Baca Aku bukan/hanya bayangan biar faham alurnya...
.
.
Melarikan diri demi melupakan masa lalu, tersakiti dan terhianati, oleh kekasih dan sahabatnya sendiri..
"Aku benci penghianat, dan aku benci kalian..aku membencimu!"
Kanaya Prameswari Sadewo.
Kesalahannya adalah membuat semuanya abu-abu tanpa penjelasan, membiarkan cintanya pergi tanpa tau yang sebenarnya.
"Aku akan mendapatkanmu kembali..dan mengantikan bencimu kembali menjadi cinta dan ya, kita tak pernah putus maka kamu masih kekasihku!"
Bagaskara Nandowijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 24
Bagas melempar ponselnya ke dinding hingga hancur, "Brengsek.." ia memaki dirinya sendiri yang tak bisa melakukan apapun.
"Tidak bisa, tidak boleh harusnya kamu tunggu aku Naya.." untuk sekian kalinya Bagas terbakar cemburu,melihat Kanaya di peluk pria lain membuat hatinya mendidih, satu minggu ini Bagas selalu mendapat berita bahwa Kanaya pergi dengan seorang pria, pria yang sama yang Bagas temui tempo hari di mini market, dan Kini Bagas tak bisa menahan lagi Kanaya nya di peluk dengan mesranya oleh pria itu.
Roni yang melihat nya tak bisa melakukan apa pun, ia mengira mungkin tuannya baru saja mendapat berita yang tidak baik tentu saja yang berhubungan dengan pujaan hati tuannya itu.
Roni menghela nafasnya saat ini ada sesuatu yang harus ia sampaikan pada Bagas, tapi situasinya tak memungkinkan, apakah harus menunggu sampai suasana nya tenang dulu.
Bagas menyugar rambutnya "Ada apa Roni?" tanya Bagas saat melihat Roni masih berdiri di depan pintu.
"Ada telpon dari tuan besar, tuan"
Bagas menghela nafasnya "Berikan padaku" Roni segera menekan layar ponselnya untuk menghubungi ayah dari tuannya.
"Apa begitu susahnya untuk menghubungi anak ku sendiri" terdengar suara berat bercampur geram di balik ponsel Roni. "Hingga aku harus menghubungi asisten nya"
"Ada apa?" Bagas tak ingin basa basi suasana hatinya sedang tidak baik.
"Aku dengar kamu menceraikan istrimu?"
"Ya.."
"Semudah itu, apa yang kau lakukan Bagas, kau mau membuat cucuku tak punya keluarga yang utuh"
Bagas memejam, ia sudah tau ayahnya akan bicara seperti itu"Kami sudah memutuskan, dan aku harap Ayah tak perlu ikut campur"
"Apa maksudmu anak sialan..dulu kau menikah tanpa pendapatku, lalu sekarang kau juga melakukan hal sesuka mu, kau fikir aku bisa diam saja!"
"Jangan berfikir dan jangan pedulikan aku"
"Aku ayah mu.."
"Kalau begitu anggap saja aku bukan anakmu, setidaknya itu yang selalu kau lakukan bukan..
"Kau..
"Jangan sekali kali campuri urusan ku" Bagas mematikan ponsel nya dan kembali membantingnya, bukan itu bukan ponsel Bagas tapi milik Roni, Roni hanya menatap nanar ponsel yang baru beberapa hari dibelinya,tanpa bisa berkata kata.
Bagas terkekeh pilu.. sejak dulu Ayah nya tak pernah peduli padanya, bahkan disaat ibunya meninggal 15 tahun lalu, saat Bagas perlu pelukan seorang ayah, ayahnya selalu sibuk dengan pekerjaannya.
Ayahnya tinggal di luar negeri dengan istri barunya sejak memberikan pengurusan perusahaan pada Bagas, dan tak pernah pulang sampai sekarang, lalu kenapa sekarang ia mempertanyakan tentang kehidupan Bagas.
Hidup Bagas selalu hampa, baru setelah bertemu dengan Kanaya Bagas merasakan semangat yang tumbuh dalam dirinya,tapi itu tak berjalan lama, setelah malam tragis yang menimpa Anina Bagas kembali merasa sendirian,hidup dengan rasa bersalahnya pada Kanaya.
Bagas menelungkupkan wajahnya di kedua tangannya "Bagaimana beritanya Roni apa sudah di rilis?"
"Sudah tuan semua media online sudah mulai memberitakannya"
Bagas mengangguk, setidaknya ada satu saja yang berjalan lancar.
Sementara itu Edward sedang menahan geram akan berita yang beredar di setiap media online, tangannya mengepal kuat "Siapa yang menyebarkan berita ini?" Tanya Edward pada asistennya, seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Belum saya selidiki tuan, tapi bisa di pastikan ini semua asli tuan, juga.." Asisten Edward memberikan sebuah map yang langsung diterima oleh Edward.
Edward semakin tak bisa menahan amarahnya saat semua bukti terpampang jelas di depan matanya, apalagi bukti tersebut disertai rekaman vidio dari seseorang yang ia kenali dan cintai.
Edward masih bergeming menatap lembaran foto di tangannya, bahkan saat pintu didorong paksa dari luar menampakan wajah istrinya yang berderai air mata "Mas.. kamu gak percaya kan sama semua itu?" tanya Liza.
"Mas aku gak seperti itu, aku mohon percaya padaku"
"Jadi itu alasan kamu sebenarnya tak mau punya anak dariku Liza" Edward menatap nyalang Liza.
Edward menyalakan rekaman vidio di laptopnya menampakan Liza yang sedang bergelayut manja di pangkuan seorang pria yang Edward tau sebagai produser yang menaungi Liza sebagai model.
___________
Aku selalu tekan kan disetiap novel aku yang emang gak seberapa,atau mungkin gak ada bagus bagusnya , SUKA BACA,GAK SUKA TINGGALKAN, dan bagi yang udah like, komen dan beri hadiah terimakasih banyak, aku merasa dihargai meskipun emang ceritaku ini cuma remahan rengginang, yang kalian kasih meski hanya Like aja itu buat aku terharu 🥺 terimakasih banyak🙏 iloveyouall😘
Like..
komen..
vote..
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
