Digo Melviano, seorang CEO tampan yang merasakan pertentangan dihidupnya.
Disatu sisi ia memiliki istri yang nyaris sempurna. Namun itu saja tidak cukup, orang tua Digo selalu mendesak mereka agar cepat memiliki momongan sebagai penerus tahta keluarga Melviano. Namun Kiara, istri Digo nampaknya acuh terhadap keinginan itu.
Hingga datanglah seorang wanita cantik dihidup Digo, yang membuat pria itu merasa tertarik padanya.
Digo meminta Renata Anastasya untuk menjadi istri keduanya, dan memiliki keturunan dari rahimnya.
Renata adalah artis sebuah majalah dewasa yang saat itu tengah menjalani kerja sama dengan perusahaan Melviano group.
Renata memiliki pemikiran yang cukup terbuka, hingga membuatnya berani mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua Digo.
.. Happy Reading ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Sangat Beruntung
Waktu bergulir, hari berganti..
Digo merasa sangat semakin terpukul ketika pihak kepolisian menyatakan jika benar mobil bernomor polisi xxxx adalah mobil Renata. Mobil Renata dinyatakan mengalami kecelakaan tunggal karena tidak ada bekas mencurigakan yang menjurus ke sebuah motif tertentu.
Namun tentang hal ini, pihak kepolisian masih tetap mencoba mencari bukti lengkap nya.
Digo merasa dunianya seakan runtuh dan hancur saat ini. pria itu tidak bisa untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang terjadi.
Jika saja malam itu dia bisa datang lebih awal, maka ia pasti bisa mencegah apa yang saat ini terjadi pada Renata.
Digo terus meminta agar polisi tetap mencari bukti tentang kebenaran Renata, ia masih sangat berharap jika ada suatu keajaiban yang membuat Renata akan kembali padanya.
"Jovan, aku mau kamu cari bukti sebanyak-banyaknya tentang kasus ini. Aku yakin ada yang sengaja melakukannya!" titah Digo tegas. Dia tidak mungkin percaya begitu saja jika ini adalah murni sebuah kecelakaan tunggal, karena Renata sempat bilang jika ada yang mengikuti mobilnya semalam. Ini membuktikan bahwa ada yang sengaja merencanakan kecelakaan ini terjadi. Inilah yang akan Digo selidiki.
"Baik Tuan."
"Aku yakin jika Renata masih hidup. Cari dia, temukan dia secepatnya!" lanjutnya.
"Siap Tuan!"
Jovan segera pergi dan menghubungi salah seorang anak buahnya untuk mengerahkan seluruh tim yang mereka punya.
Instruksi sudah jelas, keselamatan Renata adalah target utama. Seluruh anak buahnya saat ini juga langsung bergerak.
🌰
🌰
🌰
Sementara dikediaman Daniel...
Pagi-pagi sekali Kinara sudah ada dirumah Daniel untuk pamit, seperti yang sudah ia sepakati kemarin, Kinara akan berangkat hari ini juga.
Kinara merasa sangatlah perlu untuk berpamitan pada Daniel dan juga Jihan, karena biar bagaimanapun semenjak kepergian sang ayah, merekalah yang sudah menjaganya selama ini.
Meski Kinara sudah tidak lagi memiliki hubungan apapun dengan Digo, tapi dia tetap menghormati Daniel sebagai sosok ayah pengganti dimatanya.
"Kinara, bisakah kamu pikirkan sekali lagi sayang?" ucap Jihan mencoba menahan kepergian Kinara.
Kinara memberikan senyuman sambil menggeleng. "Digo sudah memilihnya ma, dan keputusanku juga sudah sangat bulat."
"Kinara maafkan papa nak, papa tidak bisa menjaga janji pada ayahmu." ucap Daniel berat penuh sesal.
Kinara menggenggam tangan Daniel dan menatapnya seperti sesosok ayah yang amat dia sayangi. "Papa tidak perlu merasa bersalah seperti ini. Selama ini Papa dan Mama sudah memberikan yang terbaik untukku, sekarang biarkan aku mencari kebahagiaanku sendiri."
"Papa tidak bisa mencegahmu lagi, sekarang papa hanya bisa mendoakanmu. Papa sangat menyesal dengan apa yang sudah dilakukan oleh Digo padamu." ujar Daniel.
"Berjanjilah setelah kembali nanti kamu akan tetap menemui kami sayang." ucap Jihan dengan hangat.
"Tentu, hanya kalian yang aku punya sekarang." Kinara dan Jihan saling memeluk hangat. Kinara mulai mengelap pipinya yang mulai terasa basah.
"Aku harus pergi sekarang, pesawatku akan berangkat satu jam lagi."
"Hubungi kami jika kamu sudah sampai." pinta Jihan lalu.
