NovelToon NovelToon
Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Transmigrasi / Fantasi Isekai / Time Travel / Sistem / Iblis
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: EGGY ARIYA WINANDA

Lu Changzu dan teman temannya terlempar ke dimensi lain, Namun Tanpa Lu Changzu sadari ia masuk ke dunia tersebut lebih awal dari teman teman sekelasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EGGY ARIYA WINANDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekte Demon Refining 5

Gua meditasi itu sunyi, hanya diterangi pendaran jamur lumut yang memberikan nuansa hijau lumut pada dinding batu. Di tengah keremangan itu, Lu Changzu duduk bersila, bukan dalam pose meditasi, melainkan seperti seorang rentenir yang sedang menghitung bunga utang.

Di hadapannya, terhampar "hasil panen" dari Celah Sempit. Cincin penyimpanan milik Si Gendut Liu, cincin milik Zuan Ann, dan beberapa kantong dari bawahan yang kurang beruntung.

"Sebuah pedang Baja Dingin Laut Utara," gumam Lu Changzu, menimang bilah biru yang memancarkan hawa dingin itu. "Tiga botol Pil Pemulih Darah tingkat rendah. Dan..." dia mengangkat Tungku Tripot Besi Hitam yang diberikan Zhao Yun, "...alat masak yang cacat."

Dia menyeringai tipis. "Zhao Yun, Zhao Yun. Kau pikir kau memberikan sampah pada pengemis. Tapi bagi seorang insinyur, sampah hanyalah material yang belum menemukan fungsinya."

Tiba-tiba, tekanan udara di dalam gua berubah drastis. Bukan angin, melainkan berat jenis udara yang meningkat seketika, seolah gravitasi ditekan untuk menghancurkan apa pun yang tidak memiliki pondasi yang kuat.

Lu Changzu tidak menoleh. Dia hanya meletakkan pedang itu perlahan.

"Anda datang tanpa mengetuk, Guru. Apakah itu kebiasaan seorang Tetua iblis? Guru?"

Dari kegelapan di mulut gua, Chen Xuan melangkah masuk. Aura Raja Tahap 5-nya ditarik rapat, namun sisa-sisanya saja sudah cukup membuat stalaktit di langit-langit bergetar. Pria besar berjanggut hitam itu menatap muridnya dengan sorot mata yang sulit diartikan—campuran antara keserakahan, kebanggaan, dan kewaspadaan.

"Sopan santun adalah untuk tamu, Lu Changzu," suara Chen Xuan menggema berat. "Aku adalah pemilik tempat ini. Dan kau, adalah investasiku."

Chen Xuan melirik tumpukan harta di lantai. Matanya berhenti sejenak pada pedang biru Zuan Ann, lalu beralih ke wajah Lu Changzu yang tenang.

"Panen mu bagus," komentar Chen Xuan datar. "Kudengar Celah Sempit menjadi kuburan massal. Zuan Feng kehilangan adiknya, dan Zhao Yun kehilangan pasukannya. Dan anehnya, muridku yang baru masuk ini pulang dengan kantong penuh."

"Guru , Saat itu aku sedang lewat mencari udara segar, dan ya kebetulan ada mereka disana yang sudah tergeletak kaku" jawab Lu Changzu santai, sambil tersenyum dan memejamkan matanya. "Tanpa berlama lama saya langsung memungut sampah sampah ini."

Chen Xuan tertawa, tawa yang singkat dan kasar. "Pemungut sampah yang bisa mengadu domba dua Harimau Muda? Jangan menghinaku dengan kerendahan hatimu yang palsu itu, Nak."

Tetua itu mengibaskan jubahnya dan duduk di atas batu besar di seberang Lu Changzu. Wajahnya menjadi serius, aura main-mainnya lenyap.

"Dengar. Aku tidak datang ke sini untuk memuji kemampuanmu mencopet mayat. Aku datang karena kau telah membuktikan satu hal: Kau memiliki perut yang cukup kuat untuk menelan racun dan mengubahnya menjadi nutrisi."

