Suami Rahasia

Tidak ingin jadi penonton melihat Zico dan Karina yang menikmati makan malam di ruang tamu itu. Ella akhirnya beranjak dari sofa. Zico yang melihat pergerakan di depan matanya terus memandangi Ella hingga masuk ke dalam kamar. Karina tentu saja merasa menang. Niatnya untuk mengusir Ella dari ruang tamu itu berhasil dengan tingkahnya yang selalu bersikap manja kepada Zico. Karina bahkan berkali-kali mengelus paha Zico ketika Ella .asih di ruang tamu itu.

Sesampai di kamar. Ella langsung memasukkan berkas berkas pribadinya ke dalam ransel. Ijazah dan sebuah sertifikat tanah yang dibeli dengan jerih payahnya sendiri. Hanya dua berkas itu yang dimilikinya hal berharga di rumah ini. Ella harus mengamankan itu terlebih dahulu sebelum Zico mencium pernikahannya dengan Bima. Dia takut Zico akan menahan dua berkas itu untuk menahan dirinya tetap menjadi istri baginya.

Kemudian Ella mengumpulkan hal hal yang dianggapnya sampah di kamar itu. Dia memasukkan semua alat alat kecantikan ke dalam keranjang sampah karena Ella tidak membutuhkan itu lagi. Bima sudah membelikan skincare mahal dan alat Make up untuk dirinya. Ella juga menurunkan pigura yang berisi foto pernikahannya dengan Zico. Ella mengeluarkan foto dari pigura tersebut kemudian merobeknya menjadi bagian bagian kecil.

Tidak ada lagi perasaan apapun ketika membuang foto yang sudah tidak terbentuk itu ke keranjang sampah. Kalau dulu Ella berharap Zico berubah dan berharap bisa mencintai dirinya. Kini Ella hanya berharap kepada Bima. Mengharapkan laki laki itu tetap mencintai dirinya seperti satu Minggu ini yang mereka lewati bersama. Ella hanya meminta maaf dalam hati kepada kedua orangtuanya dan kedua orang tua Zico karena tidak bisa melanjutkan pernikahannya dengan Zico. Ini bukan keinginannya. Tapi Zico lah yang mengajari dirinya untuk melepaskan diri dari pernikahan perjodohan ini.

Di ruang tamu, setelah selesai menikmati makan malam. Zico dan Karina bersantai sambil menikmati film barat yang banyak memutar adegan romantis. Karina sengaja memutar film itu untuk melancarkan rencananya. Tubuhnya terus menempel ke Zico sambil mengelus bagian tubuh tertentu milik Zico suaminya. Seperti yang sudah sudah, Karina menginginkan melakukan hal intim di ruang tamu itu supaya membuat Ella tidak betah di rumah itu.

Karina merasa dirinya hampir berhasil menyingkirkan Ella dengan cara itu. Dia menduga, Ella pergi berlibur dan tidak ada di rumah selama satu Minggu ini karena tidak tahan melihat dirinya dan Zico selalu bermesraan di sembarang tempat di rumah itu. Karina juga akan melakukan hal yang sama malam ini.

Karina terus melancarkan aksinya. Karina berhasil. Kini Zico juga sudah membalas sentuhannya. Selain karena sentuhan Karina, adegan adegan di film itu membuat Zico menginginkan menyatu dengan tubuh istrinya. Karina memberikan pelayanan terbaik sebagai istri malam ini. Karina tidak akan membuang kesempatan ini untuk mencapai tujuannya. Di ruang tamu itu kini mereka sudah melakukan ritual suami istri yang seharusnya di lakukan di tempat pribadi. Di tengah menikmati guncangan tubuh Zico. Karina tersenyum. Dia mengeluarkan suara laknat tanpa malu. Suara yang membuat Zico menggila hingga dia lupa dimana dirinya saat ini. Karina terus mengeluarkan suara itu dengan agak kencang sambil menggerakkan tubuhnya di bawah tubuh Zico. Zico juga sudah mengeluarkan suara yang tidak kalah laknat. Ella menyunggingkan senyum di tengah permainan mereka. Dia sangat yakin jika Ella pasti mendengar suaranya.

Seperti dugaan Karina. Ella jelas mendengar suara Karina yang merasakan nikmat tiada tara. Bukannya marah. Ella tersenyum sinis. Suara itu memberi Ella ide cemerlang. Ella menyambar ransel dan membuka pintu dengan perlahan. Mengintip dua manusia itu yang sedang mereguk nikmat. Menyadari dua manusia itu sedang asyik, Ella keluar dan Menutup pintu itu dengan perlahan. Sekilas dia melihat dua manusia yang tidak tahu malu. Posisi Karina yang berada di pangkuan Zico menghalangi Zico melihat Ella yang sudah keluar dari kamarnya. Tapi tidak dengan Karina. Sejak dia mengambil alih permainan. Dan posisinya menghadap ke arah kamar Ella. Matanya sudah terus mengawasi pintu kamar Ella. Dia sangat berharap Ella keluar. Dan ketika pintu kamar bergerak. Karina langsung merapatkan tubuhnya ke Zico dan mencium rakus bibir suaminya. Dia membuat seolah olah Zico yang menciumnya dengan rakus. Dan tidak melihat Ella yang mengintip.

