Setelah melalui malam panas bersama dengan seorang pria yang dia sewa, Zhia tiba-tiba hamil. Zhia melahirkan sepasang anak kembar yang sangat genius. Tapi dia tidak pernah menyangka pria yang dia sewa dulu adalah seorang Ceo dari perusahaan terbesar didunia bahkan seorang ketua Mafia! Rayden Cano Xavier, Ceo tampan yang memiliki sifat dingin, arogan dan sangat kejam.
Hay, kak!😄😄😄
Novel ini masih On Going 'yah, kak! Dan akan Update 1 Bab/hari.
Jadi, mohon dukungannya 'yah!🙏🙏😄
Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga 'yah! Biar semakin bersinar novelnya!😘
Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon/Mangatoon saja. Yang ada ditempat lain itu semua plagiat. Jadi, mohon dukungan untuk novel orisinilku ini 'yah!😉
Dan jangan Lupa berikan ❤💕💖 untuk Author tersayang kalian ini!😘😘😘
Tambahkan ke rak novel favorit kalian 'yah! supaya tidak ketinggalan kisah seru Double L!😉
Terima kasil All!😉😘😚😙
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa kau sebenarnya?
Sementara Zhia dan Rayden sudah berada didalam kamar utama atau lebih tepatnya kamar pribadi milik Rayden.
Kini Rayden perlahan menurunkan Zhia, tetapi begitu turun dari gendongan Rayden Zhia malah langsung berlari menuju kepintu keluar.
Beruntung Rayden mengunci pintu itu dan menyimpan kuncinya disaku celana yang sedang dia kenakan saat ini.
Rayden hanya tersenyum melihat Zhia yang berusaha keras mencoba untuk membuka pintu itu.
Zhia pun tersadar bahwa Rayden yang tadi mengunci pintunya dari dalam. Zhia pun kembali menghampiri Rayden dan meminta kuncinya.
“Berikan kuncinya sekarang padaku!”
“Tidak akan aku berikan sebelum kita bicara dengan tenang, Zhi?” ujar Rayden yang ingin menyelesaikan kesalahpahaman Zhia terhadap dirinya agar Zhia tidak mencoba melarikan diri lagi.
“Bicara? Apalagi yang perlu kita bicarakan, Ray?” sahut Zhia yang berteriak frustasi, dia tidak ingin membahas apapun lagi dengan Rayden.
“Semuanya sudah jelas sekarang, Ray! Kau sebentar lagi akan menikah dengan tunanganmu itu. Setelah itu, kalian bisa memiliki anak sendiri, bukan? Jadi tolong biarkan aku dan anak-anakku pergi dari hidupmu, jangan ambil mereka dari sisiku!”
Zhia melanjutkan apa yang ingin dia katakan pada Rayden.
“Kenapa dikepalamu selalu saja berpikiran seperti itu, Zhi? Karena itulah kita perlu bicara dalam suasana yang tenang, dengan kepala dingin.” Sahut Rayden yang merasa muak, jika Zhia membicarakan mantan tunangannya itu.
“Apa yang salah dengan pemikiranku itu, Ray? Bukankah semua itu kenyataannya.”
Zhia tetap berpegang teguh pada pemikirannya.
“Aku sudah membatalkan pertunanganku dengan Grace.” Ujar Rayden secara tiba-tiba, hal itu membuat Zhia langsung terdiam.
“Pertunangan kami sudah resmi dibatalkan, baik dari keluargaku maupun keluarga Adenthe sudah saling setuju tentang ini. Aku bahkan sudah memberitahu mereka tentang keberadaanmu dan juga anak kita.”
Rayden pun memberitahu Zhia segalanya, dia tidak ingin Zhia terus berpikir bahwa dirinya yang menjadi perusak hubungan orang lain.
“Apa?! Kau sudah gila ‘yah, Ray? Bagaimana bisa kau melepas wanita sesempurna Nona Grace?” seru Zhia yang menatap Rayden seakan tidak mempercayai ucapannya.
