[MC PLAYBOY AND FAKBOY TINGKAT PARAH]
Arti Judul: 1095 Hari Sebelum Kiamat
Suatu hari sinar misterius menyinari dunia yang menyebabkan tragedi bernama Apocalypse terjadi.
Seorang pria paruh baya bernama Zhara yang hidup penuh dengan darah mengalami kematian akibat pertarungannya melawan makhluk kuat.
Tapi itu adalah awal dari kisahnya.
Dia mendapati dirinya berada di dunia 3 tahun sebelum tragedi Apocalypse terjadi, dengan pengetahuannya akan masa depan, Zhara akan mempersiapkan semuanya dengan baik sebelum Apocalypse tiba dalam 1095 hari.
𝑆𝑢𝑐𝑖𝑝𝑡𝑎𝑌𝑎𝑠𝒉𝑎 𝑂𝑟𝑖𝑔𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑆𝑡𝑜𝑟𝑦
𝐴𝑙𝑙 𝐼𝑙𝑢𝑠𝑡𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝐹𝑟𝑜𝑚 𝑃𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡
𝐶𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝐼𝑛𝑖 𝐻𝑎𝑛𝑦𝑎 𝐹𝑖𝑘𝑡𝑖𝑓 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎 𝐷𝑎𝑛 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑢𝑑 𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑀𝑒𝑛𝑦𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑃𝑖𝒉𝑎𝑘 𝑀𝑎𝑛𝑎𝑝𝑢𝑛
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chp 34: Permainan Berburu Tikus
CRASH!
"Egh..."
CRASH!
"Emgh!"
Zhara terus memotong jari tangan pemuda berambut biru itu yang berhasil bertahan dengan cara menggigit bibirnya agar tidak berteriak hingga kesembilan jari tangannya telah dipotong.
Zhara juga sedikit kagum dengan pemuda itu karena bisa menahan rasa sakit akibat jarinya yang habis dipotong, jujur saja ini diluar dugaan Zhara.
Disisi lain, Michael dan temanya yang lain merinding ketakutan karena tindakan Zhara yang sudah diluar nalar, tapi mereka hanya bisa menelan ludah mereka dan berharap agar tidak mendapatkan nasib yang sama dengan pemuda berambut biru.
CRASH!
"Emgh!"
Jari yang kesepuluh telah dipotong dan pemuda itu akhirnya dapat bernafas dengan lega.
"Dengan ini aku sudah menang, kan?" ujar pemuda itu dengan napas yang terengah-engah.
"..... Tentu saja kau menang... Jadi dengan ini kau bisa masuk ke permainan yang selanjutnya..." kata Zhara.
"Ha!? Apa maksudnya ini!? Bukankah aku boleh pergi jika menang!?" kata pemuda itu dengan penuh kekesalan kepada Zhara yang bertindak semena-mena.
"Aku tidak pernah mengatakan kau boleh pergi setelah menang, justru kau akan memasuki permainan yang lebih seru dari sebelumnya." kata Zhara dengan penuh kelicikan.
"Kau tidak pernah mengatakan hal itu brengsek!!" teriak pemuda itu dengan sangat marah.
Zhara kesal karena teriakan pemuda itu yang memekakan telinganya lalu menyumpal mulutnya menggunakan tang yang dipegangnya.
"Bisa kau diamkan mulut bajinganmu itu?" kata Zhara dengan dingin.
Dia kemudian menggerakkan tang-nya dan menjepit lidah pemuda itu yang sekarang sangat ketakutan dengan matanya yang dipenuhi terror.
"Permainan kedua mudah saja... Jika kau masih hidup setelah aku mencabut lidahmu maka kau menang dan boleh pergi dari sini, tidak buruk bukan?" kata Zhara dengan santai, tapi tidak dengan pemuda yang ketakutan setengah mati itu.
Masih bisa hidup setelah lidah dicabut? Itu adalah hal yang mustahil!
Dia mungkin masih bisa hidup setelah lidahnya dicabut, tapi itu hanya untuk beberapa menit saja sebelum akhirnya dia mati dengan menyedihkan bagaikan seekor ayam yang disembelih.
Pemuda itu semakin memberontak dan ingin segera lari dari iblis yang menyiksanya itu, tapi Zhara mengisyaratkan ketiga wanita itu untuk memegangnya lebih erat lagi.
Zhara kemudian menjepit lidahnya dengan keras menggunakan tang yang sebelumnya dia gunakan untuk memotong jari pemuda itu, dan dengan satu tarikan-
CRESSH!
Lidah pemuda menyedihkan itu tercabut dengan sempurna dari rongga mulut pemuda itu sehingga banyak darah yang bercipratan ke segala arah dan membentuk air mancur dari dalam mulut pemuda itu.
Darah juga membasahi pakaian serta wajah Zhara bersama dengan ketiga wanita yang juga ikut ternodai dengan darah merah pekat itu.
Mereka sebenarnya sangat syok dengan apa yang terjadi, api demi keselamatan mereka, mereka harus selalu mengikuti perintah Zhara.
"Akhir yang bagus dari mainan rusak sepertinya..." gumam Zhara.
Dia sudah muak dan bosan dengan sikap pemuda itu, jadi dia mengakhirinya dengan cepat untuk bisa bermain dengan yang lainnya.