Chen Xuan mengeluarkan sebuah gulungan kuno dari balik jubahnya. Gulungan itu tidak terbuat dari kertas atau bambu, melainkan dari lembaran logam hitam tipis yang tampaknya telah ditempa ribuan tahun lalu.

"Kau tahu kenapa aku, Chen Xuan, yang memiliki kekuatan setingkat Raja, masih hanya menjadi Tetua Penegak Hukum dan bukan Ketua Sekte?"

Lu Changzu menatap gulungan itu. Insting matematikanya berteriak bahwa ada pola rumit yang tersembunyi di sana. "Guru , Karena Anda kalah kuat dari Ketua Sekte saat ini?"

"Salah," desis Chen Xuan. "Karena tubuhku memiliki batas. Aku memulai kultivasi dengan metode ortodoks sekte ini. Fondasiku kuat, tapi 'masih ada manusiawi'. Untuk mencapai tingkat Kaisar, atau bahkan lebih tinggi, tubuh manusia adalah wadah yang terlalu rapuh."

Dia melemparkan gulungan logam itu ke pangkuan Lu Changzu. Beratnya luar biasa untuk ukuran sekecil itu, seolah Lu Changzu baru saja menangkap sebongkah timah padat.

"Teknik Pemurnian Iblis - Kitab Logam Terlarang."

Lu Changzu membuka gulungan itu. Matanya bergerak cepat, memindai aksara kuno yang terukir di sana. Semakin dia membaca, semakin senyum di wajahnya menghilang, digantikan oleh kerutan kening yang dalam.

Ini gila.

"Guru," kata Lu Changzu pelan, matanya tidak lepas dari teks itu. "Ini bukan teknik kultivasi. Ini... ini adalah teknik artefak. Ini resep untuk menempa senjata, bukan melatih manusia."

"Tepat," Chen Xuan menyeringai lebar, memperlihatkan gigi putihnya yang kontras dengan kegelapan gua. "Itulah kenapa ini tabu. Itulah kenapa ini hilang. Zhao Yun berlatih 'Penempaan Darah' menggunakan darah binatang buas atau kultivator lain. Itu metode primitif. Biologis."

Chen Xuan mencondongkan tubuh ke depan. "Teknik di tanganmu itu mengajarkan cara mengganti struktur biologismu dengan esensi artefak. Darah menjadi logam cair. Kulit menjadi zirah. Tulang menjadi baja tempaan. Kau tidak memurnikan tubuhmu dengan Qi alam; kau memurnikan tubuhmu dengan melebur senjata pusaka dan menyatukannya dengan dagingmu."

Jantung Lu Changzu berdegup kencang. Logika di balik teknik ini... mengerikan, tapi brilian.

Jika tubuh manusia adalah hardware yang membatasi software (jiwa/kultivasi), maka teknik ini adalah upgrade hardware total. Mengganti kabel tembaga dengan serat optik.

"Kenapa saya?" tanya Lu Changzu, menatap Chen Xuan langsung ke mata. "Teknik seberharga ini... Anda bisa menjualnya untuk membeli satu kota. Kenapa memberikannya pada murid yang baru Anda pungut dua bulan lalu?"

Chen Xuan terdiam sejenak. Dia menatap tangannya yang kasar.

"Karena aku terlambat menemukannya," suaranya merendah, ada nada penyesalan yang pahit di sana. "Saat aku menemukan kitab ini di reruntuhan kuno, tulangku sudah terbentuk, meridianku sudah kaku. Jika aku memaksakan diri mempelajarinya, tubuhku akan hancur. Aku butuh seseorang yang masih di tahap awal, seseorang yang gila, dan seseorang yang tubuhnya belum 'terpolusi' oleh teknik tingkat tinggi lainnya."

