NovelToon NovelToon
JENDELA TERBUKA YANG LUPA DITUTUP

JENDELA TERBUKA YANG LUPA DITUTUP

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Suami Tak Berguna / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Harem / Cintapertama
Popularitas:439
Nilai: 5
Nama Author: Siti Zuliyana

Rina menemukan pesan mesra dari Siti di ponsel Adi, tapi yang lebih mengejutkan: pesan dari bank tentang utang besar yang Adi punya. Dia bertanya pada Adi, dan Adi mengakui bahwa dia meminjam uang untuk bisnis rekan kerjanya yang gagal—dan Siti adalah yang menolong dia bayar sebagian. "Dia hanyut dalam utang dan rasa bersalah pada Siti," pikir Rina.
Kini, masalah bukan cuma perselingkuhan, tapi juga keuangan yang terancam—rumah mereka bahkan berisiko disita jika utang tidak dibayar. Rina merasa lebih tertekan: dia harus bekerja tambahan di les setelah mengajar, sambil mengurus Lila dan menyembunyikan masalah dari keluarga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Zuliyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

Setelah peresmian sebagai "Tempat Sejarah Budaya Daerah", galeri makin ramai lagi. Banyak sekolah mengadakan kunjungan pendidikan ke sana, dan anak-anak senang mendengar cerita jendela asli dari Cinta dan Kelompok Jendela. Mimpi sekarang sudah berusia 2 tahun 4 bulan dan jadi "pembantu pemandu"—dia suka membawakan tamu ke depan jendela asli dan menceritakan dengan bahasa anaknya: "Ini jendela nenek moyang, buka dan ada harapan!"

Pada bulan Desember, cuaca mulai dingin, tapi galeri selalu hangat dengan kebahagiaan. Cinta dan teman-temannya sudah selesai ujian akhir tahun dan mulai merencanakan proyek khusus untuk menyambut akhir tahun yang penuh makna. Mereka memutuskan untuk membuat "buku jendela dunia"—sebuah buku yang berisi cerita, foto, dan karya seni dari semua orang yang pernah berpartisipasi dalam cerita jendela asli, baik dari Indonesia maupun luar negeri.

Arif mengumpulkan semua konten dari aplikasi "Jendela Kita", Rina menulis cerita pendek tentang setiap perjalanan, Lila melukis sampul buku dengan gambar jendela asli yang dikelilingi bunga melati dan bintang-bintang, dan Kelompok Jendela membantu menata halaman-halaman buku. Mimpi membantu menempelkan foto-foto anak-anak dari negara lain, dan selalu berkata "teman! teman!" setiap kali melihat foto itu.

Sementara itu, keluarga mendapatkan kabar lagi yang mengejutkan. Seorang penerbit buku dari Jakarta ingin mencetak "buku jendela dunia" dan menjualnya di seluruh Indonesia. Mereka akan memberikan sebagian hasil penjualan untuk memelihara galeri dan membantu anak-anak yang tidak mampu belajar seni. "Ini luar biasa! Cerita kita akan sampai ke lebih banyak orang!" kata Cinta dengan senyum lebar.

Pada tanggal 20 Desember—hanya seminggu sebelum Natal dan Tahun Baru—buku jendela dunia selesai dicetak. Mereka menerima kiriman 1.000 eksemplar pertama, dan sampulnya terlihat sangat indah: warna biru langit dengan jendela asli yang menyala terang di tengahnya, dikelilingi bunga melati dan bintang-bintang. Mimpi melihat buku dan berkata: "Buku! Jendela! Semua orang baca!" Semua orang mencium pipinya dan bersorak.

Hari peluncuran buku dijadwalkan pada tanggal 24 Desember—malam Natal. Semua orang yang pernah terlibat dalam cerita jendela asli diundang, termasuk teman-teman dari luar negeri yang bisa datang. Galeri dipenuhi orang, dan dihiasi dengan lilin dan hiasan Natal yang indah. Di depan jendela asli, mereka menaruh pohon Natal yang kecil yang dipenuhi bunga melati bukan kertas.

Acara dimulai dengan Kelompok Jendela yang menyanyi lagu Natal dengan nada lokal. Kemudian, Rina berdiri dan membaca cerita pendek dari buku: "Ini cerita tentang sebuah jendela yang terbuka secara tidak sengaja—dan bagaimana dia menjadi rumah bagi semua orang. Cerita ini bukan milik kita saja—ini milik semua orang yang pernah membuka hati untuk orang lain."

