NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Ummi

Jodoh Jalur Ummi

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Musim_Salju

Aku di kenal sebagai gadis tomboy di lingkunganku. Dengan penampilanku yang tidak ada feminimnya dan hobby ku layaknya seperti hobby para lelaki. Teman-teman ku juga kebanyakan lelaki. Aku tak banyak memiliki teman wanita. Hingga sering kali aku di anggap penyuka sesama jenis. Namun aku tidak perduli, semua itu hanya asumsi mereka, yang pasti aku wanita normal pada umumnya.

Dimana suatu hari aku bertemu dengan seorang wanita paruh baya, kami bertemu dalam suatu acara tanpa sengaja dan mengharuskan aku mengantarkannya untuk pulang. Dari pertemuan itu aku semakin dekat dengannya dan menganggap dia sebagai ibuku, apalagi aku tak lagi memiliki seorang ibu. Namun siapa sangka, dia berniat menjodohkan ku dengan putranya yang ternyata satu kampus dengan ku, dan kami beberapa kali bertemu namun tak banyak bicara.

Bagaimana kisah hidupku? yuk ikuti perjalanan hidupku.

Note: hanya karangan author ya, mohon dukungannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musim_Salju, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25: Pengorbanan di Tengah Rintangan

Persiapan pernikahan antara Aku dan Galaksi akhirnya dimulai. Setelah perjalanan panjang penuh konflik, ragu, dan perjuangan, kami sepakat untuk menjalin hubungan yang halal seperti harapan Ummi Ratna. Namun, jalan menuju hari bahagia itu tidaklah mulus.

Aku, yang selama ini hidup mandiri, merasa sedikit tertekan dengan tradisi dan tuntutan pernikahan yang melibatkan banyak keluarga dan adat. Hari itu, Aku duduk di kafe sambil memandangi daftar tamu undangan yang diberikan oleh Ummi Ratna.

“Lima ratus orang?” gumamku. Aku memijat pelipis sambil menyeruput teh hangat.

Galaksi, yang duduk di depanku, mencoba menenangkan. “Nggak usah khawatir, Senja. Aku bakal bantu atur semuanya. Kamu tinggal bilang maumu gimana.”

“Tapi ini bukan tentang mau atau nggak, Galaksi,” kataku dengan nada frustrasi. “Aku nggak terbiasa dengan acara besar seperti ini. Aku cuma pengen sesuatu yang sederhana.”

Galaksi memahami kekhawatiranku. Ia tahu, sebagai gadis tomboy yang cenderung cuek, Aku merasa sulit menyesuaikan diri dengan tuntutan adat yang rumit.

“Kita bicara sama Ummi nanti. Aku yakin Ummi juga mau yang terbaik untuk kita,” kata Galaksi, mencoba meyakinkan.

Aku mengangguk, meski rasa gelisah tetap mengganjal hatiku.

Maya yang Belum Menyerah

Di sisi lain, Maya masih terus mencoba mencari cara untuk menghentikan pernikahan itu. Meski perasaannya sudah jelas ditolak oleh Galaksi, ia tetap merasa bahwa Aku bukanlah orang yang pantas untuk lelaki seperti Galaksi.

“Kenapa dia?” gumam Maya sambil menatap foto Galaksi yang tersimpan di ponselnya. “Apa sih yang dia punya? Dia cuma gadis tomboy yang bahkan nggak tahu caranya berdandan.”

Maya kemudian mendengar kabar bahwa Aku dan Galaksi sedang sibuk mempersiapkan pernikahan kami. Ia tidak tinggal diam. Dengan bantuan seorang teman dekatnya, ia mulai menyusun rencana untuk merusak hubungan Aku dan Galaksi.

Rencana yang Membawa Luka

Seminggu sebelum hari pernikahan, Aku menerima sebuah amplop di apartemenku. Isinya adalah foto Galaksi bersama Maya yang diambil saat penelitian. Dalam foto itu, Maya tampak sedang merangkul Galaksi dengan pose yang terkesan mesra. Padahal tidak seperti itu kebenarannya.

Aku memandangi foto itu dengan hati yang hancur. Aku tahu bahwa Maya selalu mencari cara untuk mengganggu hubunganku dengan Galaksi, tetapi tetap saja, melihat foto itu membuat pikiranku kembali dipenuhi keraguan.

“Kenapa harus ada hal seperti ini di saat aku mulai percaya?” gumamku, menggenggam amplop itu dengan erat.

Tanpa pikir panjang, Aku langsung menelepon Galaksi.

“Galaksi, aku mau ketemu sekarang,” kataku dengan nada dingin.

Galaksi yang sedang membantu Ummi Ratna menyiapkan dekorasi rumah untuk acara pernikahan, langsung merasakan ada sesuatu yang salah. “Oke, aku ke kafe sekarang.”

Konfrontasi yang Emosional

Di kafe, Aku langsung menunjukkan foto itu begitu Galaksi tiba.

“Apa maksudnya ini?” tanyaku dengan nada tajam.

Galaksi menatap foto itu dengan kaget. Ia mengenali momen itu, tapi ia tahu bahwa Maya pasti sengaja menggunakannya untuk memancing konflik.

“Senja, ini nggak seperti yang kamu pikirkan. Itu cuma Maya yang mencoba mendekatkan diri, tapi aku nggak pernah merespons,” jelas Galaksi.

“Tapi kenapa kamu nggak cerita tentang ini sebelumnya?” desakku. Inilah tabiatku yang tiba-tiba suka meledak jika emosi.

