3 tahun membina rumah tangga, nyatanya tidak membuat Keygan Afkar mencintai Lengkara Shafura, wanita yang terpaksa ia nikahi karena perjodohan.
Selama pernikahannya, Keygan selalu bersikap dingin bahkan tidak pernah sekalipun menyentuh Shafura. Karena baginya, Shafura hanyalah wanita murahan yang rela menjual diri demi popularitasnya sebagai seorang model terkenal.
Sampai akhirnya Shafura memilih untuk mengakhiri rumah tangganya, karena ternyata Keygan masih memiliki hubungan dengan mantan kekasihnya.
Namun penyesalan justru harus dirasakan Keygan setelah mengetahui jika Shafura bukanlah wanita murahan seperti yang Keygan tuduhkan selama ini. Namun Keygan terlambat, karena tepat di hari perceraiannya, Shafura menepati janjinya untuk pergi dan menghilang dari hidup Keygan untuk selamanya.
Akankah Keygan kembali bertemu dengan Shafura?
Apa yang akan Keygan lakukan saat mengetahui jika Shafura menyembunyikan fakta besar darinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
"Sayang, Kamu jangan bercanda! Daddy wangi gini, kok.
Vernon mencium tubuhnya sendiri, dan bahkan sampai menghirup aroma ketiaknya, namun hanya ada aroma wangi dari parfum mahalnya saja, Vernon sama sekali tidak mencium ada bau tak sedap seperti yang Shafura tuduhkan.
"Tapi Daddy benar-benar---"
Hueekkk hueekkk
Lagi-lagi Shafura merasa mual saat Vernon semakin mendekatinya. Wanita cantik itu terus memuntahkan semua isi perutnya, sampai akhirnya terkapar tak sadarkan diri karena kelelahan.
"Shafura!"
Untung saja Vernon berhasil menangkap tubuh putrinya tepat waktu. Jika tidak, wanita cantik itu akan terkapar di lantai dingin kamar mandi.
Dengan panik Vernon menggendong tubuh putrinya dan membaringkan nya di sofa.
"Zhio, hubungi dokter Garin. Suruh dia ke kesini sekarang juga! Kalau dalam waktu 10 menit dia gak datang, bilang padanya aku akan meratakan rumah sakitnya."
Setelah menghubungi Elzhio dan berbicara panjang lebar dengan asistennya itu, Vernon mematikan sambungan telponnya begitu saja, membiarkan Zhio kelimpungan sendiri dengan perintah bernada ancaman yang baru saja ia berikan.
"Dasar Bos sialan!" Elzhio bahkan sampai mengumpat Vernon karena selalu memberikannya perintah seenaknya.
Tugasnya memang mudah, hanya menghubungi dokter Garin, dokter keluarga yang sudah bekerja sama dengan keluarga Vernon selama bertahun-tahun.
Namun waktu yang diberikan Vernon sungguh di luar nalar, hanya 10 menit saja. Sementara jarak dari rumah sakit Garin ke kantor Vernon saja membutuhkan waktu lebih dari 15 menit. Pantas saja Zhio mengumpat nya.
Namun Elzhio tetap menghubungi Garin, ucapannya bahkan sama seperti dengan yang Vernon ucapkan padanya beberapa saat lalu di telpon.
"𝘋𝘰𝘬𝘵𝘦𝘳 𝘎𝘢𝘳𝘪𝘯, 𝘉𝘰𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦 𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘫𝘶𝘨𝘢. 𝘒𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 10 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘵 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘫𝘶𝘨𝘢, 𝘉𝘰𝘴 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘈𝘯𝘥𝘢."
Klik
Elzhio langsung mematikan panggilannya sepihak. Ia tidak ingin mendengar umpatan dokter Garin di seberang sana.
"Om Vernon benar-benar sialan!" Umpat Garin, lalu melesat meninggalkan rumah sakitnya. Untung saja Garin tidak sedang menerima pasien, membuatnya dengan leluasa meninggalkan rumah sakit.