“Tidak! Aku bisa gila kalau aku kehilangan si kembar dan juga dirimu, Zhi!” seru Rayden dengan penuh kenyakinan.
“Bertahanlah sebentar lagi, Zhi! Sampai Grace mengumumkan pembatalan pertunangan ini pada public dan disaat itulah, aku akan memberitahu seluruh dunia tentang dirimu dan juga anak kita.”
Rayden meminta dan memohon agar Zhia mempercayai perkataannya untuk kali ini saja.
Zhia semakin terdiam, dia tidak menyangka bahwa Rayden sangat serius memperjuangkan dirinya dan juga anak mereka.
“Kenapa kau melakukan semua ini, Ray?”
Zhia pun bertanya dengan raut wajah seriusnya seakan dirinya sedang memastikan sesuatu untuk dirinya mengambil keputusan.
Kini Rayden yang langsung terdiam. Karena dia tidak tahu alasan dirinya melakukan sampai sejauh ini.
Rayden hanya mengetahui bahwa karena Luca dan Lucia adalah anak kandungnya, sementara Zhia merupakan ibu dari anak-anaknya itu.
Karena itulah, dia melakukan semua ini. Rayden sebenarnya ingin menjawabnya seperti itu, tetapi lidahnya terasa sangat kelu untuk mengatakannya.
Rayden tidak tahu perasaan yang terus mengganggunya saat sedang bersama dengan Zhia disebut sebagai apa.
Akan tetapi, Rayden tidak ingin kehilangan wanita itu lagi untuk kedua kalinya.
“Apa karena keberadaan Luca dan Lucia? Atau karena aku wanita yang telah melahirkan anak-anakmu? Atau karena,….”
“Karena aku mencintai dirimu dan anak kita!” seru Rayden yang langsung memotong perkataan Zhia.
Terkejut, itulah yang Zhia rasakan saat mendengar pengakuan Rayden. Zhia tidak dapat berkata apapun lagi, dia menatap mata Rayden tanpa berkedip sedikitpun.
“Pembohong!” ujar Zhia tiba-tiba, entah kenapa Zhia melihat sebuah kebohongan dimata indah milik Rayden.
Drrrttt,…….Drrrttt,…………
Tiba-tiba saja ponsel Rayden bergetar, pada layer ponselnya terlihat panggilan masuk dari Levi.
Akan tetapi, Rayden tidak memperdulikannya sama sekali. Saat ini yang terpenting baginya adalah membuat Zhia dan kedua anak kembarnya selalu berada dibawah pengawasannya.
“Kenapa sulit sekali mendapatkan kepercayaan darimu, Zhi?” ujar Rayden dengan frustasi.
Namun, Zhia tidak menggubrisnya sama sekali.
“Zhi, aku tidak peduli kau percayai atau tidak? Tapi aku mohon padamu, tetaplah tinggal disini denganku. Aku akan menjaga dan melindungi kalian bertiga apapun yang terjadi.”
Rayden pun tidak bisa berbuat apapun lagi, kecuali memohon dan meminta dihadapan Zhia.
Mendengar perkataan Rayden, Zhia pun langsung teringat kejadian tadi yang hampir saja merenggut nyawa mereka.
Jika saja, Rayden tidak bisa memenangkan pertarungan bersenjata itu.
“Siapa kau sebenarnya, Ray?” seru Zhia menatap mata Rayden dengan tajamnya.
“Ada apa denganmu, Zhi? Bukankah sudah tahu siapa aku?”
Bukannya menjawab Rayden malah berusaha mengalihkan pikiran Zhia.
“Tidak! Kau pasti menyembunyikan sesuatu padaku, Ray?” ujar Zhia yang menyadari ada sesuatu yang salah dengan Rayden.
