Gelora Panas Istri Kedua

Gelora Panas Istri Kedua

Bab 1 Digo Melviano

Sunyi...

Didalam ruangan berukuran besar itu.. Digo Melviano, pria tampan berusia tiga puluh tahun yang kini tengah duduk di kursi ruang depan sambil menatap kearah pintu utama dengan menyilangkan kedua kakinya.

Ekspresi gusar dan kemarahan terpampang jelas di wajah tampannya saat ini karena tengah menanti istrinya yang belum juga pulang. Entah sudah berapa kali Digo menghubungi nomor Kinara istrinya, namun tidak pernah diangkat.

Beberapa kali juga Digo tampak melirik ke arah jam tangan di pergelangannya yang kini menunjukkan sudah jam sebelas malam.

Digo tampak memainkan bibirnya menggunakan ibu jari dan telunjuknya, mencoba menepis semua pikiran buruk dibenaknya saat ini.

Sekitar lima belas menit kemudian, sura pintu depan berbunyi.

Krek!!

Kinara tampak masuk ke dalam rumah dengan posisi mundur, lalu menguncinya kembali.

Pria tampan dengan rahang tegas, mata tajam dan tubuh atletis itu mulai berdiri mendekati istrinya.

"Dari mana saja kamu?" tekan suara bas milik Digo yang membuat Kinara tersentak kaget.

"Digo!" sentak Kinara yang refleks langsung menoleh ke arah sang suami yang kini tengah berdiri tepat di belakangnya.

"Apa kamu sadar, ini sudah jam berapa Kinara?" lanjut Digo yang belum selesai dengan pertanyaannya.

"Aku banyak pekerjaan Digo, berhentilah mencecarku." ucap Kinara sambil berjalan meninggalkannya.

"Berapa banyak pekerjaanmu, sampai kamu lupa pada suamimu sendiri, Kinara. Aku menelfonmu sedari tadi, tapi kamu tidak mengangkatnya. Apa kamu sudah tidak menganggapku lagi!" cecar Digo pada Kinara yang kini tengah menaiki anak tangga.

"Berhentilah berpikir seperti anak kecil Digo! Aku hanya bekerja, tidak lebih. Aku baru menghadiri pementasan fashion show, banyak orang disana. Semua orang memuji karya disain baju buatanku. Mana sempat jika aku harus mengangkat telfon." jelas Kinara mencoba membela diri.

Digo tersenyum kecut mendengarnya. "Alasan! Apa kamu sadar, karena kesibukanmu itu membuat kita jarang memiliki waktu bersama?" tanyanya.

"Ingat Kinara, kita sudah menikah. Ibuku ingin cepat memiliki seorang cucu sebagai seorang pewaris. Lalu apa yang akan aku katakan jika hubungan kita saja seperti ini. Bagaimana kita akan bisa cepat memiliki seorang anak?" lanjutnya lagi.

"Berhentilah membebaniku dengan keinginan orang tuamu itu Digo. Berfikirlah lebih terbuka, kita hanya butuh waktu. Lagipula, aku masih menikmati kehidupanku saat ini, tidak ada yang perlu dirisaukan. Jika orang tuamu ingin aku cepat hamil, kitapun juga sudah berusaha. Atau memang kamu saja yang tidak becus untuk membuatnya!" cerocos Kiara panjang lebar.

Digo melebarkan tatapannya, rahangnya mulai mengeras dan wajah tampannya kini memerah menahan amarah. Tersulut emosi ketika Kinara seolah tengah merendahkannya Digo langsung berjalan kearahnya dan..

Plakk!

"Lancang!" geram Digo dengan memberikan tamparan keras pada pipi Kinara.

Kinara tampak kaget, memalingkan wajahnya ketika terkena tamparan keras di pipinya. Kinara perlahan menggeser wajahnya sambil memegangi pipinya yang terasa sangat panas.

Wajah seram dengan tatapan yang menusuk membuat Kinara hampir tidak percaya jika lelaki itu adalah suaminya.

"Kau tidak berhak melakukan ini padaku Digo! Kau jahat!!" ucap Kinara dengan mata berkaca-kaca, yang seketika membuat hati Digo yang awalnya tengah mengeras perlahan menjadi tersadar dan luluh.

"Aku.. Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu Kinara." ucap Digo sambil mencoba memegang wajah Kinara dengan satu tangannya.

"Jangan sentuh aku! Kamu egois! kamu jahat Digo!" maki Kinara dengan air mata yang kini mulai turun membasahi pipinya. Wanita itu langsung berbalik pergi menuju kamarnya meninggalkan Digo yang masih terpaku ditempatnya.

"Kinara!" teriak Digo. Pria itu mengepalkan tangannya dan menghantamkannya kebesi pagar tangga dengan cukup keras.