Chen Xuan menatap Lu Changzu tajam. "Aku memiliki ambisi, Lu Changzu. Aku ingin Sekte Demon Refining ini berada di bawah kakiku. Aku butuh senjata. Aku butuh jenderal. Dan kau... kau punya potensi menjadi monster."

Suasana hening. Ini adalah transaksi.

Lu Changzu meletakkan gulungan itu dengan hormat. Dia berdiri, merapikan jubahnya, lalu melakukan sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.

Dia berlutut. Kedua lutut menyentuh tanah, kening menyentuh lantai batu yang dingin.

Ini bukan ketakutan. Ini adalah pengakuan atas nilai transaksi.

"Guru," suara Lu Changzu tenang namun bergema. "Jika Anda memberikan jalan ini kepada saya, saya bersumpah atas nama Dao saya sendiri: Saya akan menjadi pedang yang membersihkan jalan Anda menuju takhta Ketua Sekte. Saya akan membayar investasi ini dengan bunga yang tinggi."

Lu Changzu mengangkat kepalanya, tatapannya dingin dan mematikan.

"Namun... jika suatu hari Guru mengkhianati saya, atau mencoba menjadikan saya tumbal..." Lu Changzu tersenyum, senyum yang santai namun mengerikan. "...maka saya akan melebur Guru menjadi bahan bakar untuk teknik ini!!"

Chen Xuan tertegun sesaat. Lalu, tawa membahana meledak dari mulutnya, mengguncang seluruh gua hingga debu berjatuhan.

"BWAHAHAHA! Bagus! Sangat bagus! Ancaman di depan wajah! Itulah murid Sekte Iblis sejati! Persetan dengan hormat bakti yang munafik! Kesetiaan dibangun di atas kepentingan bersama!"

Chen Xuan berdiri, aura apinya mulai membara, memanaskan suhu gua yang lembap.

"Berdirilah, muridku. Kita tidak punya waktu untuk drama. Kita mulai sekarang."

Chen Xuan menunjuk ke tumpukan harta Lu Changzu. "Teknik ini memiliki lima tahap: Darah, Kulit, Tulang, Daging, dan Jiwa. Tahap terakhir, Pemurnian Mata Iblis Kuno, adalah legenda yang bahkan aku tidak tahu caranya. Tapi hari ini, kita mulai dengan Tahap Pertama: Pemurnian Darah menjadi Logam."

"Keluarkan tungku Zhao Yun itu. Dan pedang biru itu."

Lu Changzu segera bergerak. Dia menempatkan tungku tripot itu di tengah gua. Dia memasukkan pedang Baja Dingin Laut Utara milik adik Zuan Feng ke dalamnya.

"Guru, pedang ini..."

"Aku tahu," potong Chen Xuan, matanya berkilat jenaka. "Pedang kesayangan Zuan Ann. Kau membunuhnya, memalsukan TKP, dan sekarang kau akan melelehkan bukti kejahatanmu untuk menjadi bagian dari darahmu. Cerdik. Sangat cerdik. Tidak ada bukti yang lebih aman daripada bukti yang mengalir di dalam nadimu."

Chen Xuan mengangkat tangannya. "Mundur sedikit."

WOOSH!

Api hitam keunguan menyembur dari telapak tangan Chen Xuan. Itu bukan api biasa; itu adalah Api Inti Raja. Panasnya begitu terfokus hingga udara di sekitar tungku terdistorsi.

Tungku besi hitam itu, yang seharusnya hanya artefak Tingkat 2 cacat, bergetar hebat. Di bawah kendali Chen Xuan, "cacat" pada tungku itu ditutupi oleh tekanan aura sang Raja.

Di dalam tungku, pedang biru yang angkuh itu mulai mengerang. Logam tingkat tinggi itu mencoba bertahan, rune-rune pelindungnya menyala. Tapi di hadapan api Chen Xuan, pertahanannya runtuh.

Baja itu meleleh. Menjadi cairan biru perak yang kental, bergolak seperti merkuri yang marah.

