NovelToon NovelToon
MENIKAHI DEWI JUDI

MENIKAHI DEWI JUDI

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Balas Dendam / Romansa-Percintaan bebas
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Neti Jalia

Lensi Deva Gumilang. Seorang anak kandung yang tersisih. Anak pengusaha ternama, namun lebih bahagia hidup di dunia hitam. Siapa sangka pergaulannya di dunia itu, menjadikan dirinya dijuluki sebagai Dewi judi.

Lensi seorang gadis lulusan design. Menjadi seorang model busana muslim. Prkerjaan sampingan yang tidak seorangpun tahu, kecuali sahabat setianya. Perjodohan bisnis yang dilakukan ayahnya membuat dirinya kabur dari rumah, dan mengikuti perjudian kelas kakap. Lensi memenangkan hasil perjudian 300 milyar dan dikejar oleh bandar judi. Hingga dirinya masuk kedalam kawasan terlarang dari dunianya, dan bertemu seseorang yang mampu menggetarkan hatinya.

Akankah Lensi selamat? apakah Lensi mampu menundukkan hati pria pujaannya?


Yuk kepoin kisahnya🙈🙈🙈

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neti Jalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Penjelasan

"Jadi apa sebenarnya yang terjadi antara kalian berdua ini? Baim, Abi sangat kecewa sama kamu. Kamu tahu sendiri kita panutan disini," tanya Ustad Gofur.

"Demi Allah Abi. Aku tidak pernah melakukan hal-hal yang akan di laknat oleh Allah." Jawab Ibrahim.

"Mana mungkin. Umi lihat sendiri kalau gadis ini tengah berada diatasmu dengan pakaian terbuka. dan kamu juga sedang bertelanjang dada. Darimana dia bisa masuk ke kamarmu, kalau bukan kamu sendiri yang membawa gadis ini masuk," timpal Aisyah.

"Kamu mau buat malu keluarga kita di depan Ustad Sobir, kalau berita ini sampai tersebar?" tanya Ustad Gofur.

"Demi Allah Umi. Apa yang kalian lihat tidak seperti yang kalian bayangkan. Aku tidak kenal dengan gadis haram jadah ini," sangkal Ibrahim penuh emosi.

Mata Lensi melotot saat dirinya dikatai gadis haram jadah.

"Kurang ajar. Apa dia pikir aku tidak mengerti apa yang dia katakan itu? beraninya dia menghinaku. Lihat saja, aku akan mengerjaimu habis-habisan. Aku tidak puas kalau tidak melihatmu kena tabok oleh Ustad berjanggut tebal ini," batin Lensi

"Apa yang kamu katakan Baim. Kamu kok gitu? kamu sendiri yang yang mengundangku kemari. Kamu tega sekali habis manis sepah dibuang. Kamu mau mencampakkanku, setelah semalaman kita bercinta?"

Mata Ibrahim terbelalak. Terlebih Aisyah dan Ustad Gofur.

"Aku sedih tahu nggak. Kamu bilang mau bertanggung jawab setelah merenggut kehormatanku. Kenapa? apa karena aku anak orang tidak mampu, tidak terpandang, dan tidak mengerti agama? jadi kamu mau membuangju begitu saja?"

"Memang salahku karena terlalu bodoh percaya dengan bujuk rayu laki-laki. Aku pikir karena kamu anak Ustad besar, jadi kamu tidak sama dengan pria yang lainnya. Ternyata aku harus mengalami nasib seperti ini. Hikz...."

"Cukup! apa kamu sudah tidak waras? beraninya kamu memfitnahku?" Hardik Baim penuh emosi.

"Fitnah apa? apa perlu aku bertelanjang disini agar orang tuamu bisa memeriksa keperawananku?" ucap Lensi tak kalah sengit.

"Dasar wanita gila. Aku akan mencekikmu sampai mati," Ibrahim yang hilang kesabaran bangkit dari tempat duduk dan ingin menyerang Lensi.

"Hentikan!" Hardik Ustad Gofur.

"Ayo Tad.Tabok anakmu ini. Enak aja ngatain aku gadis haram jadah," batin Lensi.

