Sheila yang dibesarkan dari orang tua yang tak pernah menyayanginya dan selalu dianggap sebagai pembantu di rumah sendiri, dia tak pernah menyangka bahwa dia akan menikah dengan seorang pengusaha terkenal dan ternama juga seorang mafia yang sangat kejam.
Menikah dengan orang asing apa lagi dengan seseorang yang belum ia kenal sama sekali karena dia harus menggantikan kakaknya yang kabur di pernikahannya karena harus membayar hutang.
Brian seorang pengusaha terkenal di New York dan memiliki banyak bisnis di berbagai negara namun tidak banyak orang yang tahu bahwa dia juga seorang mafia kejam yang tak segan-segan untuk melenyapkan orang yang mengganggunya. Sedangkan Sheila wanita periang dan juga lemah lembut harus dipasangkan dengan mafia kejam yang bisa saja menyakitinya.
Bagaimana kelanjutannya???
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
FOLLOW INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
FOLLOW TIKTOK @LALA_SYALALAA13
FOLLOW FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7_Hutang (REVISI)
Pagi harinya Brian sudah siap dengan setelan jas mahalnya untuk berangkat ke kantor seperti biasanya, tapi tak sengaja ia melihat sebuah paper bag yang kemarin ia dapatkan dari seorang gadis entah tak tahu siapa namanya, dengan muka cuek dan dingin Brian pun menaruh kembali paper bag tersebut yang sudah ia pegang tadi, kemudian melangkahkan keluar walk in closet nya dan berangkat ke kantor.
"Yoga." panggil Brian sesampainya di kantor dari sambungan telepon kantornya, yoga yang di panggil pun segera masuk ke dalam dan menghadap ke bosnya.
"Iya tuan ada apa?" sahut yoga.
"Sekarang panggilkan uncle Steven!" sahut Brian.
"Baik tuan." setelah itu yoga pun keluar dan memanggil uncle Steven, beliau adalah paman dari Brian dan juga salah satu anggota senior dari pasukan Elang, beliau mengurusi semua tentang pendanaan dan juga piutang, tapi tetap tidak lepas kontrol dari tangan Boni papi Brian dan juga Brian.
Tak lama uncle Steven pun datang dengan gagahnya dan juga muka dinginnya, umurnya tak jauh beda dengan papinya, meskipun lebih tua sedikit dengan beberapa uban yang muncul di kepala rambutnya.
"Ada apa bri?" tanya uncle Steven dengan duduk santai di sofa yang ada di ruangan keponakannya ini.
"Brian ingin saran dari uncle," sahutnya, membuat uncle Steven mengerutkan dahinya tidak paham dengan ucapan sang keponakan kesayangannya ini, karena memang uncle Steven tidak mempunyai anak laki-laki padahal dia sangat ingin, namun beliau hanya memiliki seorang putri saja dan umurnya baru 17 tahun, sehingga uncle Steven sangat menyayangi keponakannya ini dan menganggapnya sebagai putranya sendiri.
"Saran apa bri?" tanya uncle Brian.
"Ini soal mami."
"Mami mu kenapa?"
"Mami ingin agar aku cepat menikah uncle!" ujar Brian, sontak membuat uncle Steven tak kuat menahan tawanya hingga membuat perutnya sakit, sedangkan Brian hanya melihat tingkah uncle nya dengan muka kesal.
"Maafkan uncle bri, tapi tadi sangat lucu!" ucapnya dengan sedikit mengurangi tawanya.
"Bagaimana terus ini uncle, mami terus saja memaksakan Brian agar segera membawa calon kepadanya, uncle tahu sendiri kalau Brian masih mau fokus dengan perusahaan dan juga markas." Brian mengungkapkan isi hatinya.
"Menurut uncle mami mu benar bri, sudah waktunya kamu memikirkan soal pendamping." ucap uncle Steven dengan wajah serius menanggapi keponakannya ini.
"Tapi Brian belum mau uncle, dan juga Brian tidak ada wanita untuk di kenalkan sama mami, namun mami malah minta minggu ini agar segera membawa calonnya." ucap Brian.
Uncle Steven pun diam dan memikirkan bagaimana menanggapi keresahan dari keponakannya ini, dia tahu bagaimana sifat adik iparnya itu apa lagi soal menantu karena memang Brian adalah anak tunggal jadi pasti ada pertimbangan mengapa Salma meminta menantu dengan umur yang semakin menua.
"Bagaimana kalau kamu cari saja wanita yang mau di jadikan istri bri," ucap uncle Steven membuat Brian memandang bingung.
"Maksud uncle?" tanya nya bingung.
"Kamu cari aja calon kamu sendiri, dari pada nanti Salma yang milihin kamu malah berabe kan!" ujar uncle Steven, membuat Brian mengangguk-anggukkan kepalanya setuju dengan ucapan uncle nya, tapi di mana ia akan mencarinya.
"Tapi di mana uncle Brian mencarinya?" tanya Brian.