"Lu Changzu!" bentak Chen Xuan. "Masuk ke dalam tungku!"

Mata Lu Changzu membelalak sedikit. "Masuk... ke dalam? Bersama cairan logam itu?"

"Kau pikir ini mandi uap?!" teriak Chen Xuan. "Teknik Zhao Yun hanya memandikan tubuh. Teknik ini mengharuskanmu menyerap esensi logam langsung ke dalam pori-pori dan aliran darah! Masuk atau kau akan tetap menjadi sampah selamanya!"

Lu Changzu menelan ludah. Dia melihat cairan logam yang mendidih itu. Logika kemanusiaannya berteriak: Itu bunuh diri. Titik leleh baja adalah 1500 derajat Celsius.

Tapi logika kultivasinya berbisik: Risiko tinggi, hasil tinggi.

Dia menanggalkan jubahnya. Tubuhnya yang baru terbentuk otot, namun masih memiliki bekas luka dari kehidupannya sebagai pengemis, terekspos pada udara panas.

Dengan satu tarikan napas panjang, Lu Changzu melompat masuk ke dalam tungku yang menyala.

"ARGGHHHHHH!"

Teriakan itu tidak bisa ditahan. Itu adalah refleks murni.

Begitu kulitnya menyentuh cairan logam itu, rasanya bukan seperti terbakar. Rasanya seperti dimakan hidup-hidup oleh ribuan semut api. Cairan logam itu tidak hanya panas; itu berat. Tekanannya meremukkan kulitnya.

"Tahan napasmu! Fokuskan Qi-mu!" suara Chen Xuan terdengar seperti guntur di telinga Lu Changzu yang berdenging. "Jangan lawan panasnya! Serap! Jadikan logam itu bagian dari sel darah merahmu! Gunakan [Napas Iblis] modifikasimu untuk memompa logam itu masuk!"

Lu Changzu mengertakkan gigi hingga gusinya berdarah. Rasa sakit ini... ini melampaui apa pun. Ini melampaui saat dia menghancurkan segel jiwa Lin Yuwen.

"Sttt" Lu changzu mencoba menahan rahangnya untuk tidak berteriak agar tidak membuang buang tenaga.

Dia memaksa otaknya yang hampir meledak karena rasa sakit untuk berpikir rasional.

Variabel panas: Ekstrem. Variabel tekanan: Tinggi. Solusi: ????.

Dia mengaktifkan teknik pernapasannya. Dia memaksa pori-porinya terbuka.

Cairan Baja Dingin Laut Utara itu, yang mengandung esensi dingin yang menusuk tulang, mulai merembes masuk.

Kontras antara panas api Chen Xuan di luar dan dinginnya esensi baja di dalam menciptakan perang termal di dalam tubuh Lu Changzu.

Pembuluh darahnya menonjol, berwarna biru terang, lalu hitam, lalu perak.

"Bagus! Tahan!" teriak Chen Xuan, keringat juga mengucur di dahinya saat dia mempertahankan kestabilan api. "Pedang itu memiliki sifat 'Yin' yang dingin. Itu akan menetralkan api 'Yang' dari proses peleburan. Sempurna untuk darahmu!"

Waktu kehilangan maknanya.

Satu jam terasa seperti satu tahun.

Satu hari berlalu.

Dua hari.

Seminggu.

Lu Changzu tidak lagi berteriak. Pita suaranya sudah rusak karena panas, lalu pulih, lalu rusak lagi. Dia berada dalam keadaan trance—setengah sadar, setengah mati.

Hanya tekadnya yang tersisa. Gambaran wajah Lin Yuwen yang merendahkannya. Gambaran dunia yang menganggapnya sampah.

Aku bukan sampah. Aku adalah baja yang sedang ditempa.

Satu bulan berlalu.

Gua itu kini berbau logam hangus dan daging panggang. Chen Xuan tampak lelah, matanya cekung, tapi dia tidak berhenti menyalurkan api. Dia melihat ke dalam tungku.

