mbak ?" Tanya bagas yang melihat perubahan wajah anisa yang terlihat tidak enak .
" Bahan makanannya hilang gas ? Tak tersisa sedikitpun , padahal mbak tadi belanja banyak loh. Daging sapi, ayam, ikan telor dan sayuran hijau yang lainnya tapi kemana hilangnya sayuran ini. Padahal tadi siang masih adas dikulkas. " Ucap anisa merasa heran.
Bagas mencurigai seseorang , siapa lagi kalau bukan santi. Sang kakak iparnya itu memang biang rusuh, tapi kakak iparnya itu tidak bisa memasak lantas untuk apa bahan makanan itu dia ambil.
" Apa mungkin di ambil mbak santi ya mbak " Seru bagas berpendapat.
" Bisa jadi gas " Jawab anisa singkat.
Anisa pun mengingat - ingat sesuatu, akhirnya dia ingat saat santi datang meminta uang ganti rugi. Dan anisa mengatakan soal bahan makanan yang ada di dakam kulkas. Anisa pun menceritakan kepada bagas saat santi datang marah - marah minta ganti rugi dan anisa menyuruh santi mengambil bahan makanan dikulkas.
" Tapi mbak tadi hanya bercanda saja Gas dan tidak menyangka mbak santi mengambil semuanya bahkan persediaan telor juga ikut dia angkut. Huuhhh... benar -benar wanita yang aneh kakak ipar mu itu Gas. " Ucap anisa yang sudah duduk di kursi meja makan dengan memegang segelas air putih.
" Ya sudah kalau begitu kita tidak usah masak mbak. Biarkan saja mereka nanti makan angin. " Seru bagas.
" Siapa tahu mbak santi atau ibunya mengolah bahan makanan yang dia jarah dari kulkas tadi Gas. " Ucap anisa masih berfikir positif.
" Tidak mungkin mbak. Nanti mbak juga akan tahu sendiri, ya sudah aku mau mandi kalau begitu mbak. Sudah tidak perlu difikirkan nanti mbak sama mas rendra makan diluar saja tapi jangan lupa ajak - ajak aku ya " Seru bagas sambil terkekeh.
" Iya sih tenang saja " Ucap anisa membalas dengan diiringi tawa yang renyah.
Bagas memang keluarga dari rendra yang masih waras karena yang lainnya sudah tidak waras lagi terutama zainal dan santi si wanita tidak tahu malu. Bagas baru berusia 18 tahun dan baru kuliah semester 2, tentunya biaya kuliah dari rendra.
Anisa kembali kekamarnya dengan perasaan yang sebenarnya masih sangat kesal, memang benar bahan makanan itu dibeli menggunakan uang jatah belanja bulanan. Tapi bukan betarti harus diambil santi semuanya, karena jatah masak hari ini juga bahan makanan nya ikut diambil santi.
* Kita lihat saja pertunjukan nanti malam, pasti ada keributan besar gara - gara aku tidak masak makan malam * Gumam anisa dalam hatinya.
Sebelum magrib terdengar suara motor rendra memasuki pekarangan rumah. Dengan senyum mengembang anisa menghampiri suaminya dan mengambil tas kerja suaminya.
" Wah istriku bahagia sekali sih ? Bagaimana tadi pertemuannya dengan silvia , pasti seru kan ?" Tanya rendra sambil berjalan masuk dan menuju kamar.
" Seru banget mas " Jawab anisa dengan senyum yang terus mengembang.
" Tumben sepi dek pada kemana ? " Tanya rendra.
" Ibu ada di kamar kayaknya mas , seharian ibu ada dirumah mbak santi. Dirumah mbak santi ada orang tuanya yang berkunjung" Ucap anisa lalu meletakkan tas kerja rendra diatas nakas samping ranjang.
Rendra tidak banyak bertanya lagi, dia pun langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tidak lama adzan magrib berkumandang dan seperti biasa anisa dan rendra akan sholat magrib dulu sebelum keluar kamar untuk makan malam.