“Apa yang aku sembunyikan darimu, Zhi! Kau tahu sendiri ‘kan. Aku Rayden Cano Xavier, Ceo dari perusahaan terbesar BLOUSHZE Group. Papah kandung Luca dan Lucia serta calon suamimu, Zhi!”
Rayden berusaha menyakinkan Zhia, sebisa mungkin dia ingin menyembunyikan identitasnya sebagai ketua klan mafia dari Zhia dan kedua anak kembarnya.
Sebab dia tidak ingin mereka terlibat didalam dunia gelapnya itu.
“Tidak! Aku yakin ada sesuatu! Siapa kau sebenarnya? Kenapa mereka menyerangmu seperti tadi?” ujar Zhia yang masih tidak percaya dengan Rayden.
“Zhi, aku adalah seorang Ceo besar! Ada banyak pesaing bisnisku yang mengincar nyawaku setiap saat. Akan tetapi, serangan tadi bukan ditujukan untuk menyerangku melainkan dirimu dan juga anak kita, Zhi!”
Rayden mencoba menjelaskan situasinya pada Zhia dan menjadikan hal itu sebagai alasan untuk menahan Zhia agar tetap berada disisinya.
“Kenapa aku dan si kembar yang mereka incar? Bukankah kau yang mempunyai masalah dengan mereka!”
Melihat dari kata-kata yang dilontarkan Zhia sepertinya dia mempercayai ucapan Rayden yang barusan.
“Sepertinya mereka sudah tahu bahwa Luca dan Lucia adalah anak kandungku. Selama ini mereka tidak bisa melukaiku, maka dari itu mereka merubah target yaitu kamu dan si kembar. Seorang wanita dan anak kecil, target yang mudah untuk mereka gapai.”
Rayden kembali menjelaskan secara terperinci, dia bahkan sedikit menakut-nakuti Zhia. Dan benar saja, wajah Zhia berubah menjadi cemas dan ketakutan.
Zhia terlihat sangat bingung saat itu, sebagai seorang ibu Zhia tidak ingin anak-anaknya berada dalam bahaya apapun.
“Karena itulah, Zhi! Tetaplah berada disampingku. Aku akan selalu melindungi kalian bertiga dan tempat teraman bagi kalian saat ini hanyalah berada didekatku, Zhi!” ujar Rayden berusaha membujuk Zhia lagi untuk tinggal bersamanya.
Zhia masih terdiam, dia tampak sedang berpikir dengan keras keputusan apa yang akan diambilnya sekarang.
“Baiklah, tapi biarkan aku tidur ditempat yang sama dengan anak-anakku.” Zhia akhirnya menyetujui permintaan Rayden juga, meskipun dengan syarat.
“Tentu saja, kalian bisa memakai kamar ini!”
Sebuah senyuman manis terukir diwajah tampan Rayden, tetapi senyuman itu malah membuat Zhia kembali merasa curiga.
“Ini bukan kamarmu, ‘kan?” tanya Zhia memastikan.
“Memang kenapa kalau ini kamarku?” tanya Rayden dengan wajah polosnya.
“Aku mau kamar lain saja. Dan satu hal lagi, kau tidak boleh tidur dikamar yang sama dengan kami. Kalau sampai kau melanggarnya, aku akan pergi dari rumah ini!”
Ancaman Zhia terlihat bukan main-main, hal itu membuat Rayden menjadi merasa sangat kecewa.
Namun, mau bagaimana lagi daripada Zhia berusaha kabur darinya lagi lebih baik dia menjaga jarak dulu sesuai keinginan Zhia.
Apalagi ada Luca dan Lucia yang berpihak padanya, pasti aturan dari Zhia itu akan terlupakan dengan sendirinya.
“Baiklah, Ayo aku antar kekamar anak kita!” ujar Rayden yang kemudian berjalan dan membuka pintu dengan kuncinya.
Dia pun mengantar Zhia kekamar Luca dan Lucia berada.
Bersambung.........