Cairan logam itu sudah habis. Kering.

Di dasar tungku, duduk sosok manusia yang tampak seperti patung arang. Kulit Lu Changzu hitam legam, retak-retak seperti tanah kemarau.

Tiba-tiba, suara retakan terdengar.

KRAK.

Lapisan kulit hitam itu pecah di bagian bahu. Dari baliknya, cahaya perak redup bersinar.

Bukan kulit putih pucat, melainkan kulit yang tampak normal namun memiliki kilau yang halus di bawah cahaya.

Mata Lu Changzu terbuka.

Iris matanya, yang dulu hitam biasa, kini memiliki cincin biru samar di sekeliling pupilnya—sisa dari esensi pedang Baja Dingin.

Dia menarik napas. Suaranya seperti udara dari mesin hidrolik.

DUM.

Jantungnya berdetak. Suaranya berat, seperti palu menghantam landasan besi.

Energi di sekitarnya mulai bergolak kacau.

Qi Activation Tahap 5... tembus.

Tidak berhenti.

Tahap 6.

Tahap 7.

Darah barunya, yang kini lebih berat dan lebih padat, mengangkut Qi dengan efisiensi yang mengerikan. Tidak ada lagi kebocoran. Tidak ada lagi hambatan.

Tahap 8.

Pusaran energi di dalam gua menjadi liar. Chen Xuan mundur selangkah, matanya berbinar gila. "Terus! Jangan berhenti! Hancurkan batasnya!"

Tahap 9 Puncak.

Lu Changzu meraung tanpa suara. Dia membentur dinding tak kasat mata. Batas antara Qi Activation dan Body Tempering.

Dinding itu tebal. Bagi orang biasa, butuh waktu tahunan untuk mengikisnya.

Tapi bagi Lu Changzu yang darahnya kini mengandung esensi Baja Dingin, dinding itu hanyalah kertas.

Namun, tubuhnya bergetar. Energi itu terlalu liar. Darah logamnya terlalu agresif, mulai merusak organ dalamnya yang belum siap.

"Stabilkan!" teriak Chen Xuan. Dia menjentikkan jarinya. Sebuah pil merah darah yang berdenyut seperti jantung ganda melayang ke mulut Lu Changzu.

"Pil Iblis Dua Jantung! Telan!"

Lu Changzu membuka mulutnya dan menelan pil itu.

Ledakan energi penyembuhan dan penstabil meledak di perutnya. Pil itu bertindak sebagai coolant (pendingin) bagi reaktor nuklir di tubuhnya.

Dengan bantuan pil itu, Lu Changzu memadatkan seluruh Qi-nya menjadi satu titik singularitas di Dantian-nya, lalu meledakkannya keluar ke seluruh jaringan otot dan tulang.

BOOOOM!

Tungku tripot tempat dia duduk meledak berkeping-keping, tidak kuat menahan gelombang kejut itu.

Pecahan besi beterbangan, namun saat mengenai kulit Lu Changzu, pecahan itu hanya memantul dengan suara TING yang nyaring, tanpa meninggalkan goresan.

Darah hitam kental—kotoran sumsum dan residu fana—menyembur keluar dari setiap pori-porinya, lalu menguap oleh panas tubuhnya sendiri.

Lu Changzu berdiri di tengah puing-puing.

Aura di sekelilingnya bukan lagi sekadar angin. Itu adalah tekanan fisik.

Body Tempering - Tahap 1 Akhir.

Dia bukan lagi manusia fana. Struktur biologisnya telah berevolusi secara paksa.

Lu Changzu mengepalkan tangannya. Dia merasakan kekuatan yang bisa meremukkan batu granit menjadi debu hanya dengan genggaman murni. Dia merasakan darahnya mengalir lambat namun penuh tenaga, seperti sungai merkuri.

Dia menoleh ke arah Chen Xuan.

Untuk pertama kalinya dalam satu bulan, dia tersenyum. Senyum yang tajam, bersih, namun jauh lebih berbahaya dari sebelumnya.