"Emm!" Kinara pergi bersama mobil yang sudah menunggunya diluar.
Ia juga memberikan salam peluk perpisahan untuk yang terakhir kalinya dengan Jihan dan Daniel sebelum masuk ke dalam mobil.
Setelah mobil Kinara pergi, Jihan langsung membawa suaminya untuk masuk. Perpisahan ini tentunya membuat Daniel merasa sangat bersalah, Jihan tidak mau terjadi sesuatu lagi pada Daniel. Jihan memutuskan untuk membawa Daniel kedalam kamarnya untuk beristirahat.
Jihan turun untuk mengecek sarapan yang dibuat oleh para pelayan pagi ini. Ia selalu memastikan makanan yang akan disiapkan.
Saat hendak memasuki dapur, ia mendengar para pelayan tengah asyik mengobrol sambil melakukan pekerjaannya.
("Hey, apa kamu sudah mendengar berita pagi ini?")
("Ya, tentang kecelakaan mobil yang dialami oleh Renata bukan? Pasti saat ini Tuan Digo merasa sangat terpukul bukan? Kasihan Tuan Digo." )
("Itulah akibatnya jika suka mengganggu rumah tangga orang lain. Aku rasa sekarang dia sudah mendapatkan karmanya." )
("Ya, dan itu sangat mengerikan. )
(Tapi menurutmu mungkinkah Renata masih hidup?)
(Aku juga tidak tau, yang aku dengar dari berita jika polisi sampai saat ini belum menemukan bukti jika dia sudah meninggal atau belum. Mereka masih melakukan penelitian ulang.)
(Sungguh mengenaskan.)
("Heh! Jaga ucapan kalian, jangan sampai nyonya besar mendengarnya atau kalian akan dipecat dari sini. Diam dan selesaikan masakan ini secepatnya, sebentar lagi pasti nyonya besar akan turun.) tegur kepala pelayan.
(Baik.)
Jihan mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam dapur.
"Jika benar Renata mengalami kecelakaan maka sekarang Digo pasti sedang melakukan pencarian." pikir Jihan.
"Aku tidak akan membiarkan Digo menemukan wanita itu lagi. Gara-gara dia rumah tangga anakku menjadi hancur, aku harus bertindak lebih cepat."
Ia segera pergi dari sana dan mencari tempat yang aman untuk menghubungi salah satu orang kepercayaannya.
"Halo, aku mau kamu melakukan sesuatu untukku." ucap Jihan sambil pada seseorang dibalik telfon.
"Cari tau tentang kecelakaan yang dialami oleh Renata. Tutup seluruh akses yang memungkinkan untuk orang lain mendapatkan bukti. Aku yakin saat ini anak buah Digo sedang bergerak. Buat seolah Renata sudah meninggal ditempat, jika perlu beri mereka uang tutup mulut. Apapun yang terjadi, Digo tidak boleh menemukan wanita itu, paham! Cepat lakukan!!" perintah Jihan tegas.
Setelah menutup telfon tersebut, Jihan kembali menghubungi seseorang lagi. Kali ini dengan orang yang berbeda.
"Halo, temui aku di cafe Grind saat makan siang nanti. Aku ingin bicara empat mata, jangan sampai ada yang tau."
Tut!
Setelah selesai, kini Jihan kembali melanjutkan langkahnya yang tadi sempat tertunda yaitu mengecek sarapan didapur.
Setelah semua sarapan siap, Jihan segera membawa Daniel untuk turun dan makan bersama.
💠
💠
💠
Renata masih belum juga sadar, wanita itu masih menutup matanya dengan tenang. Semalaman Hariz menjaganya disana, ia bahkan tidur di sofa panjang yang berada disamping ranjang tersebut.
Seorang pelayanan masuk ke dalam untuk membersihkan tempat itu.
"Tuan Hariz, maaf. Biar bibi yang gantian jaga non cantik ini. Tuan Hariz biar istirahat saja dikamar Tuan." ucap wanita tua yang sudah lama bekerja bersama Hariz.
"Baik bi, titip dia ya Bi." ucap Hariz dengan mata yang masih sangat berat. Pria itu berjalan dengan langkah berat keluar dari kamar tersebut karena masih sangat mengantuk.
Sang pelayan menggelengkan kepalanya menatap punggung Hariz yang kian menjauh. Ia sangat tau jika Hariz adalah pria yang sangat baik.
Pelayanan tersebut mulai membersihkan lantai di kamar itu. Sejenak ia terhenti di samping ranjang menatap iba pada wajah cantik yang kini tengah tertidur tenang.
"Non ini sangat cantik, entah apa yang terjadi tapi dia sangat beruntung karena ditolong oleh pria sebaik Tuan Hariz." ucap pelayan tersebut.
Ia pun kembali melanjutkan aktivitasnya untuk merapikan kamar tersebut.