"Soal itu biar uncle saja yang memikirkannya, yang penting kamu persiapkan saja pernikahannya." ujar uncle.
"No uncle, aku gak mau perayaan. Aku mau dua hari lagi wanita itu sudah ada dan aku ingin membawanya untuk mendaftarkan pernikahan baru akan aku kenalkan ke mami dan papi!" sahut Brian dengan tegas.
"Dua hari?!" ucap uncle Steven dengan menimbang-nimbang lagi, kemudian menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan usulan sang keponakan.
"Oke, kamu tunggu saja dua hari lagi kita berjumpa di kantor catatan sipil untuk mengurus pernikahanmu." ucap uncle Steven.
"Terima kasih uncle." sahut Brian, kemudian uncle Steven pun pergi meninggalkan ruangan Brian dengan santainya, namun segera mencari cara agar segera mendapatkan menantu yang pas untuk Brian, karena ia juga ingin memiliki menantu yang baik meskipun kehidupan mereka dalam dunia gelap.
Uncle Steven pun kembali ke markas di mana di sana sudah ada beberapa anak buah yang ingin melaporkan sesuatu padanya.
"Ada apa Brandon?" tanya uncle Steven saat melihat anak buahnya berjalan ke arahnya.
"Tuan ada salah satu orang yang berhutang dengan kita, namun dia sudah menunggak hampir enam bulan dan belum juga di bayar!" sahut Brandon.
"Apa! Siapa orang bodoh itu?" tanyanya dengan menaikkan volume suaranya.
"Ini tuan dia," ucap Brandon dengan menyerahkan informasi tentang siapa dia.
"Segera kita ke sana!" ucapnya kemudian pergi menuju ke alamat yang di tuju dengan beberapa anak buah, uncle Steven sangat tidak suka dengan hal seperti ini.
Dia tak segan-segan untuk menghancurkan siapa saja yang ingkar dalam pengembalian hutang mereka.
Sampai di rumah yang tidak terlalu besar, segera uncle Steven dan anak buah lainnya menggebrak pintu rumah tersebut, sedangkan sang empunya rumah tidak berani untuk membuka pintu karena ketakutan.
"Aris buka!" teriak uncle Steven.
Yap orang bodoh yang berhutang itu adalah Aris Angkasa, papa dari Sheila.
"Aduh bagaimana ini pa, tuan Steven sudah ada di depan rumah." ucap Ketty dengan raut wajah gusarnya.
"Mama jangan tambah papa panik dong, papa juga panik ini!" ucap Aris sambil meninggikan suaranya.
"Aris buka pintu atau aku dobrak pintu ini!" pekik Steven dari luar, mendengarkan hal itu Aris pun dengan langkah takut membuka pintu rumahnya dan menampakkan Steven yang sudah berada di depan pintu rumahnya.
"Tuan maafkan saya, saya belum ada uang untuk membayarkan hutang saya!" mohon Aris.
Dengan angkuhnya Steven masuk ke dalam rumah serta menyuruh anak buahnya untuk menggeledah seluruh isi rumah kecil ini.
"Tuan tolong ampuni kami kali ini saja saya mohon!" ucap Ketty dengan meringkuk kan tubuhnya di bawah.
Namun Steven tidak ambil pusing dan berjalan ke jajaran foto, di sana ada beberapa foto suami istri itu dan tanpa sengaja dia melihat sesosok wanita muda yang bisa dia tebak itu adalah anak dari pasangan tersebut.
"Apa kah ini anak kalian?" tanya Steven sambil mengambil pigura di atas meja.
"I..iya itu anak kami." Aris menjawab dengan terbata-bata, pasalnya Steven mengambil foto Maria.
"Akan aku tawari kalian, semua hutang kalian akan aku anggap lunas namun kalian harus menyerahkan putri kalian kepadaku!" sahut Steven dengan senyum devil nya.
Aris dan Ketty pun saling berpandangan, dia jelas tidak akan sudi jika anaknya ia berikan kepada Steven pria tua bangka yang sudah memiliki istri, tapi mau membuat maria nya sebagai wanitanya.
"Tolong tuan, jangan kasih saya pilihan seperti itu!" ucap Aris dengan memohon, namun Steven tidak ada urusan.
Dia pun pergi meninggalkan tempat tersebut dan mengatakan menunggu jawaban dari keluarga tersebut.
"Hanya itu penawaran ku, dan jawabanmu hanya iya atau tidak. Aku tunggu hingga besok malam dan jika iya maka lusa anak buah ku akan menjemput putrimu dan menikahinya." ucap Steven kemudian berlalu meninggalkan Aris dan Ketty yang terdiam.
Steven memang sengaja tidak memberitahukan soal putra Ardolph yang akan menikahi anaknya dan malah bicara seolah-olah dia yang akan menikahi anak mereka, karena Steven tahu kalau Aris ini memiliki dua anak dan dia ingin tahu siapa yang akan menjadi istri dari Brian nantinya, karena tadi Steven hanya melihat satu anak saja yang terpajang di pigura.
.
.
TBC