15 menit kemudian Garin sampai di ruangan Shafura. Dengan napas yang masih memburu, dokter tampan itu menghampiri Vernon yang tengah menatapnya tajam. Di sampingnya ada Elzhio yang menunduk sambil menyembunyikan senyumnya.
"Kamu terlambat 5 menit," ucap Vernon. Mata tajamnya menatap Garin yang masih mencoba mengatur napasnya.
Garin berlari begitu mobilnya sampai di pelataran kantor. Untung saja ada lift khusus yang membawanya langsung ke ruangan Shafura. Jika tidak, ia juga harus terjebak di lift bersama karyawan Vernon lainnya.
"Ck, sudah untung cuma terlambat 5 menit," Garin berdecak kesal sambil bersungut-sungut. "Lagian, Om yang benar saja, jarak rumah sakit ke kantor Om saja lebih dari 10 menit," gerutunya lagi.
Vernon memutar bola matanya. Garindra, pria muda berprofesi sebagai dokter adalah putra temannya. Garin menggantikan sang ayah menjadi dokter pribadi keluarga Vernon.
Vernon adalah pemegang saham sekaligus investor terbesar di rumah sakit milik Garin. Karena itu sewaktu-waktu Vernon bisa meluluhlantakkan rumah sakit itu sesukanya jika Garin bertingkah di luar kehendaknya.
"Jangan banyak bicara, cepat periksa putriku!" Perintah Vernon. "Kalau sampai terjadi apa-apa dengan putriku, ini semua salahmu. Dan aku tidak akan memaafkanmu!" Ucapnya lagi penuh ancaman.
Garin membulatkan matanya, ia ingin membantah. Namun Garin sadar semakin dia membantah Vernon akan semakin menyalahkannya. Vernon adalah manusia paling egois di dunia. Karena itu mengalah adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup saat ini.
Garin mulai memeriksa keadaan Shafura, dokter tampan itu sudah sering mendengar nama Shafura dari ayahnya. Di media sosial pun banyak berseliweran berita tentang wanita cantik ini.
Namun ini baru pertama kalinya Garin bertemu secara langsung dengan Shafura.
"𝘉𝘢𝘳𝘶 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘪𝘯𝘪."
Matanya terus menatap kagum pada wanita yang masih terbaring tak sadarkan diri itu.
"Jangan terus menatap putriku seperti itu," ucap Vernon yang sejak tadi memperhatikan gerak gerik si dokter.
Garin tidak menanggapi ucapan Vernon, ia lebih memilih fokus untuk memeriksa Shafura. Namun dalam hati dokter itu menggerutu, "𝘚𝘩𝘢𝘧𝘶𝘳𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘦𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪."
Garin akhirnya selesai melakukan pemeriksaan, namun Shafura belum juga sadar, membuat Vernon kembali melayangkan protes.
"Kamu dokter beneran kan, Gar? Maksudku, Kamu bukan dokter gadungan, kan?"
Tawa Elzhio nyaris saja meledak andai pria itu tak buru-buru keluar dari ruangan itu. Ucapan Bos nya memang suka seenaknya, walaupun kadang-kadang tingkah absurd nya itu menjadi hiburan tersendiri saat sedang capek-capeknya dengan rutinitas kantor.
Garin mencebikkan bibirnya, ingin sekali dia menggampar mulut Vernon. Namun keberaniannya belum sampai di situ. Garin masih menyayangi nyawanya sendiri.
Tidak lama setelah selesai pemeriksaan, Shafura sadar dan mulai membuka matanya. Wanita cantik itu mendesis sambil memegang kepanya yang terasa berdenyut.
"Kamu sudah sadar, Sayang?"
Shafura reflek menutup mulut dan hidungnya saat Vernon mendekatinya. Bahkan hanya mendengar suara daddy nya saja membuat rasa mual Shafura kembali menyerang.