" Mas malam ini kita makan di luar saja ya ? Karena aku tidak masak, bahan makanan tadi di ambil mbak santi mungkin dia ingin masak unruk orang tuanya jadi aku tidak masak. Ibu nanti kita bungkuskan saja, kalau bagas katanya mau ikut " Ucap anisa sambil merias wajahnya dengan riasan yang terlihat sangat natural.
Rendra hanya mengangguk saja tanda dia setuju dan tidak banyak pertanyaan kepada istrinya.
***********
Satu.... Dua.... Tiga....
Anisa menghitung dalam hati, karena sebentar lagi pasti ada suara yang menggelegar. Dan benar saja tepat hitungan ke 3 suara ibu mertua anisa menggelegar.
" Anisa !! " Teriak ibu mertua anisa dengan lantang.
Bagas dan Rendra langsung berlari menghampiri ibunya takut terjadi sesuatu dengan sang ibu. Namun saat mereka sudah ada disana keadaan ibu nya tidak apa - apa justru sang ibu sedang berkacak pinggang dengan wajah memerah.
" Ada apa sih bu kok teriak seperti itu. Ini masih magrib loh bu. " Tegur rendra dengan lembut.
" Mana istri kamu Ren ? Bisa - bisa nya dia tidak masak, siang tadi dia tidak masak dan malam ini juga tidak masak. Terus malam ini kita mau makan apa ? Sebentar lagi santi dan orang tuanya akan kesini untuk makan malam" Seru ibu Ratri dengan suara yang sudah mulai melemah. Karena jika berhadapan dengan rendra ibu ratri tidak mau bicara kasar atau keras.
Anisa datang dengan wajah yang tidak merasa bersalah sama sekali. Pada dasarnya anisa memang tidak salah karena tidak ada bahan makanan yang harus dia masak.
" Nah ini biang masalahnya baru datang. Kenapa kamu tidak masak ?" Tanya ibu ratri ketus.
Belum juga anisa menjawab tiba - tiba rombongan orang tidak tahu malu datang dan langsung menuju meja makan.
" Makanannya belum disajikan nis ?" Tanya zainal dengan tidak tahu malunya menumpang makan tapi tidak sadar diri.
" Loh makan malamnya mana ini nis ? Kami semua sudah lapar loh nis, jam segini belum di sajikan dasar pemalas !" Seru santi dengan ketus.
" Mbak santi..... " Tegur rendra tapi langsung menghentikan ucapannya karena kedua orang tua santi tiba - tiba masuk keruang makan.
Demi kewarasan bersama akhirnya rendra tidak jadi menegur santi itupun dia lakukan karena menghormati orang tua santi.
" Maaf ya buk, pak. Makan malam nya belum siap. Karena anisa ini memang kalau tidak dimarah pasti tidak mau memasak. Dia ini menantu yang pemalas. " Ucap ibu ratri.
" Tidak salah nih siapa yang pemalas ? Padahal tiap hari yang bersih - bersih, masak nyuci itu aku semua loh. Masih dibilang pemalas. Menatu ibu itu ada dua loh, jadi ketahuankan yang pemalas itu yang mana.? Lagi pula malam ini memang tidak ada bahan makanab yang bisa aku masak bu makanya aku tidak masak " Ucap anisa sambil melirik santi yang melotot kearahnya.
" Kamu itu memang pemalas. Bukannya bahan makanan ada banyak, tadi pagi kamu baru belanja macam- macam ada daging sapi, ada ayam ikan dan lainnya. " Ucap ibu ratri.
Anisa hanya melirik malas kearah ibu mertuanya yang masih saja mengatainya pemalas.
" Bahan makanannya sudah dijual mbak santi. " Ucap anisa dengan tegas.
Haaaahhhh..... ???
Mata ibu mertua anisa sudah seperti mau lepas dari cangkangnya , begitu juga kedua orang tua santi. Mereka terkejut dengan yang sudah dikatakan oleh anisa.
*********
RATE BINTANG 5 NYA DULU YA KAK, KLIK RATE BINTANG 5 GRATIS KAK 🙏❤️❤️
LIKE , KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA BERIKAN HADIAHNYA AGAR AURHOR SEMAKIN SEMANGAT UNTUK UP 🙏❤️❤️
TERIMAKASIH 🙏❤️❤️
laki laki tak taudiru