"Guru," suaranya jernih, namun memiliki resonansi yang aneh. "Saya rasa... saya baru saja naik kelas."

Chen Xuan menatap muridnya dengan napas terengah. Dia lelah, auranya terkuras banyak demi mempertahankan api selama sebulan penuh. Tapi wajahnya dipenuhi kepuasan mutlak.

"Satu bulan," bisik Chen Xuan, menggelengkan kepalanya tak percaya. "Dari Qi Activation tahap 4 ke Body Tempering. Dan kau berhasil menyatukan artefak tingkat tinggi ke dalam darahmu tanpa meledak."

"Kau memang monster kecil, Lu Changzu."

Chen Xuan melemparkan jubah baru ke arah Lu Changzu untuk menutupi tubuhnya yang telanjang.

"Fondasi darahmu sudah terbentuk. Sekarang tubuhmu adalah senjata setengah jadi. Tapi senjata butuh cara penggunaan."

Chen Xuan mengangkat tangannya, dan sebuah buku tua yang tampak seperti kumpulan catatan acak melayang ke tangan Lu Changzu.

"Teknik Pedang Kekacauan (Chaos Sword Art). Ini bukan teknik yang mengandalkan bentuk indah. Ini teknik yang mengandalkan kalkulasi murni dan kekejaman. Cocok untuk otakmu yang aneh itu."

Chen Xuan berbalik, langkahnya sedikit berat. "Aku akan pergi istirahat. Jangan ganggu aku selama seminggu. Dan kau... jangan mati konyol setelah aku menghabiskan sebulan memanggangmu."

"Terima kasih, Guru," Lu Changzu membungkuk dalam.

Setelah Chen Xuan menghilang di balik kegelapan malam, Lu Changzu berdiri sendirian di dalam gua yang hancur itu.

Dia melihat buku teknik pedang di tangannya. Godaan untuk langsung mempelajarinya sangat besar. Kekuatan baru ini memabukkan.

Namun, Lu Changzu menutup buku itu dan menyimpannya ke dalam cincin penyimpanannya.

"Tidak," katanya pada dirinya sendiri.

Dia duduk kembali di atas batu yang tersisa.

"Percuma membangun penthouse jika lantai dasarnya masih basah. Fondasi yang naik terlalu cepat akan meninggalkan banyak celah dan merusak bangunan."

Dia mengeluarkan sisa-sisa Pil Pemulih Darah tingkat rendah yang dia jarah. Itu pil sampah dibandingkan apa yang baru saja dia alami, tapi itu cukup untuk menutup celah-celah kecil di meridiannya.

"Statistik tubuhku berubah drastis ,rasa sakit ini sebanding," analisisnya, memejamkan mata. "Massa jenis tulang meningkat. Viskositas darah meningkat 300%. Aku perlu menyetel ulang sistem sarafku agar sinkron dengan berat tubuh yang baru."

Di tengah keheningan malam, di mana murid lain mungkin akan merayakan terobosan mereka dengan mabuk atau pamer kekuatan, Lu Changzu memilih jalan sunyi.

Dia mulai melakukan gerakan senam sederhana—lambat, terukur, membosankan. Dia melatih ulang cara berjalan, cara bernapas, cara mengedipkan mata dengan tubuh barunya.

"Adaptasi adalah kunci evolusi di dunia yang kejam," bisiknya, keringat mulai menetes lagi.

Di luar, angin malam menderu, membawa aroma badai yang akan datang. Kompetisi Inti semakin dekat. Zhao Yun dan Zuan Feng masih menunggu di sana.

Tapi mereka tidak tahu.

Mereka tidak tahu bahwa di dalam gua gelap ini, sebuah pedang hidup baru saja selesai ditempa. Dan pedang itu sedang menunggu saat yang tepat untuk meminum darah.

Bersambung....

1
EGGY ARIYA WINANDA
🔥🔥🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!