“Aku nggak cerita karena aku nggak mau bikin kamu khawatir. Aku pikir ini nggak penting karena aku juga nggak pernah menganggap Maya lebih dari teman,” jawab Galaksi, suaranya terdengar putus asa.

Namun, hatiku yang sedang dipenuhi emosi tidak mampu menerima penjelasan itu. “Aku butuh waktu, Galaksi. Aku nggak tahu apa aku masih bisa lanjut dengan semua ini.”

Tanpa menunggu jawaban, Aku meninggalkan Galaksi yang hanya bisa menatap punggungku dengan penuh kesedihan.

Galaksi yang Tak Menyerah

Meski situasi semakin sulit, Galaksi tidak mau menyerah. Ia tahu bahwa cinta mereka terlalu berharga untuk dibiarkan hancur begitu saja. Dengan bantuan Ummi Ratna, ia mulai merencanakan sesuatu yang spesial untuk menunjukkan keseriusannya kepadaku.

“Ummi, aku harus melakukan sesuatu yang bisa membuktikan kalau aku benar-benar serius sama Senja,” kata Galaksi.

Ummi Ratna tersenyum lembut. “Cinta itu memang nggak mudah, Nak. Tapi kalau kamu yakin, perjuangkan dia. Ummi akan selalu mendukungmu.”

Galaksi kemudian memutuskan untuk mendatangi apartemenku. Ia membawa sekotak kecil berisi surat-surat yang pernah ia tulis untukku selama ini. Surat-surat itu berisi ungkapan hatinya yang tulus dan perjuangannya untuk memenangkan hati gadis sepertiku.

Kembali ke Akar Cinta

Ketika Galaksi tiba di apartemenku, Aku tampak terkejut melihatnya. “Kenapa kamu di sini?” tanyaku dingin.

“Aku cuma mau kasih kamu sesuatu,” kata Galaksi sambil menyerahkan kotak itu.

Aku membuka kotak itu dengan ragu. Ketika membaca surat-surat itu, air mata mulai menggenangi mataku. Aku menyadari betapa besar perjuangan Galaksi untuk mencintaiku dengan tulus, meski sering kali Aku sendiri meragukan hubungan kami.

“Aku tahu kamu terluka karena kesalahpahaman ini, Senja,” kata Galaksi dengan suara lembut. “Tapi aku mau kamu tahu, nggak ada yang lebih penting buatku selain kamu.”

Aku menghapus air mataku. Aku tahu bahwa Galaksi tidak bersalah, tetapi rasa takut kehilangan kembali membuatku sulit berpikir jernih.

“Galaksi, aku butuh waktu untuk mempercayai semuanya lagi,” kataku pelan.

“Aku akan kasih kamu waktu, tapi tolong jangan menyerah pada kita,” pinta Galaksi.

Awal yang Baru

Seminggu sebelum hari pernikahan kami, Aku akhirnya mengambil keputusan besar. Aku menemui Galaksi di kantin kampus, tempat di mana kami seringkali bertemu secara tidak sengaja, sebelum kami mengenal satu sama lain. Kebetulan kantin saat itu tengah sepi.

“Galaksi,” panggilku.

Galaksi yang sedang duduk di salah satu bangku kantin segera berdiri ketika melihatku. “Kamu datang,” katanya, suaranya penuh harap.

“Aku sudah baca semua suratmu. Aku tahu kamu tulus. Dan aku sadar, aku terlalu banyak membiarkan rasa takut mengendalikan diriku,” kataku dengan mata yang berkaca-kaca.

“Jadi, apa itu artinya…?” tanya Galaksi, suaranya sedikit gemetar.

“Aku akan menikah denganmu,” jawabku sambil tersenyum kecil.

Galaksi langsung memelukku, tapi segera melepaskannya sambil tertawa kecil. “Eh, kita belum menikah. Aku lupa.”

Aku tertawa, merasa lega bahwa semuanya akhirnya berjalan ke arah yang benar.

Hari yang Dinanti

Hari pernikahan Aku dan Galaksi akhirnya tiba. Dengan dukungan penuh dari Ummi Ratna dan teman-teman dekat kami, Aku dan Galaksi melangkah ke jenjang baru dalam hidup kami. Meski perjalanan kami dipenuhi cobaan, cinta kami berhasil bertahan, membuktikan bahwa cinta sejati memang layak untuk diperjuangkan.

Di tengah kebahagiaan itu, Aku menyadari bahwa meski Aku kehilangan keluarga intiku, kini Aku memiliki keluarga baru yang akan selalu ada untukku. Bersama Galaksi, Aku yakin bisa menghadapi apa pun yang ada di depan kami.

To Be Continued...

1
rina Rismayanti
Luar biasa
Amin Srgfoo
menarik
Nanik Arifin
lari dari masalah, bukan sesuatu yg baik senja.
apa yg dikatakan Senja benar, Galaksi. jika mmg hanya Senja di hatimu, tidak seharusnya memberi Maya ruang dalam hidupmu. padahal kamu tahu betul, Maya jatuh hati padamu.
Tidak bisa menjaga hati Senja, berarti kesempatan lelaki lain menjaganya. jangan menyesal ketika itu terjadi, Galaksi
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah orang orang disekitarmu mereka orang yang baik, Assyifa
Nurgusnawati Nunung
Hayooo semangat..
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah ada teman untuk berbagi. semangat thor
Nurgusnawati Nunung
menarik ceritanya. semangat thor
Musim_Salju: Terimakasih kak selalu hadir di setiap karya author 😘🤗
total 1 replies
Nunuy
Dapat notif langsung cuss baca..ternyata bagus dan buat penasaran,lanjutttt 💪💪
Musim_Salju: Alhamdulillah, semoga menghibur kak🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!