Karina kembali merasa berhasil. Dia tertawa dalam hati dan sudah siap mendengar makian Ella untuk mereka. Dia juga sudah siap jika tubuhnya akan menjadi target amukan Ella. Karina sudah berencana untuk menjadikan amarah Ella untuk menjebloskan madunya itu ke dalam penjara. Dalam hati, Karina memuji dirinya sendiri karena menemukan ide cemerlang itu.

Tapi rasa senang yang sudah melanda hati Karina hilang mendengar suara pintu utama yang dibanting. Di luar Ella berlari menuju garasi dan mengeluarkan motor miliknya. Zico juga tersentak dan spontan mendorong tubuh Karina hingga hampir terjungkal ke lantai. Zico melayangkan pandangannya ke arah luar rumah. Mendengar suara motor, Zico langsung berlari ke luar setelah memakai celana seadanya saja tanpa memakai segitiga pengamannya. Dia tidak perduli dengan permainan panas yang hampir mencapai kenikmatan. Keinginan untuk menuntaskan permainan itu hilang melihat bayangan tubuh Ella yang sudah membuka gerbang.

"Ella, tunggu. Jangan pergi," teriak Zico setelah kakinya mencapai pintu. Dia memandangi Ella yang membawa motor dengan lumayan kencang tanpa menutup gerbang kembali. Zico mengacak rambutnya seperti orang yang putus asa.

Zico kemudian menjambak rambutnya frustasi. Dia selalu mengingatkan Karina untuk tidak memancing dirinya bercinta di sembarang tempat di rumahnya. Entah sudah berapa kali mereka berbuat hal intim secara sembarangan di rumah dan dipergoki oleh Ella. Selain malu, makin kesini Zico ingin menjaga perasaan Ella. Melihat Ella pergi tanpa marah seperti sebelumnya. Zico menduga jika Ella kembali ke kontrakannya. Akhirnya setelah sekian lama mengabaikan Ella, kini rasa bersalah hinggap di hatinya.

"Bawa apa tadi dia," tanya Zico lesu setelah kembali ke dalam rumah. Karina memandang suaminya dengan rasa kesal tingkat tinggi. Dia duduk di sofa dan sudah berpakaian.

"Bawa ransel. Sepertinya dia akan minggat selama lamanya dari rumah ini. Kamu saja yang bodoh mempertahankan wanita yang sudah jelas tidak ingin lagi bersama kamu," jawab Karina ketus. Dia masih berusaha mengompori Zico untuk mencapai tujuannya.

"Aku yang bodoh atau kamu yang bodoh. Lama lama aku jadi merasa apa yang dikatakan oleh Ella benar. Kamu mau menjadi istri keduaku karena aku sudah asisten manager kan. Makin lama aku melihat kamu semakin tidak tahu menghargai aku."

"Kamu memang benar bodoh mas. Karena kebodohanmu. Kamu tidak bisa merasakan ketulusan cintaku. Aku tulus mencintai kamu bukan karena kamu sudah asisten manager. Apa kamu tidak dapat melihat pengorbananku yang rela jadi istri kedua?. Tapi lihat tingkah Ella istri pertama kamu itu. Jika dia tulus mas. Dia bisa menerima aku sebagai madunya. Dia sudah meminta cerai. Apa lagi yang kamu tunggu mas."

"Diam lah Karina. Aku akui, aku memang bodoh. Aku bodoh karena menghadirkan kamu menjadi istri kedua," kata Zico dengan kepala tertunduk. Karina menatap Zico dengan tajam. Perkataan Zico terdengar seperti penyesalan di telinganya.

"Apa kamu bilang?. Berarti kamu menyesal karena menikahi aku. Begitu?" tanya Karina marah.

"Aku tidak bilang seperti itu. Diam lah. Aku mau tidur saja daripada ribut dengan kamu," jawab Zico sambil beranjak dari duduknya.

"Itu kamar Ella mas. Kamar kita di atas," teriak Karina marah ketika melihat Zico hendak membuka pintu kamar Ella.

"Aku mau tidur di kamar Ella malam ini. Naiklah ke atas. Kamu tidur di kamar kita."

"Tidak bisa mas. Kita harus tidur bersama."

Tanpa menjawab perkataan Karina. Zico masuk ke dalam kamar Ella dan menguncinya dari dalam. Karina merapatkan giginya karena marah. Kebenciannya kepada Ella semakin menjadi jadi. Karina menggelengkan kepalanya berkali kali. Dia kembali menyusun rencana untuk membuat Zico dan Ella secepatnya bercerai. Membayangkan gaji Zico yang seorang asisten manager akan utuh ke tangannya membuat Karina akan nekat berbuat apa saja demi mencapai tujuannya.

Suasana hati Zico yang kesal dan suasana hati Karina yang marah berbanding terbalik dengan suasana hati Ella. Dia atas motor. Wanita itu bersiul karena senang terbebas dari rumah Zico. Beruntung dia mempunyai kunci motor cadangan sehingga bisa keluar dari rumah Zico. Dia membayangkan wajah Bima yang terkejut dan senang melihat kedatangannya. Ella bahkan membeli beberapa jajanan kaki lima untuk Bima berjaga jaga jika suaminya itu belum makan malam.

Di kamar Ella, Zico melayangkan pandangannya ke penjuru kamar. Zico mengusap wajahnya kasar melihat pigura yang berisi foto pernikahan mereka tidak ada lagi tergantung di di dinding. Dengan lesu, Zico melangkahkan kakinya menuju keranjang sampah yang ada di dekat kamar mandi di ruangan itu. Zico terduduk lemas melihat bagian bagian kecil foto pernikahan mereka.