Perjodohan adalah hal yang tak pernah terlintas di hidup Caca.
Caca sama sekali tidak bisa membayangkan kalau masa depannya akan seperti ini. ia sudah kehilangan cinta pertamanya sejak 2tahun lalu, sekarang ia dipaksa harus menikah dengan anak dari sahabat mamanya.
Caca hanya takut jika yang di jodohkan dengannya adalah lelaki tua dengan perut buncit, atau kakek-kakek peot. Bagaimana jika nanti suaminya akan memperlakukannya dengan kasar dan membecinya seperti yang sering ia baca di dalam novel. Tapi kekhawatirannya itu ternyata salah besar, karena tuhan telah menjodohkannya dengan tuan muda berparas rupawan dengan hati seperti malaikat yang begitu menyayanginya.
*
*
"Jangan takut Acha" ujar pria itu dengan lembut.
DEG...
Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka selanjutnya? ikuti terus kisah cerita mereka disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsha_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19 Anu Pangku Mas!!
Hari ini adalah hari kedua mereka melaksanakan kegiatan ospek.
Caca Xanders serta teman-temannya sedang berada di parkiran kampus sambil menunggu kegiatan ospek dimulai.
BRUKKK
"Awssh" Caca tersentak kaget saat seorang perempuan berlari tak memperhatikan jalan. Perempuan tersebut menabrak Caca yang tengah berdiri di parkiran kampus.
Dengan sigap Xanders menahan pinggang Caca.
"Kamu gak papa sayang?"
"Gapapa".
Caca mengalihkan pandangannya pada perempuan yang masih dalam posisi duduk tersungkur, matanya memicing sepertinya ia tidak asing dengan perempuan ini.
perempuan itu mendongak, Caca memasang wajah datarnya saat tau perempuan itu adalah Nara.
"Lo gak liat apa ada orang segede gini asal main tabrak aja" ujar caca jengkel.
"Kamu kenapa sih kak jegal kaki aku sampai aku jatuh gini" ujar Nara dengan wajah sok tersakiti nya.
"Heh Lampir Lo sendiri yang lari-lari tapi kok malah Caca yang di salahin gak jelas banget Lo" sentak Disti.
"Keliatan banget capernya" sarkas Cecil.
Nara masih bertahan dengan wajah sok lugunya, ia beralih menatap Xanders berharap Xanders akan iba dengannya.
"Kak Xanders boleh tolong anter aku ke unit kesehatan enggak, kaki aku sakit banget" keluh Nara pada Xanders.
Namun Xanders hanya diam tak bergeming sama sekali bahkan menatap Nara pun tidak.
"Bangun Lo." Caca sedikit kesal melihat sikap Caper Nara pada suaminya.
"Kaki aku sakit kak, kamu kok tega banget sih sama adik kamu sendiri hiks hiks" Nara mengeluarkan air mata buayanya.
Mungkin bagi orang lain yang tidak tau, mereka akan mengiba pada Nara dan berfikir seolah Caca orang yang jahat terhadap adiknya.
"Ternyata cewe yang sama Xanders orangnya jahat ya"
"Ternyata perempuan itu kakak adik"
"Jahat banget sih dia jadi kakak nindas adiknya sendiri"
"Kok Xanders mau ya sama cewek kaya gitu".
Bisik-bisik mulai terdengar mereka membicarakan Caca Dan Nara.
Nara yang mendengar itu tersenyum smirk, ia berhasil membuat citra Caca buruk di hadapan semua orang.
Caca menghela nafasnya, inilah yang membuatnya malas berhadapan dengan Nara si gadis playing victim ini dia akan selalu merasa tersakiti dan mencari perhatian dari semua orang.
"Cabut" ajak Xanders.
"Heh awas aja Lo macem-macem sama Nona muda gue" ujar Rizki sebelum ikut pergi menyusul yang lainnya.
Mereka semua berjalan pergi meninggalkan Nara yang masih terduduk di parkiran.
Nara yang ditinggalkan begitu saja oleh mereka mengepalkan kedua tangannya. Dia benar-benar tidak terima melihat Caca yang dijaga dan di ratukan oleh semua orang.
...****************...
Mereka semua kembali dikumpulkan di lapangan untuk melaksanakan kegiatan ospek hari ini.
......................
Kegiatan ospek hari ini berjalan dengan lancar, saat ini mereka tengah beristirahat.
Kantin kampus sudah dipenuhi oleh para maba. Sama halnya seperti Xanders dan Caca, mereka duduk satu meja bersama para sahabatnya.
Saat yang lain sedang menunggu pesanan mereka, Rizki justru terlihat mengeluarkan sebuah kotak bekal dari dalam tasnya.
"Lo bawa bekel Ki?" Tanya Leo.
Rizki mengangguk sebagai jawaban.
"Bwuuuhahahaha..... Gambar Shincan anjir kotak bekelnya" ujar Leo tertawa ngakak, seketika tawa mereka semua pecah mendengar ucapan Leo.
