Novel ini di penuhi konflik..
Caroline Betrigh, seorang gadis yatim piatu. Anak satu-satunya Baron Betrigh dan Baroness Berlia. Kedua bangsawan itu telah meninggal saat Caroline umur 5 tahun. Caroline pun yang tumbuh dewasa bersama sang paman. Saat hatinya perlahan mulai terbuka. Caroline menyatakan perasaanya.
Duke Elios pun menolak mentah-mentah perasaan Caroline karna dirinya telah memiliki kekasih. Pada saat Duke Elios mengadakan pertunangan. Caroline yang ingin mencegah sang paman untuk bertunangan akhirnya mengalami sebuah kecelakaan.
Disaat tersadar dari komanya Caroline gadis pendiam, kini berubah menjadi Caroline gadis bar-bar.
Pada saat Caroline mulai menjauh, justru sang Paman mencintainya. Namun hal yang tak di sangka. Caroline justru memilih suaminya dari pada sang Paman.
Caroline.
"Walaupun aku mencintainya, aku memiliki suami. Biarkan aku menjalankan kewajiban ku sebagai seorang istri."
Duke Elios.
"Aku akan menunggu mu, hingga aku tak l
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertemuan tanpa sengaja
Pada malam harinya.
Suasana di ruang makan hanya ada dentingan sendok dan garpu. Caroline memakan hidangannya dengan lahap, sementara Baron Cosmin dan Nyonya Verland hanya saling melirik. Mereka baru pertama kalinya melihat Caroline makan sangat lahap. Biasanya Nyonya Verland selalu menyuruh Caroline makan dengan lahap karna dirinya masih masa pertumbuhan, tapi Caroline selalu menolaknya, yang ia pikirkan hanyalah menjaga tubuhnya.
"Bibi senang Carol makan dengan lahap." seru Nyonya Verland melihat semangkok daging rebus, sup kaldu, ikan panggang dan daging panggang, serta sup wortel habis. Sementara hidangan di depannya masih ada, ia menyodorkan ke arah Caroline agar menambah.
Caroline hanya tersenyum kikuk, ia tidak bisa menahan seleranya. Ternyata makanan di depannya walaupun sederhana seleranya tak kalah dengan zamannya.
"Ambilah Carol, makan lah dengan lahap." timpal Baron Cosmin melihat Caroline tersenyum kikuk.
Caroline pun mengambil semangkuk kaldu ikan, ia kembali menuangkan ke piringnya dan melanjutkan makannya.
"Terimakasih Bibi," ucapnya.
"Berlia masih kurang?" tanya Nyonya Verland.
Gadis kecil itu pun hanya menggelengkan kepalanya. Karna di piringnya masih banyak.
Selesai makan bersama, Caroline merebahkan tubuhnya. Ia masih menatap langit-langit kamarnya, matanya belum bisa terpenjam.
"Nona, apa ada sesuatu yang Nona pikirkan?" tanya Mia.
Caroline beranjak duduk, ia melihat ke arah Mia. "Entahlah aku tidak tau, tapi aku merasa ada yang aneh. Mata ku tidak bisa merem."
Caroline menyingkapi selimutnya, ia turun dari ranjangnya di ikuti Mia.
"Nona mau kemana?" tanya Mia.
"Mencari udara segar," balasnya seraya melangkah kan kakinya ke halaman belakang.
Caroline duduk di atas batu yang berukuran sedang, ia menatap Danau di depannya. Karna jenuh ia mengambil beberapa batu kerikil lalu melemparkannya. Hingga terdengar bunyi ceplungan dari air danau itu.
"Apa perlu hamba membawakan camilan untuk Nona?"
"Tidak perlu, kamu hanya perlu duduk disini." ucap Caroline sambil menepuk batu di sampingnya.
"Mia seperti apa Kekaisaran ini?" tanya Caroline sambil melemparkan batu krikil di tangan kanannya.
"Nama Kekaisaran ini, Kekaisaran Matahari. Dia memiliki satu orang putra dan dua orang putri, tapi Baginda Kaisar sangat segan terhadap Duke Elios, semua orang tau kekejaman Duke Elios. Di masa umur 15 tahun, Duke Elios pernah menumpas habis para pemberontak. Sehingga Duke Elios di juluki Dewa Perang."
Caroline melirik ke arah Mia, "Kenapa kamu membahasnya, aku akan tanya Kekaisaran ini. Bukan dirinya." balas Caroline kesal. Caroline langsung pergi meninggalkan Mia.
"Maaf Nona," ucap Mia merasa bersalah.
Caroline menghentikan langkah kakinya, ia berbalik. "Jangan menyebut namanya lagi." perintahnya kembali melanjutkan langkah kakinya.
Caroline memasuki kamarnya, ia langsung merebahkan dirinya dan mengikuti alam mimpinya.
Keesokan harinya.
Caroline berpamitan, ia ingin melihat kota Kekaisaran ini sekaligus ingin melihat berbagai macam furnitur lainnya. Baron Cosmin dan Nyonya Verland pun mengijinkannya. Kereta keluarga Baron pun keluar dari gerbang megah itu.
Tak butuh waktu lama, hanya menempuh jarak satu jam kereta itu sampai di Ibu Kota. Caroline turun dari keretanya di ikuti Mia dan Kenan.
"Dimana toko Vas bunga, aku ingin melihatnya." seru Caroline dengan antusias.
"Mari Nona." ucap Kenan.
Caroline dan Mia mengikuti langkah kaki Kenan. Ia menengok kanan kiri, terlihat banyak buah dan sayur yang sangat segar, Caroline berniat hari ini ia akan shoping sepuasnya.
Sesampainya di toko vas bunga, Caroline masuk, ia melihat berbagai vas bunga yang antik. Ia menunjuk beberapa vas bunga, setelah selesai membayar vas bunga itu akan siap di kirimkan ke kediaman Baron.
Caroline keluar dari toko itu, ia berniat mencari beberapa gaun. Saat Caroline ingin memasuki sebuah toko, ia mendengarkan beberapa bisikan orang.
"Lihat, bukankah dia Dewa Perang." ucap salah satu wanita yang berpakain gaun putih.
"Benar, bukankah di Duke Elios. Wah dia tampan sekali." timpal wanita di sampingnya.
"Duke Elios memang cocok dengan Kekasihnya, tampan dan juga cantik."
Caroline menaikkan salah satu alisnya, ia menoleh dan mendapati seorang laki-laki dengan gagah menaiki seekor kuda di ikuti para prajurit dan kedua Kesatria. Wajah dengan rahang tegas dan berkulit putih, bermata biru.
jujur saja, terlalu berputar2 alurnya semakin kesini. menjadi kerumitan dan MC ceweknya lebih ke lemah karakternya jadinya.
yg tadinya baca novel jadi berasa nonton sinetron.
tpi aku masih mau baca, tergimana dong.
tanggung jawab nich yg bikin cerita.
sukses terus Thor ♥️🔥
kenapaa harus pergi/Sob//Sob//Sob//Sob/