"Baim. Apa itu benar? apa kamu sudah lupa nilai-nilai agama yang kami ajarkan dan yang kamu pelajari sampai ke negeri orang?" tanya Ustad Gofur.

Wajah Ibrahim jadi memelas. Dia tidak tahu lagi bagaimana caranya agar orang tuanya bisa percaya dengan ucapannya. Karena Ibrahim memang baru pertama kali terlihat melakukan kesalahan.

"Abi.Umi, apa sikapku selama ini tidak bisa menunjukkan kalau putra kalian cukup bermoral. Kalau aku mau, kenapa aku harus membawanya ke lingkungan pesantren? itu sama halnya aku mau bunuh diri," ucap Ibrahim.

Ustad Gofur jadi terdiam, begitu juga dengan Aisyah.

"Ya sudah kalau kamu tidak mau bertanggung jawab dan mengelak. Sebaiknya aku pergi saja dari sini," ujar Lensi sembari bangkit dari tempat duduknya.

"Heh...kesempatanku buat pergi dari sini seperti tanpa dosa. Kasihan juga gue kalau ngibulin Ustad besar begini, bisa-bisa kualat," batin Lensi.

"Tunggu!" Ustad Gofur membuat langkah kaki Lensi terhenti.

Lensi perlahan berbalik, dengan jari-jari saling bertautan.

"Kemarilah!" ujar Ustad Gofur.

"Haduh...kenapa firasatku mendadak tidak enak begini ya? aku gue mendadak gugup," batin Lensi.

Lensi perlahan mendekat, dan kembali duduk ditempat dia duduk sebelumnya.

"Aku sudah memutuskan. Kalian akan aku nikahkan," ujar Ustad Gofar.

Jdeeeeerrrrr

Ibrahim dan Lensi sama-sama terkejut. Bahkan lutut Lensi jadi bergetar.

"Ti-Tidak usah Ustad. Baim tidak mau bertanggung jawab tidak apa. A-Aku...."

Hoekkkk

Hoekkk

Hoekkk

Lensi yang masuk angin, tidak bisa menahan rasa mual. Terlebih dia belum makan sama sekali.

"Ka-Kamu hamil?" tanya Aisyah, yang membuat rasa mual Lensi mendadak lenyap.

"Matilah aku. Kenapa jadi senjata makan tuan begini?" batin Lensi.

Lensi tidak bisa bicara lagi. Dia hanya mengatakan tidak dengan kedua telapak tangannya. Rasa mualnya membuat mulutnya tidak bisa bicara.

"Kalau kamu hamil. Berarti Baim bertambah harus bertanggung jawab," ucap Ustad Gofur.

"Abi...baim tidak...."

"Abi tidak mau mendengar ucapanmu lagi. Jangan kamu kira karena kita akan berbesan dengan keluarga Ustad Sobir jadi kamu mau lepas tanggung jawab begitu saja? Abi tidak pernah mengajarimu jadi pria yang tidak bertanggung jawab," Ustad Gofar memotong ucapan Ibrahim.

"Mampus. Kenapa jadi gini? haduh...aku belum siap nikah. Dendamku belum terbalaskan. Pria ini lumayan masuk dalam kriteriaku alias memang tipeku. Tapi aku nggak ada niat ngerebut tunangan orang lain. Sebaiknya aku nurut saja dulu, saat ada kesempatan aku kabur saja dari sini," batin Lensi.

"Astaga tatapannya sudah seperti tatapan maut. Kelihatan sekali dia sangat marah dan benci padaku. Maafin aku Baim, kamu tenang saja. Aku nggak akan jadi istrimu kok. Aku akan memperbaiki semuanya nanti,"

Lensi jadi tertunduk, saat dia menoleh kearah Ibrahim mendapat tatapan maut dari pria itu.

"Tapi gimana jadinya rencana pernikahan Ibrahim yang tinggal 3 hari lagi Bi? keluarga Ustad Sobir pasti sangat kecewa, terlebih dengan putrinya," tanya Aisyah.

"Aku akan menghubungi Ustad Sobir. Biar kami pecahkan masalah ini bersama. Kalau mereka malu pernikahan ini batal, maka mereka bisa membiarkan putri mereka memiliki madu." Jawab Ustad Gofar.

