"Andai aku mempunyai kesempatan kedua, aku ingin menjadi orang baik. Aku ingin meminta maaf, dan aku ingin melindungi Vittoria," batin Paolo sebelum jantungnya berhenti berdetak.
Paolo Sorgia adalah ketua mafia yang paling ditakuti di Italia. Diakhir hidupnya dia memohon pengampunan kepada Tuhan agar diberikan kesempatan hidup lagi untuk memperbaiki semua kesalahannya. Siapa sangka permohonannya terkabul, namun dia bertransmigrasi ke tubuh pemuda gendut.
"Kenapa tubuhku penuh lemak? Dimana perut sixpack-ku?" Paolo meraba perutnya yang dipenuhi lemak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Vitt datang ke rumah Daniel di antarkan Lerner pada keesokan harinya.
"Lerner, apa kau yakin di sini tempatnya?" tanya Vitt seraya memperhatikan sekitarnya ketika mobil yang di kemudikan Lerner berhenti di pinggir jalan.
"Iya, rumah Daniel masuk ke jalan saja." Lerner menunjuk gang menuju rumah Daniel. "Mobil tidak melalui jalan itu, jadi kita parkir di sini saja," lanjutnya sambil turun dari mobil, lalu menurunkan kursi roda dan membantu Vitt duduk di kursi roda tersebut.
"Aku bisa sediri." Vitt mencegah Lerner yang akan mendorong kursi rodanya.
"Kau yakin?"
"Yeah! Kursi roda ini otomatis jadi tinggal tekan tombol bisa jalan sendiri. Lerner sepertinya belakangan ini kau banyak pikiran, masa lupa sih dengan sistem kerja kursi rodaku!" Vitt menjawab sekaligus mengolok Lerner.
Lerner mencebikkan bibir, sambil menatap sebal pada Vitt.
Vitt terkekeh-kekeh sambil menjalankan kursi rodanya menuju rumah Daniel.
Lerner mengikuti dari belakang sambil menenteng paper bag besar berisi buah tangan untuk Daniel.
"Mereka sudah pindah," ucap tetangga Daniel ketika melihat Vitt mengetuk pintu rumah Daniel berulang kali.
"Pindah? Apa Anda tahu mereka pindah ke mana?" tanya Vitt pada wanita paruh baya itu dengan raut wajah terkejut.
"Aku kurang tahu. Mereka pindah di tengah malam," jelas wanita itu, kemudian beranjak pergi dari sana setelah tidak ada yang dibicarakan lagi.
"Lerner bagaimana ini?" Vitt jadi murung karena tidak berhasil menemui Daniel dan Ibu Isa.
Lerner juga tampak kecewa, tapi dia sebisa mungkin tidak menunjukkan rasa kecewanya di hadapan Vitt.
"Aku akan mencari keberadaan Daniel, kau tenang saja." Lerner menangkan Vitt.
Vitt hanya mengangguk lesu sebagai jawaban.
*
*
Sementara itu. Paolo dan Ibu Isa telah pindah ke Kota Bologna. Di sana mereka tinggal di rumah yang jauh lebih bagus dari rumah mereka sebelumnya. Rumah baru mereka kali ini ber-arsitektur modern, nyaman, dan besar.
"Ibu sungguh tidak enak hati kepada Douglass. Dia membelikan rumah ini dengan segala isinya, bahkan semua pakaian kita semuanya baru, dan membelikan Ibu toko bunga baru," ucap Ibu Isa dengan perasaan resah karena sangat tidak enak hati pada Douglass. Tanpa Ibu Isa ketahui, jika semua ini di beli Paolo. Douglass hanya menjadi perantara saja.
"Dan, kenapa kamu diam saja sejak tadi? Bantu Ibu berpikir untuk membalas semua kebaikan Douglass," ucap Ibu Isa kepada putranya yang malah melamun sambil bertopang dagu di atas meja makan, membuat kedua pipi gemoy-nya terangkat ke atas hingga menutupi kedua matanya.
"Iya, Bu. Aku kekenyangan jadi ngantuk," jawab Paolo lesu, lalu menguap lebar.
"Ck! Kau ini , katanya mau diet, tapi kenapa selalu makan banyak?!" omel Ibu Isa sambil menoel-noel pipi gemoy putranya.
"Habisnya Ibu kalau masak selalu enak dan lezat, jadinya aku tidak tahan," jawab Paolo sambil nyengir kuda.
"Huh! Ibu rasa berat badanmu kembali naik. Dasar pipi bakpao!" ledek Ibu Isa, sambil tertawa pelan.
"Ibu!" rengek Paolo, merajuk.
"Setelah ini kau harus olah raga lagi! Biar cepat kurus!" perintah Ibu Isa sambil beranjak berdiri, membawa piring kotor ke wastafel cuci piring.
"Ibu, aku sedang malas. Bolehkah aku tidur," rengek Paolo seperti anak kecil.
"Dan, ini masih pagi! Astaga! Kenapa kau jadi pemalas seperti ini?!"
Reinkarnasi, bukan transmigrasi.
Berubah 180 derajat, bukan 360 derajat