Lanjutan If I Met You First...
- Jessica adalah seorang sarjana sejarah dan harus bekerja di museum New York di bulan Desember dimana semua orang antusias dengan natal. Kedatangan Nick yang seorang pemilik restauran halal untuk menumpang di museum karena lebatnya salju, membuat keduanya menghabiskan malam itu sambil melihat-lihat museum. Hingga Jessica harus mencari artifak yang hilang dan Nick membantunya. Lama-lama keduanya pun jatuh cinta.
- Joy bekerja sebagai konsultan finance ketika hendak ke Washington DC, terjebak dengan salju dan terpaksa tinggal di kota kecil bernama Crystal Valley. Disana joy bertemu dengan Ben, seorang pemilik rumah sakit kecil dan juga toko roti di kota itu. Joy yang tidak bisa kemana-mana, mau tidak mau membantu Ben membuat cookies untuk Natal. Ben pun semakin tertarik dengan Joy tapi saat gadis itu harus kembali ke Washington DC, Ben bisa melihat bahwa dirinya tidak pantas dengan gadis kota yang kaya raya seperti Joy.
7th generation of klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sisi Lain Jessica dan Joy
Kamar Nick
"Jessica? Ini Nick. Apakah aku membuatmu bangun?" Nick menelepon Jessica meskipun tahu sudah malam tapi dia sangat ingin segera Jessica tahu.
"Malam Nick. Ada apa? Aku baru mau tidur setelah dua malam terjebak di futon tidak nyaman museum." Jessica meletakkan tubuhnya diatas tempat tidur. "Apakah kamu menemukan sesuatu soal bintang Bethlehem nya?"
"Short of. Aku rasa ada salah satu pegawai museum yang terlibat dan bisa jadi dia tidak tahu jika itu barang penting."
"Dimana Nick?" tanya Jessica penasaran.
"Biar aku cari tahu dulu dan jika aku sudah yakin, aku akan menemui kamu di museum."
"Nick, apakah kamu itu seorang chef atau mantan tentara?" tanya Jessica dengan nada geli.
"Well, untuk kali ini, aku menjadi Sherlock Holmes, Dokter Watson," jawab Nick membuat Jessica tertawa.
"Oke Sherlock. Carilah petunjuk dimana bintang itu berada dan kita akan mendapatkannya. Selanjutnya, kita pikirkan apakah kita perlu membuka biro detektif museum," kekeh Jessica membuat Nick tersenyum.
"Bukan ide yang buruk, Irene Adler."
"Whoah, Nick Perrelli ... Ceritakan padaku, novel detektif apa yang sudah kamu baca selama ini?" Jessica merasa senang bisa mengobrol dengan Nick yang topiknya adalah topik Membagongkan.
"Selain karya Sir Arthur Conan Doyle? Perry Mason, Hercule Poirot, Miss Marple, Kapten Polisi Kosasih dan Gozali ...."
"Hold up! Kamu baca novel Indonesia? Kapten Polisi Kosasih dan Gozali itu kan karya author S.Mara Gd. Bagaimana kamu bisa membaca itu?" potong Jessica.
"Aku tidak sengaja membacanya, Jess. Entah kenapa aku suka karena settingnya kan tahun 80an, tidak ada teknologi canggih dan semuanya mengandalkan otaknya serta bukti yang ditinggalkan. Aku membaca semua bukunya. Tunggu, bagaimana kamu juga tahu buku itu?"
Jessica tersenyum tapi tidak terlihat oleh oleh Nick karena mereka melakukan telepon biasa.
"Karena aku juga suka baca cerita soal detektif seperti itu. Oke Hercule, kapten Hastings ini sudah mengantuk. Kita lanjutkan besok ?" senyum Jessica.
"Kita lanjutkan besok Ran Mouri. Selamat beristirahat dan selamat malam," ucap Nick.
"Selamat malam Conan Edogawa."
Nick mematikan panggilan teleponnya dan tersenyum karena merasa moodnya membaik setelah mengobrol dengan Jessica. Nick sudah mencari tahu siapa Jessica sebenarnya dan tidak menyangka gadis yang tampaknya sederhana tersebut adalah pewaris perusahaan bir hitam di Boston dan Dublin Irlandia. Jessica memiliki saudara kembar bernama Joy yang seorang konsultan keuangan di sebuah perusahaan finance ternama di Amerika dan seorang kakak laki-laki bernama Jordan, yang mantan pemain Manchester United. Jordan mengalami cidera yang buruk dan memaksanya untuk pensiun di usia muda bagi seorang pemain sepakbola dan menjadi pengusaha di perusahaan keluarganya.