"Mukegile ini Ustad. Enak aja main suruh si Baim Poligami. Kayak gue nggak kecari perjaka lain aja," batin Lensi.

"Ya Allah...kenapa takdirku jadi seperti ini sih? dia pasti mengiraku pria yang seperti itu," batin Ibrahim.

Ibrahim jadi teringat wajah tunangannya yang suka tersenyum malu-malu.

"Dimana rumahmu? biar saya yang melamarmu untuk Baim," tanya Ustad Gofar.

"Ti-Tidak usah Ustad. Tidak menikah tidak apa-apa. Tidak masalah buatku,"

"Tidak masalah buatmu. Tapi sangat masalah buat keluargaku. Nanti setelah anakmu lahir, kalian akan menikah ulang. Dan sebelum anak kalian lahir, jangan pernah melakukan hubungan seperti itu lagi. Kamu juga tidak perlu takut dengan ancaman Baim," ucap Ustad Gofur.

Ibrahim hanya bisa menjambak-jambak rambutnya. Pria itu merasa reputasinya sudah tercemar di depan orang tuanya dan juga para santri.

Ibrahim langsung bangkit dari tempat duduknya dengan wajah merah padam. Lensi tahu pria itu sedang marah saat ini.

"Kamu tidak usah takut. Kita cari solusinya bersama," ujar Aisyah yang mengusap punggung Lensi.

"Apa kalian tidak marah padaku?" tanya Lensi.

"Kenapa harus memarahimu? kalian memang membuat kesalahan, tapi apapun yang sudah terjadi semua pasti ada alasannya. Ini sudah takdir, Qodarullah." Jawab Aisyah.

"Bagaimana bisa mereka begitu santai menikahkan anaknya dengan gadis asing penipu sepertiku? aku jadi merasa bersalah dengan orang-orang polos ini. Tapi bagaimana caraku memperbaiki keadaan? mereka pasti tidak akan percaya dengan ceritaku, karena mengira aku takut dimarahi putranya," batin Lensi.

Lensi jadi pusing sendiri karena hasil perbuatannya. Dia bertekad ingin bicara serius dengan Baim dan segera kabur dari tempat itu.

1
Lilo Stitch
hahaha setuju
Lilo Stitch
*sempat
Lilo Stitch
baru ingat aisyah yg pernah di tolong lensi kan waktu mobil mrk di keroyok preman trs lengan lensi terluka
Lilo Stitch
menantang
Indah Permatasari
Gila gilaa gilaa ga tau lagi mau ngucapin apa sama novel ini, keren dan banyak pembelajaran (walaupun aku nonis, tp aku juga paham dikit² ilmu islam). Nyesel baru ketemu novel ini kemarin hari senin/selasa. The best banget sih thor novel ini.
Anonymous
j
Siti S
Luar biasa
Dian Dian
/Facepalm//Facepalm/
Khoerun Nisa
knp GK bilng aja suami istri knp harus muter2 oon kmu
Khoerun Nisa
ko bisa ya GK jeda klu wanita kn klu udh keluar di gempur lagi akan sakit lh GK BS trus2an
Khoerun Nisa
serasa buang air besar klu bilng hajat
Khoerun Nisa
hkik aku bahkan tak hapal surat Al rahman klh SMA novel
Khoerun Nisa
bukn merebut kembali tp mmbelinya klu gtu oon bgt ku kira bkl ambil tnpa mengeluarkan uang
Khoerun Nisa
kebnyakn dendammerebut perusahaan hrus dgn bngkrut dulu lalu di bayar tp menurutku merebut tnpa mengeluarkan nilai dn dlm keadaan utuh itu baru kern itu bukn merebut hak milik klu gtu tp membeli
Khoerun Nisa
knp harus bgtu tingkah mu lansia knp GK jujur mlh mmbuat rumit klu bnr2 GK siap nikah
anis suranti
Luar biasa
Anonymous
n
Nurhayati Lubis
kabar org tua lensi apa cerita
Anisa Fitriani
bra itu BKN nya buat perempuan yaa🤭🤣
Anisa Fitriani
😭🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!