NovelToon NovelToon
Incaran Bos Sendiri

Incaran Bos Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Nita03

bekerja di sebuah perusahaan besar tentunya sebuah keinginan setiap orang. bekerja dengan nyaman, lingkungan kerja yang baik dan mempunyai atasan yang baik juga.
tapi siapa sangka, salah satu sorangan karyawan malah jadi incaran Atasannya sendiri.
apakah karyawan tersebut akan menghindar dari atasan nya tersebut atau malah merasa senang karena di dekati dan disukai oleh Atasannya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Halaman Dua puluh Dua

***

Orang-orang sudah pada masuk ke dalam kamar untuk beristirahat, sementara Maxim. Ia masih duduk di pinggir kolam.

Maxim dan orang tuanya untuk Malam ini menginap di kediaman Pak Asraf, Walaupun Mansion mereka masih satu Perumahan. Tapi mereka lumayan jarang menginap dan berkumpul.

Puk

Maxim melirik ke samping, ternyata yang barusan menepuk pundaknya itu Papanya yang sekarang ikut duduk di samping Dirinya.

“Kenapa belum masuk kamar? Ada yang ganggu pikiran kamu?” Tanya Pak Bara.

 “Gak juga.” Jawab Maxim. Kemudian ia menatap Papanya.

“Apa?” Tanya Pak Bara menaik turunkan kedua Alisnya.

“Dulu pas Papa lagi ngedeketin Mama gimana? Kalau ke rumah Mama Papa sering bawa Apa?” Tanya Balik Maxim.

Pak Bara terkekeh, terusnya Putranya ini tidak jauh beda dengan dirinya dulu saat mulai pdkt dengan Bu Arumi.

“Dulu Papa ikut saran Opa kamu, Papa di suruh bawa Makanan kesukaan Kakek Nenek kamu. Nah waktu itu Papa tanya dong sama Mama, ternyata mereka suka makanan yang manis dan gak suka sama yang pedas. semenjak itu, Kalau Papa ke rumah Kakek kamu, Papa selalu bawa Makanan yang manis, tapi dengan jenis makanan yang berbeda-beda setiap berkunjung nya. Agar gak bosan.” Jawab Pak Bara.

“Berarti aku harus tanya dulu sama Laudya?”

“Iya, tapi kalau kamu sudah dekat sama adek nya. tanya aja lewat adeknya.” Saran Pak Bara.

“Terus Papa waktu itu sering antar jemput Mama gak?” Tanya Maxim.

“Gak sering, seminggu ada dua kali atau lebih. sengaja gak terlalu sering, karena waktu itu takut Mama kamu kurang nyaman apalagi jadi bahan omongan orang-orang kantor.”

Pak Bara menatap Putranya. “Reaksi Laudya kalau di jemput atau di antar pulang sama kamu gimana?” Tanya Pak Bara.

“Ya kaya Kurang nyaman gitu, apalagi kalau sudah sampai kantor. Pasti sebelum turun selalu liat situasi dulu, kalau sepi baru turun kalau masih ada orang yang diam dulu di dalam mobil.” Jawab Maxim.

“Nah berarti jangan keseringan Antar jemput nya, pendekatan nya secara perlahan aja.” Ucap Pak Bara.

Kemudian Pak Bara berdiri, “Jangan terlalu lama disini, gak baik angin malam.” Ucapnya. Kemudian Pak Bara berjalan meninggalkan Maxim dan Masuk ke dalam Mansion.

Sementara Maxim, ia tidak langsung masuk. Maxim malah sedang memikirkan saran dari Papanya. Apa ia harus mengikuti saran tersebut atau mengikuti isi hatinya.

Tapi sejauh ini, Dirinya malah sering mengikuti saran dari orang-orang terdekat nya.

“Coba tanya Marvel.” Gumam Maxim.

Saat Maxim ingin mengambil Ponsel nya, ternyata tidak ada. mungkin ketinggalan di dalam kamar nya.

Maxim masuk ke dalam Mansion dan melangkahkan kakinya menuju Kamarnya yang berada di lantai satu yang sering ia tempati ketika menginap di Mansion Opanya.

Sengaja Maxim mengambil Kamar dilantai utama, karena menurutnya agar lebih cepat ketika mau ke dapur atau ke luar. Walaupun harus melewati beberapa ruangan dulu.

Sampai di dalam kamar, Maxim mengambil Ponsel nya dan mulai mencari kontak Marvel. Kebetulan ia sempat meminta waktu pernah mengantarkan Marvel sekolah.

“Sudah jam sepuluh, kira-kira sudah tidur belum ya?”

“Tapi coba dulu deh, siapa tahu nanti pagi di balas kalau memang sekarang sudah tidur.” Gumam Maxim.