Nick terkadang tidak habis pikir. Banyak gadis yang bergaya seperti orang kaya padahal biasa saja terutama di internet, tapi tidak Jessica. Nick berhasil mendapatkan Instagram Jessica yang tidak diprivatisasi dan terkejut karena isinya adalah pekerjaannya serta bersama keluarganya. Nick mengira akan ada pamer barang branded tapi tidak. Selain pekerjaan dan keluarga, Jessica pamer buku-buku yang sedang dibacanya yang membuat Nick tersenyum ternyata bervariasi antara novel roman Harlequin hingga buku berat seperti Ulysses karya James Joyce.
Gadis ini sangat unik. Cerdas tapi juga polos.
Nick pun memakai celana piyama nya dan naikmke atas tempat tidur untuk beristirahat.
***
Crystal Valley
Joy mendelik saat bibir Ben mencium bibirnya lagi. Entah ini memang takdir atau kebetulan dirinya harus mendapatkan dua kali ciuman dari orang yang sama hanya dalam rentang waktu kurang dari satu jam, ini nggak benar!
Ben masih mencium bibir Joy hingga gadis itu mendorong tubuh besar Ben ke samping, membuat Ben terkejut saat wajahnya kena salju.
"BEN!"
Joy pun bangun dan berdiri sambil berkacak pinggang ke Ben yang sedang membersihkan wajahnya karena terkena salju.
"Maaf Joy ! Itu tidak disengaja! Sungguh !" Ben terduduk dan menatap memelas ke Joy.
"Huuuhhhh !" Joy menghentakkan kakinya dan memilih berjalan meninggalkan Ben.
Pria itu bergegas berdiri dan mendekati Joy untuk melindungi gadis itu. Meskipun Crystal Valley itu aman tapi musim dingin seperti ini, terkadang ada coyote atau rubah yang menyasar untuk mencari makanan dan tidak segan menyerang manusia, jika terkejut. Meskipun pada dasarnya kedua hewan itu termasuk pemalu dan memilih menghindar saat bertemu manusia.
"Joy, I'm sorry." Ben berusaha membuat gadis kota itu tidak marah padanya.
"Aku maafkan!" jawab Joy galak.
"Benarkah?" tanya Ben masih ragu dengan ketulusan Joy memberikan maaf.
"Iya ! Sekarang aku mau kembali ke hotel dan istirahat!"
"Aku antarkan." Ben menepati janjinya dengan mengantarkan Joy ke penginapan. Gadis itu pun masuk tanpa menoleh ke belakang dan Ben merasa tidak enak karena sudah berbuat kacau membuat Joy marah.
"Bodoh kamu Ben !" umpatnya.
***
Hari Natal, Manhattan New York
Nick terbengong bengong saat mendatangi apartemen tempat Jessica tinggal dan gadis itu tidak berbohong jika lokasinya dekat dengan The Plaza. Tidak heran kalau Jessica santai saja berada disana karena dia memang sudah terbiasa.
Nick tahu bagaimana kayanya keluarga Jessica yang masih berhubungan dengan keluarga Pratomo, pemilik PRC Group, salah satu perusahaan arsitektur, konstruksi dan dekorasi terkenal di dunia selain usaha lainnya yang menggurita. Tapi melihat sendiri bagaimana kayanya Jessica, tetap membuat Nick terkejut.
Bagaimana seorang gadis yang nona muda sebuah perusahaan baja dan bir terkenal, dengan santainya dia tidur diatas futon seolah itu hal yang biasa sementara banyak gadis ogah seperti itu. Bekerja di bawah tanah penuh debu, membuat katalog semua barang di museum sementara Jessica bisa hidup penuh kemewahan dan menjadi nona muda yang bisa keliling dunia serta pamer pesta disana sini. Tapi tidak dengan gadis itu.
Nick tidak menemukan Jessica maupun saudara kembarnya ikut pesta dimana pun, baik di Ibiza, Conchela ataupun party di club manapun. Nick juga menyelidiki Instagram Joy yang isinya juga tidak lebih baik dari Jessica karena isinya makanan kebanyakan. Nick juga melihat Instagram semua saudara Jessica, tidak ada pamer barang branded juga.
"Anda mau cari siapa?" tanya penjaga pintu apartemen Jessica.
"Miss Jessica O'Grady," jawab Nick.