Setelah itu, mereka memberikan eksemplar buku pertama kepada orang-orang yang paling berperan: nenek tua yang pernah datang ke galeri sendirian dan disapa Mimpi, seniman lokal yang membantu membangun galeri, dan anak kecil dari Papua yang pernah mengirim surat. Mimpi membantu memberikan buku ke nenek tua itu, dan nenek itu menangis senang: "Anak kecil ini dan jendela ini telah membuat hidupku lebih berarti."

Kemudian, semua orang berkumpul di depan ketiga jendela—asli, kolaboratif, dan dunia—untuk mengambil foto bersama. Mimpi berdiri di tengah, membawa buku jendela dunia dan bunga melati, tersenyum lebar. Saat kamera berdenting, dia mengeluarkan suara: "Rumah! Semua orang! Selamanya!" Semua orang menangis senang dan bersorak.

Pada malam hari itu, setelah tamu pergi, keluarga dan Kelompok Jendela tetap berkumpul di galeri. Mereka minum teh hangat, makan kue Natal, dan menceritakan kenangan di sepanjang tahun ini. Cinta berkata: "Tahun ini adalah tahun terbaik dalam hidupku. Aku sudah bertemu banyak teman, berkeliling dunia, dan membuat karya yang bermanfaat."

Adi memegang tangan semua keluarga dan teman-teman: "Kita semua sudah bekerja keras, tapi hasilnya jauh lebih dari yang kita harapkan. Jendela asli ini telah memberikan kita rumah, teman, dan harapan—dan sekarang, dia memberikan itu kepada semua orang."

Mimpi mulai ngantuk, dia duduk di pangkuan Lila dan melihat ke jendela asli yang terbuka. Dia berkata dengan suara lemah: "Jendela... bintang... rumahku." Lila mencium kepalanya dan berkata: "Ya, sayang. Ini rumah kita semua, selamanya."

Angin segar bertiup melalui jendela, menyebarkan bau bunga melati dan kebahagiaan yang tak terukur. Di luar, hujan turun lembut, dan matahari esok sudah mulai muncul di ufuk timur—menandakan awal hari Natal dan juga awal dari sesuatu yang baru.

Ketiga jendela tetap terbuka, menyala terang di tengah kegelapan pagi. Mereka menyaksikan matahari terbit yang indah, dan semua orang merasa bahwa tahun ini telah berakhir dengan cara yang paling sempurna. Cerita jendela asli tidak berhenti di sini—karena setiap hari yang datang akan membawa lebih banyak jendela yang terbuka, lebih banyak teman yang baru, dan lebih banyak harapan untuk dunia yang lebih baik.

Tanggal 31 Desember—hari terakhir tahun. Cuaca sudah mulai cerah setelah hujan semalam, dan matahari menyinari jendela asli yang masih terbuka lebar. Semua orang sudah bangun pagi untuk menyiapkan acara akhir tahun yang akan diadakan di galeri—acara yang akan dihadiri oleh semua tetangga, teman, dan pengunjung yang telah menjadi bagian dari cerita jendela asli.

Cinta dan Kelompok Jendela mulai pagi juga, mereka menyiapkan panggung di taman galeri, di depan ketiga jendela. Mereka menaruh bunga melati di semua sudut, memasang lampu kecil yang mirip bintang, dan menempatkan tumpukan buku jendela dunia untuk dibagikan ke tamu. Mimpi—yang sudah berusia 2 tahun 5 bulan—bantu menaruh bunga melati di kaki panggung, dia berlari-lari dengan cepat dan berkata: "Bunga! Cantik! Acara!"

Semenjak pagi, tamu mulai tiba. Ada tetangga yang sudah kenal dari awal, peserta lokakarya nasional dan internasional, siswa SD yang pernah mengikuti lokakarya, bahkan beberapa teman dari Malaysia dan Thailand yang sempat datang ke Indonesia. Galeri dan taman dipenuhi orang, suasana riang dan penuh kebahagiaan.

Pada jam 4 sore, acara dimulai. Ayu membuka acara dengan tarian yang dia ciptakan—tarian tentang "jendela yang terbuka" yang menggabungkan gerakan dari berbagai daerah Indonesia dan negara lain. Semua orang terpesona dengan gerakannya, dan beberapa bahkan ikut menari.

Kemudian, Arif naik panggung dan memberitahu kabar tentang aplikasi "Jendela Kita"."Sekarang, aplikasi ini sudah diunduh lebih dari 500 ribu kali dari seluruh dunia! Banyak orang berbagi cerita rumah mereka, karya seni, dan harapan. Ini bukti bahwa jendela kita telah menghubungkan jutaan hati!" Semua orang bertepuk tangan meriah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!