Shafura berlari ke kamar mandi dan kembali memuntahkan isi perutnya.
"Sayang, Kamu kenapa sebenarnya?" Vernon benar-benar frustasi dengan tingkah putrinya.
"Om, sepertinya Shafura hamil. Sebaiknya Om bawa dia ke rumah sakit. Aku akan meminta dokter Lessa untuk memeriksanya," ucap Garin.
Setelah memeriksa keadaan Shafura, dan memperhatikan keanehan pada wanita itu. Tidak diragukan lagi, sepertinya wanita itu memang hamil. Hanya saja bukan ranahnya untuk menjelaskan, mengingat Garin bukanlah dokter spesialis di bidang itu.
Vernon membulatkan matanya, untuk beberapa saat pria itu tidak menunjukkan reaksi apa pun, mungkin karena terlalu shock mendengar kabar bahagia ini.
Entah ini kabar bahagia atau justru bencana, mengingat Shafura baru saja bercerai dengan Keygan.
"Bagaimana caranya Shafura bisa move on, kalau dia hamil anak si brengsek itu?" Gumam Vernon.
Vernon terlihat dilema. Di satu sisi ia bahagia karena akan dikaruniai cucu yang sejak lama ia idam-idamkan. Namun di sisi lain, waktunya sangat tidak tepat mengingat Shafura baru saja bercerai.
"𝘈𝘱𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘚𝘩𝘢𝘧𝘶𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘶𝘨𝘶𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘺𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢?" 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘝𝘦𝘳𝘯𝘰𝘯.
Hueekkk hueekkk
"Daddy, keluar! Bau mu semakin busuk."
Garin berusaha menahan tawanya supaya tidak pecah. Baru kali ini ia melihat wajah Vernon sang penguasa frustasi seperti ini.
"𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘢𝘣𝘺-𝘯𝘺𝘢 𝘚𝘩𝘢𝘧𝘶𝘳𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘬𝘢𝘪 𝘨𝘳𝘢𝘯𝘥𝘱𝘢 𝘯𝘺𝘢," 𝘨𝘶𝘮𝘢𝘮 𝘎𝘢𝘳𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪. "𝘉𝘢𝘨𝘶𝘴, 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢."
...----------------...
Di tempat lain Hanika tidak berhenti menangis saat Shafura mengirimnya sebuah pesan. Hanika ingin menanyakan alasan Shafura mengirimnya pesan menyakitkan seperti itu.
Namun saat Hanika membalas pesan Shafura, nomor Shafura sudah tidak bisa dihubungi lagi. Shafura sudah memblokir nomornya.
"Kamu sudah janji sama mommy, Sha."
Air mata Hanika semakin deras mengingat setiap kata yang Shafura ucapkan begitu menyayat hatinya.
"𝘔𝘰𝘮, 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘪𝘮𝘶. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨, 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘶 𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪. 𝘔𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘶𝘬𝘢."
"Mommy kenapa?"
Afkar menghampiri sang istri, ia sangat khawatir melihat istrinya menangis seperti itu.
Tanpa kata, Hanika memberikan ponselnya pada Afkar, lalu memperlihatkan pesan yang baru saja ia terima dari Shafura.
Afkar sama terkejutnya dengan Hanika, namun Afkar sangat yakin bukan Shafura yang mengirim pesan itu pada istrinya. Ia sangat tahu Shafura seperti apa.
Hanya satu orang yang mampu melakukan sesuatu tanpa memikirkan perasaan siapapun.
"𝘈𝘸𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘝𝘦𝘳𝘯𝘰𝘯. 𝘉𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴."
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
Kasian bayi2nya, bapak kandungnya gak tau eh sekarang ibunya pun dibikin komakah?? 😢
lanjutkan lemes lemes kau Key
waduh ada apa dengan syafura ya🤔
Deg....ada apa dengan itu🤔...