"Karena mainan yang sebelumnya sudah rusak, jadi kuharap kalian bisa menghiburku dengan lebih baik lagi.." kata Zhara lalu menoleh kearah Michael dan yang lainnya dengan wajah yang penuh dengan noda darah.
Seketika mereka semua berkeringat dingin dan sangat ketakutan dengan apa yang akan dilakukan Zhara kepada mereka.
Mereka berteriak, menangis, memohon dan melakukan berbagai cara untuk selamat dari genggaman Zhara yang sudah mereka anggap gila.
Tapi semua itu sia-sia karena sekeras apapun mereka berteriak tidak akan ada yang mendengar mereka karena rumahnya yang besar dan kedap suara.
Tidak ada gunanya juga memohon kepada Zhara karena ketika Zhara sudah memutuskan maka tidak ada yang bisa membantahnya.
Zhara kemudian memilih seorang pemuda untuk dia siksa berikutnya, pemuda yang dia pilih sangat ketakutan dan terus memohon pengampunan kepada Zhara, tapi Zhara mengabaikan permohonan putus asa pemuda itu.
"Apa kalian punya ide yang bagus untuk permainan selanjutnya?" ujar Zhara kepada ketiga wanita yang menjadi sekretarisnya.
Mereka tidak tahu harus memberikan saran apa kepada Zhara. Itu wajar karena mereka masih normal dan tidak memiliki kesenangan dalam penderitaan seseorang..
Tapi melihat Zhara yang bertanya kepada mereka terlihat serius, dan mungkin juga ini adalah ujian dari Zhara kepada mereka, jadi mereka tidak punya pilihan lain selain harus memberikan saran gila yang akan membuat Zhara senang.
"B-Bagaimana dengan permainan berburu tikus?" ujar salah satu wanita dengan gugup dan berharap jika sarannya bisa menarik perhatian Zhara.
"Oh? Bisa kau jelaskan permainan itu?" ujar Zhara sedikit tertarik.
"Peserta yang akan menjadi tikusnya dilepaskan dan harus bersembunyi secepatnya sementara Anda sebagai pemburu akan mencari peserta, jika peserta ditemukan maka dia harus mati.." ujar wanita itu.
Permainan yang disarankan memanglah bagus dan pasti akan membuat si peserta akan sangat ketakutan ketika bersembunyi.
Zhara memang sudah mengunci seluruh pintu keluar di rumah itu, tapi karena ukuran rumahnya yang terlalu besar pasti akan memakan waktu yang lama.
Saat ini adalah pukul 23:32 yang berarti sudah hampir tengah malam, Zhara tidak dapat menghabiskan waktu terlalu lama sampai pagi ketika sudah banyak orang yang beraktifitas.
".... Mari kita tambah pesertanya menjadi 2 orang." ujar Zhara.
Jumlah keseluruhannya orang yang ingin dia siksa adalah 6 orang, 1 sudah mati dengan menyedihkan jadi sekarang menyisakan 5 orang termasuk Michael.
Jadi dengan memilih 2 orang pemuda pasti akan langsung menghemat waktu, Zhara masih menyisakan Michael dan 3 pemuda untuk kegiatannya selanjutnya.
"Tapi aku juga membutuhkan kalian bertiga untuk membantuku.." ujar Zhara yang membuat ketiga wanita itu sangat terkejut.
"A-apa maksud anda tuan? Tidak mungkin kami akan-"
"Tentu saja kalian akan ikut dalam permainan ini sebagai pemburu..." kata Zhara memotong perkataan wanita itu.
Zhara kemudian berjalan ke gudang untuk mengambil kotak perkakas yang berisi penuh dengan alat alat tajam seperti palu, gergaji, bor, dal lain sebagainya.
"Pilihlah senjata kalian." ujar Zhara.
Mereka bertiga tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti perintah Zhara sebagai tuan mereka, jika mereka tidak siap untuk membunuh maka merekalah yang akan dibunuh.
Wanita pertama memilih senjata berupa sebuah palu dan paku, wanita kedua memilih bor dan obeng sementara wanita ketiga memilih sebuah tali dan pisau.
Zhara tersenyum melihat mereka yang cepat beradaptasi dengan lingkungan dan rela melakukan apapun untuk hidup tak terkecuali membunuh manusia.
Mereka adalah orang orang yang sempurna ketika masa Apocalypse. Mereka tidak naif dan selalu berpatokan pada kebaikan dan keadilan, mereka akan melakukan apapun untuk bertahan hidup, sikap seperti itulah yang pantas untuk bertahan di masa Apocalypse.
Sepertinya Zhara harus mempertimbangkan mereka sebagai bawahannya...
Zhara memalingkan pandangannya kearah Michael dan teman-temannya yang semakin ketakutan lalu memilih salah seorang pemuda untuk ikut dalam permainan perburuan tikusnya...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑇𝑦𝑝𝑜 𝐴𝑡𝑎𝑢 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎𝒉𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑙𝑖𝑠𝑎𝑛, 𝑇𝑜𝑙𝑜𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎𝒉𝑢 𝐴𝑢𝑡𝒉𝑜𝑟 𝐿𝑒𝑤𝑎𝑡 𝐾𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑟𝑎𝑔𝑟𝑎𝑓 𝐴𝑔𝑎𝑟 𝐶𝑒𝑝𝑎𝑡 𝐷𝑖𝑟𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖...
wkkkkk