Shilla seorang wanita berusia 26 tahun yang sudah menikah dengan seorang pengusaha terkenal di kota nya. Tapi sayangnya pernikahan mereka tidak berjalan mulus. Mengingat bahwa mereka menikah karena perjodohan. Membuat rumah tangganya tidak harmonis.
Sampai dimana pernikahan yang berjalan dua tahun. Shilla yang ingin memberikan kejutan kepada sang suami dibuat terkejut melihat suaminya sedang berhubungan badan dengan sekretaris nya.
Shilla yang merasa tidak sanggup untuk melihatnya memutuskan untuk lari. Tapi sayangnya dia di perjalanan mengalami kecelakaan. Di sana dirinya memohon untuk terbebas dari dunianya yang kejam lagipula tidak ada yang miliki saat ini selain seorang bayi yang ada di perutnya mungkin saja sudah mati.
Tapi sayangnya harapan Shilla tidak terkabul karena tiba-tiba saja. Saat dirinya bangun ada seorang gadis kecil yang memanggil namanya.
" Mama..."
Disitu Shilla harus melakukan apa?
Apa dirinya transmigrasi ke tubuh seorang ibu yang kejam?
Apa dia bisa mengubah kehidupannya dengan baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reiza Muthoharah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Festival Cahaya
Malam ini di kekaisaran Gridelon akan mengadakan sebuah Festival cahaya yang dimana festival memperingati hari kemenangan kekaisaran dalam perang besar 100 tahun.
" Apa Flora sudah siap?" tanya Aliesa yang sudah selesai mengganti gaunnya yang berwarna cokelat sederhana dengan menggunakan sepatu yang senada.
" Sebentar Mama." ucap Flora yang turun dari lantai dua.
Malam ini Flora menggunakan gaun berwarna biru tua dengan rambut cokelat dikepang satu dihiasi oleh pita. Tapi yang membuatnya tampak berbeda karena Flora mengubah warna matanya menjadi cokelat.
" Mama, bagaimana penampilan Flora apa terlihat aneh?" tanya Flora sambil menundukkan kepalanya malu.
Membuat Aliesa yang melihatnya tersenyum sambil mengangkat dagu Flora dan memperhatikan warna mata Flora yang senada dengannya. Dirinya mengingat apa yang dikatakannya tadi sore.
Flashback On...
" Permintaan apa?" tanya Flora sambil memiringkan kepalanya polos.
" Mama meminta Flora untuk mengubah warna mata Flora, Apa bisa?" tanya Aliesa dengan ragu.
Aliesa sebenarnya Flora sudah mempelajari sihir sederhana di usianya yang masih cukup belia, dan Aliesa cukup bangga dengan itu.
Flora yang mendengarnya mengetuk dagunya dengan jarinya seolah berpikir.
" Sebenarnya Flora pernah mengubah warna rambut menjadi warna biru, Tapi Flora belum pernah mencobanya dengan mata. Apa Flora bisa melakukannya?"ucap Flora yang tidak percaya diri.
Melihat bahwa Flora tidak percaya diri membuat Aliesa berdiri dari tempat duduknya dan berjongkok di hadapannya sambil kedua tangannya memegang bahu puterinya dengan lembut.
" Mama percaya bahwa Flora bisa melakukannya, jadi Flora harus bisa percaya diri." ucap Aliesa yang menyakinkan Flora.
Flora menghela nafasnya sebelum menggangguk kepalanya karena dia percaya bahwa dia bisa melakukannya seperti perkataan Mama nya.
" Flora sayang Mama." ucap Flora sambil memeluk tubuh Aliesa.
Aliesa yang mendapatkan itu sempat menegang sebelum kembali rileks dan membalas pelukan Flora.
" Mama juga sayang Flora selamanya." ucap Aliesa.
Flashback off...
" Tentu saja Flora sangat cantik seperti seorang Puteri." ucap Aliesa yang memuji kecantikan Flora.
Flora yang mendengarnya tidak bisa menyembunyikan rona merah tipis di wajahnya. Karena dirinya baru merasakan kebahagiaan beberapa Minggu ini bersama Mama nya.
Melihat rona merah malu Flora membuat Aliesa tertawa pelan sebelum tangannya menggenggam tangan kecilnya.
" Ayo kita harus berangkat sekarang." ucap Aliesa sambil tersenyum hangat.
" Hn..." respon Flora sambil menggangguk kepalanya semangat.
...****************...
Suasana festival terlihat ramai dengan berbagai kios berjajar kan makanan dan permainan yang menarik.
Flora matanya berbinar ketika dirinya melihat sesuatu yang menariknya. Dengan cepat ia menarik tangan Aliesa supaya menghadap kepadanya.
Aliesa yang merasa tarikan di tangannya langsung mengalihkan pandangannya dan melihat Flora.
" Ada apa Flora?" tanya Aliesa ketika dirinya merasakan bahwa Flora menginginkan sesuatu.
Flora spontan langsung menunjuk ke arah seorang penjual makanan yang terlihat ramai.
" Aku ingin itu Mama." ucap Flora dengan mata memelas nya.
Aliesa langsung melihat yang ditunjukkan oleh Flora. Di sana dirinya melihat seorang penjual makanan daging yang ditusuk menyerupai sate.
Setelah itu Aliesa langsung menarik pelan tangan Flora supaya tidak hilang di kerumunan.
" Tuan, saya memesan 20 tusuk sate nya." ucap Aliesa yang memesan makanan.
" Baiklah Nona akan saya siapkan." ucap sang penjual dengan semangat membuat pesanan Aliesa.
Setelah membayar makanannya Aliesa memutuskan untuk mengajak Flora untuk melihat Lampion yang akan di terbangkan di danau.
Ketika perjalanan ke sana tanpa sengaja ada seseorang yang menabrak bahunya sampai satenya yang di genggamannya terjatuh ke tanah. Hal itu tentu saja membuat Aliesa merasa kesal dan langsung menarik bahu seseorang yang menggunakan jubahnya.
" Hei kau.. dasar tidak mau...." jeda Aliesa yang seketika tubuhnya menegang ketika matanya melihat wajah dari seorang pria di balik jubahnya.
Aliesa langsung menarik tangan Flora untuk berlindung dibalik tubuhnya dan Aliesa menatap tajam pria yang sedang memandangnya dengan datar.
" Kenapa harus sekarang....
Countine...
mungkin malsudnya barier