"Nama anda?"
"Nick Perrelli."
"Tunggu sebentar." Penjaga itu menghubungi Jessica dan mengangguk. "Anda bisa masuk. Ke lift dan pencet tombol angka delapan. Apartemen miss O'Grady di kamar 811."
"Oke. Terima kasih. Merry Christmas," senyum Nick.
"Merry Christmas," balas penjaga pintu.
Nick pun masuk ke dalam lift dan memencet angka delapan. Pria itu melihat bagaimana mewahnya apartemen Jessica dan tidak yakin berapa harga sewanya sebulan. Nick sendiri sudah membeli apartemennya di daerah Lower Manhattan dekat dengan Chinatown dan itu harganya tidak sebanding dengan apartemen Jessica.
Nick pun keluar dari lift dan langsung menuju unit 811 dan memencet bel. Tak lama Jessica membuka pintunya dan tersenyum saat melihat Nick.
"Pagi, Sherlock. Ayo, silahkan masuk. Bagaimana jika di hari Natal ini kita menjadi detektif Santa Claus?" kerling Jessica.
"Apa kita butuh bantuan Rudolph?" balas Nick sambil tertawa.
"Kalau perlu. Ayo masuk. Kamu mau hot choco dengan ekstra marshmallow?" tawar Jessica sambil berjalan masuk ke apartemennya dan Nick melihat bagaimana rapinya apartemen itu. Perabotannya termasuk minimalis tapi sangat feminim.
"Aku kira kamu akan banyak barang artifak atau apapun mengingat kamu bekerja di museum," ucap Nick sambil menggantungkan jaketnya di capstock.
"What? No, Nick. Aku suka rumahku lega tanpa ada artifak apapun karena mereka sudah di museum. Terkadang aku ingin melepaskan pekerjaan dan kehidupan pribadiku agar ada keseimbangan," jawab Jessica yang sedang membuat hot Choco.
"Kamu benar. Memangnya kami para chef sampai di rumah masak lagi? Tentu tidak, kami pesan pizza."
Jessica tertawa kecil. "Karena kamu sudah lelah memasak bukan?"
"Kamu benar." Nick berjalan ke arah jendela dan melihat pemandangan kota Manhattan disana. "Pemandangannya sangat indah, Jess."
"Aku selalu suka melihatnya jika malam hari. New York itu kota yang indah ... Di permukaan." Jessica menyerahkan mug berisikan hot Choco dengan marshmallow. "Padahal banyak hal yang tidak baik disini meskipun warganya juga ramah."
"Kamu benar." Nick menyesap hot Choco nya. "Kita mulai penyelidikan?"
***
Crystal Valley
Joy merasa gabut karena semua orang sedang pergi ke gereja untuk melakukan misa Natal sementara dirinya berada di penginapan sendirian. Gadis itu pun berjalan keluar sambil membawa ponselnya dan mulai memotret pemandangan kota kecil Crystal Valley dan akan memamerkan di blog nya. Joy adalah seorang blogger kota-kota di Amerika dan jika kota itu memang nyaman dikunjungi, dia akan merekomendasikan.
Mengingat nama belakangnya cukup terkenal, Joy menggunakan nama belakang opanya, Neville. Ada banyak Neville di dunia dan Joy yakin tidak ada yang akan mengaitkan dengan keluarga Neville yang terkenal itu.
"Kota ini patut dipromosikan." Joy lalu mengambil MacBook nya dan mulai mengetik blog nya yang merupakan hobinya guna membuatnya menghilangkan stress dari pekerjaannya sebagai konsultan keuangan.
Ben melihat Joy duduk di kursi taman sambil mengetik sesuatu, merasa tidak berani mendekati gadis itu.
"Dekati dia, Boss. Besok sudah pergi lho," bisik Debbie.
"Dia begitu serius, Deb... Bukan tipeku."
Debbie memajukan bibirnya. "Jangan menyesal kalau dia pergi. Bukankah sudah menjadi tradisi jika pasangan masih single berciuman di bawah mistletoe, pasti akan berjodoh?"
Ben menoleh ke arah Debbie. "Dia bukan jodohku, Deb!"
"Terserah kamu ... Tapi kami semua suka Joy."
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 😊 ❤️
tinggal Ben nih yang belum dites....
harusnya yang ngetes om eagle ato fesya ya
warisan budaya Indonesia yang sarat makna dan filosofi hanya senjata
monggo persiapkan dan tunjukan kemampuan tembak menembak nya....