Maxim : “Dek, Abang mau tanya. Ibu itu suka sama makanan yang manis, Asin atau yang pedas?”

Ceklis Satu, itu berarti Marvel sudah tidur. Karena Pesan yang dikirim nya ceklis satu, Maxim kembali menaruh ponsel diatas nakas.

Sebelum tidur, Maxim lebih dulu pergi ke kamar mandi untuk mencuci Wajah dan menggosok Giginya.

.

Dari semalam Laudya tidurnya tidak begitu nyenyak, tubuhnya terasa lemas bahkan sampai menggigil kedinginan. Padahal Ac dikamar nya sudah ia matikan.

Laudya tidak sama sekali memberitahu Ibu nya, ia tidak mau mengganggu waktu Istirahat Ibu nya.

Laudya melirik jam, ternyata sudah jam Setengah Enam pagi. Dan ia masih berada di dalam Selimut, mungkin hari ini ia akan izin dulu untuk tidak bekerja.

Sayangnya, ketika mau izin harus ada surat untuk di berikan kepada pihak HRD. Kalau Sakit, maka setiap karyawan harus mengirim surat dari Dokter.

Mungkin Nanti Laudya akan menghubungi Nanda, kalau ia tidak bisa masuk kerja karena sedang kurang sehat.

Clkclk

Laudya melihat Ibu nya masuk da berjalan menghampiri nya.

Bu Mayang duduk di pinggir ranjang tepatnya di samping Laudya.

“Kenapa gak ngasih tahu Ibu kalau lagi sakit, kan bisa langsung berobat.” Terlihat Bu Mayang sangat khawatir saat mengecek suhu tubuh Putrinya itu, saat menempelkan tangannya pada kening Laudya, Bu Mayang terkejut ternyata lumayan panas.

“Ini panas banget, terus ini kenapa Ac nya mati?”

“Sengaja, soalnya dingin banget.” Jawab Laudya dengan pelan.

“Kita berobat ya, ke klinik yang ada di persimpangan sana. Kebetulan kan buka 24 jam.” Ucap Bu Mayang.

“Minum Obat Penurun Demam yang biasa aja Bu.” Ucap Laudya.

“Iya kalau cuma demam ringan, ini tubuh Kakak panas banget loh.” Balas Bu Mayang.

Terdengar suara langkah kaki mendekat, ternyata itu Marvel.

“Bu, di luar ada Bang Maxim. Katanya mau jemput Kakak kerja.” Ucap Marvel.

“Kakak kamu lagi sakit, bilang aja untuk hari ini Izin gak masuk. Atau suruh nunggu Kakak berobat dulu, biar nanti sekalian surat dokternya di bawa.” Ucap Bu Mayang.

Setelah itu Marvel kembali ke luar, dan tidak lama kemudian terlihat Marvel kembali lagi tapi tidak sendiri, ia datang bersama Maxim.

“Eh Nak Maxim.” Bu Mayang terkejut saat melihat kedatangan Maxim.

“Laudya nya belum di bawa berobat kan Tan?” Tanya Maxim.

“Belum, soalnya Laudya nya gak mau di bawa berobat.” Jawab Bu Mayang.

“Kalau gitu biar saya antar aja Tan.” Tanpa menunggu persetujuan Laudya, Maxim langsung membawa Laudya ke dalam gendongan nya dan bejalan keluar.

Laudya sempat menolak tapi hanya sebentar karena tidak mempunyai tenaga, sementara Bu Mayang dan Marvel saling tatap.

“Kamu sarapan dulu aja, Ibu mau ikut antar Kakak ke klinik. Nanti kalau sudah selesai Ibu Belum Pulang, kamu langsung berangkat aja ya. jangan lupa kunci Pintu nya.” Ucap Bu Mayang.

“Iya Ibu.”

.

Di klinik, Laudya sedang di periksa. Bu Mayang dan Maxim ternyata di perbolehkan untuk ikut Masuk.

“Suhu tubuhnya sampai 40° C, melihat dari keluhannya seperti sakit kepala, panas dingin, nyeri otot sampai ada sedikit ruam, Anak ibu ini mengalami gejala tipes, bisa di rawat dirumah, asal Obatnya harus selalu di minum, nanti saya resepkan obatnya. dan jangan lupa harus banyak istirahat, kalau bisa jangan dulu masuk kerja sampai benar-benar sembuh.” Ucap Dokter yang menangani Laudya.

Setelah di berikan Resep Obatnya, Maxim segera pergi ke Apotek untuk mengambil Obat. Tidak lupa ia juga tadi meminta surat dokter untuk di berikan kepada pihak HRD.

Setelah itu Maxim kembali mengantarkan Laudya dan Bu Mayang Pulang.

1
Nita
happy reading guys, semoga suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!