Tawa mereka terdengar sangat nyaring di tengah kantin sampai-sampai mereka menjadi pusat perhatian seluruh orang dikantin.
Sedangkan yang di tertawakan hanya memberenggut sebal.
"Ini buatan mami gue tau, kalian jangan gitu" ujar Rizki.
"Awas Lo semua Gue aduin sama Mami." ancam Rizki, dia seperti anak kecil yang tengah di Nakali oleh temannya.
"Udah-udah jangan di ketawain gitu, gak semua orang bisa loh ngerasain di bawain bekel sama nyokap nya" ujar Naya.
Rizki yang merasa ada yang membelanya seketika tersenyum sumringah.
"Tuh dengerin kata ayang gue" ujar Rizki menepuk dadanya dengan bangga.
"HEH" sentak Naya dengan mata melotot. Rizki yang melihat tatapan Naya hanya mengangkat tangannya membetuk piece.
Makanan yang mereka pesan pun akhirnya tiba.
Caca segera meracik bakso yang dia pesan, saat hendak memasukkan sambel ke dalam mangkuk nya sebuah tangan kekar menahan pergelangan tangannya.
"Jangan pakai sambal sayang nanti perut kamu sakit" ujar Xanders dengan lembut.
UHUK UHUKK...
Rizki yang tengah makan pun tersedak-sedak mendengar suara Xanders yang begitu lembut.
Seumur-umur bersahabat ini pertama kalinya dia melihat seorang Xanders bucin pada perempuan.
"Hati-hati Makan nya sayang nanti keselek" ujar Leo pada Rizki dengan suara mendayu-dayu meniru ucapan Xanders.
"Anji*g geli bangke" umpat Rizki.
Bukannya baper justru malah ngeri!!
"Hahahahaa...." tawa Disti pecah melihat kekonyolan mereka berdua.
"Xanders" panggil Caca pada sang suami.
"Gak enak kalau gak dikasih sambel" ucap Caca dengan lesu.
"Sedikit aja ya plisssss" Caca membujuk Xanders dengan mengeluarkan puppy eyes nya.
"Shitt!! gemesin banget istri gue" ujar Xanders dalam hati.
"Yaudah dikit aja" pasrah Xanders.
"Makasih sayangkuu" ujar Caca dengan tersenyum manis.
Tiba-tiba...
BRUKKK
Seorang perempuan terjatuh disamping meja mereka ntah sengaja atau tidak perempuan itu jatuh tepat diatas pangkuan Xanders, Karena Xanders memang duduk dibangku paling pinggir.
Mata mereka semua melotot tak percaya melihat kejadian ini, bahkan atensi seluruh orang dikantin tertuju pada meja mereka.
Caca menggenggam erat sendok Garpu di tangannya, atmosfer disekitar mereka mendadak menjadi panas sekali.
"Anji*g" umpat Xanders.
Xanders langsung mendorong perempuan itu, membuat perempuan itu jatuh tersungkur mengenai meja kantin.
Ternyata perempuan itu adalah seorang panitia ospek yang memerahi Caca kemarin.
"Lenaaaa" teriak teman-temannya, mereka berlari menghampiri Selena yang tergeletak di lantai.
Darah segar mengalir dari kepala Selena, Xanders bahkan tak merasa bersalah sama sekali.
Xanders langsung menghampiri Caca, raut wajah Caca benar-benar tak bersahabat.
"Aduh panas banget sih kipas dong kipas" ujar Disti menyindir Caca.
"Parah mainnya pangku-pangkuan Ca" Ujar Leo.
"Anu.... pangku mass!!" Sambung Rizki.
Mereka semua mengompori Caca membuat Xanders semakin panik saja. Mungkin jika bisa dilihat kepala Caca sudah mengeluarkan Asap.
Caca pergi meninggalkan kantin dengan langkah lebarnya. Tangannya mengepal hidungnya kembang kempis tanda ia sangat emosi.
"Sayanggggg" Xanders berteriak memanggil Caca yang sudah berjalan keluar dari kantin.
"SIAL!!" Xanders langsung berlari mengejar Caca.
"Gue gak ikut-ikutan" Ujar Bima.
"Siap-siap aja deh abis ini si nyai ngereog" celetuk Disti terkekeh.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung.......
Hallo teman-teman terimakasih sudah membaca novel ini. Jangan lupa like dan komen kalau kalian menyukai cerita ini.
Follow juga akun Author, untuk visual tokoh ada di IG "panggilaja.marsha" Dan akun tiktok Author Marsha_
Jangan lupa Share Ceritanya agar lebih banyak yang baca, Terimakasih❤️
udah kepo banget nih sama ceritanya
Nanti author kasi link
lanjut Thor jangann kasih kendor
dari kemarin ada niatan mau bikin tapi masih maju mundur😓😓
lanjutt lgi thorr
fiks orang-orang harus baca sih gila banget nih author nya bikin cerita sebagus itu