Digo menyusul Kinara kekamarnya segera dan berusaha membukanya, namun Kinara ternyata sudah mengunci pintu tersebut.

"Kinara, kita butuh bicara." teriak Digo sambil menggedor-gedor pintu kamarnya.

"Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan lagi Digo! Aku butuh waktu untuk sendiri." saut Kinara dari dalam kamarnya dengan suara serak karena tengah menangis.

Digo meremas kedua telapak tangannya, membuang nafas kasar sebelum akhirnya mengalah dan pergi dari sana.

Diruang tengah kini Digo tampak termenung sendiri mengingat ucapan Kiara yang menghantui pikirannya kini.

"Benarkah apa yang diucapkan oleh Kinara? Apakah aku ini pria yang mandul?" batin Digo yang mulai frustasi dengan beribu pertanyaan memenuhi otaknya kini.

Malam itu Digo menghabiskan waktunya diruangan itu sambil berfikir keras untuk masalah yang kini tengah ia hadapi.

......................

Keesokan harinya, Digo yang tertidur disofa ruang tengah langsung menatap kearah jam ditangannya.

"Sudah jam tujuh, aku harus pergi ke kantor." lirih Digo lalu langsung berdiri mengangkat tubuhnya.

Saat akan menuju ke kamarnya Digo langsung mengingat kejadian semalam. "Apa Kinara baik-baik saja?" tanya Digo bermonolog.

Tanpa berfikir panjang lagi, Digo langsung menghampiri Kinara ke kamarnya. Namun sebelum sampai, Kinara sudah lebih dulu keluar dari sana dengan pakaian yang sudah rapi.

"Kamu mau kemana?" tanya Digo.

"Ke butik." jawab Kinara sambil menundukkan kepalanya seolah sedang tidak ingin melihat wajah Digo, dan berlalu begitu saja melewatinya.

"Kin...." Digo menghentikan ucapannya mengurungkan niatnya memanggil Kinara. Pasti saat ini Kinara masih sangat marah padanya. Biarlah, mungkin dia memang butuh waktu. Digo akan mencari waktu yang tepat untuk bicara padanya nanti.

✨✨

Diruang CEO, kini Digo tengah duduk di kursi tahta kebesarannya. Pikirnya tidak bisa lepas dari ucapan Kinara tadi malam.

Digo berfikir, ingin sekali mengajak Kinara untuk pergi kedokter untuk memeriksa kesehatan kesuburan mereka.

Namun dia sendiri tidak yakin, Digo takut apa yang dikatakan oleh Kinara akan menjadi kenyataan, jika dialah yang tidak bisa memberikan keturunan dalam rahim Kinara.

"Selamat pagi Tuan Digo." sapa Dafina sekertaris pribadi Digo. Wanita itu kini berdiri di depan pintu ruangannya.

"Hm.. Masuklah Dafina." titah Digo.

Wanita cantik itu langsung masuk ke dalam ruangan Digo dan berdiri didepan mejanya.

"Hari ini anda memiliki kontrak kerjasama dengan salah satu model dewasa yang tengah naik daun, nona Renata. Kita akan melakukan kerjasama dengan nona Renata satu tahun kedepan untuk menjadi brand ambassador dikantor kita.

Digo mengangguk mengerti. "Baiklah." jawabnya.

"Sekarang nona Renata ada diruangan bawah, tengah menunggu anda untuk menandatangani kontrak kerjasama." lanjut Dafina.

"Baik, ayo kita pergi sekarang." titah Digo sambil berdiri dari kursi tahtanya.

"Mari Tuan." ucap Dafina mempersilahkan.

Digo dan Dafina pergi keluar dari ruangannya dan berjalan kearah lift untuk turun keruang meeting.

Krek!!

"Silahkan Tuan." Dafina membukakan pintu ruangan tersebut untuk Digo.

Tanpak seorang wanita cantik tengah duduk menunggu kedatangannya bersama Jovan, asisten pribadi Digo yang bertugas untuk menyambut Renata.

Jovan langsung berdiri menundukkan kepalanya ketika Digo memasuki ruangan.

"Maaf membuat anda menunggu lama." ucap Digo yang kini berdiri di samping Renata.

Wanita cantik itu langsung berdiri dari tempat duduknya dan berhadapan dengan Digo."Tidak masalah, aku juga belum lama." jawabnya.

"Digo, Digo Melviano." ucap Digo memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.

Wanita itu tersenyum menyambut uluran tangan Digo. "Renata Anastasya." ucapannya.

Tangan lembut dan tatapan manis Renata membuat Digo merasa agak sedikit tertarik dengan wanita itu. Paras cantik dan tubuh sintal indah gadis itu membuat Renata tampak semakin menarik dan menantang dimata Digo.

"Silahkan duduk." ucap Digo saat keduanya sudah melepas tangannya.

"Terimakasih." ucap Renata.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!