Sequel
" Semerbak wangi Azalea."
" Cinta Zara."
" Sah."
Satu kata, tapi kata itu bisa berakhir membuatmu bahagia atau sebaliknya.
Zayn Ashraf Damazal akhirnya mengucap janji suci di depan Allah. Tapi mampukah Zayn memenuhi janji itu ketika sebenarnya wanita yang sudah resmi menjadi istrinya bukanlah wanita yang dia cintai?
Cinta memang tidak datang secara instan, butuh waktu dan effort yang sangat besar. Tapi percayalah, takdir Allah akan membawamu mencintai PilihanNya. Pilihan hati yang akan membawa mu menuju surga Allah bersama sama
" Kamu harus tahu bahwa kamu tidak akan pernah mendapatkan apa yang tidak di takdirkan untukmu." _Ali bin Abi Thalib.
" Perempuan perempuan yang baik untuk laki laki yang baik, laki-laki yang baik untuk perempuan perempuan yang baik pula." _ QS.An - Nur 26
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3 : Menjadi pengganti
Keesokan harinya.
Kepanikan terjadi di rumah Mahawira. Beberapa jam lagi, akad nikah akan berlangsung. Semua sudah di siapkan, tapi calon mempelai wanita menghilang entah kemana.
Seluruh penghuni rumah jadi geger, Kanaya hilang tanpa meninggalkan jejak.
Umi Nisa dan abi Dzaky kalut, bagaimana mungkin Kanaya bisa meninggalkan rumah tepat di hari pernikahannya? Lagi pula, sejak lamaran, Kanaya terlihat begitu bahagia, terlepas dari kekecewaan umi yang mengetahui jika Kanaya tidak datang bersama Zayn saat fitting baju di butik sahabatnya. Sisanya semuanya baik baik saja. Kanaya terlihat begitu menyukai Zayn.
" Bi,,,apa yang harus kita lakukan? Bagaimana kalau keluarga Brawijaya mengetahui hal ini?" Umi Nisa menangis, memegang dadanya yang tiba tiba saja terasa sesak.
Abi Dzaky terduduk lemas di sofa tunggal ruang tamu. Dia memijit kedua pelipisnya.
" Mana ponselku, Abi akan mencoba berbicara dengan Adam."
Umi Nisa mengambil ponsel abi.
Beberapa kali Abi Dzaky mencoba menghubungi Abi Adam tapi panggilannya tidak tersambung sama sekali.
" Bagaimana ini..." Umi Nisa panik.
Di tengah kegaduhan yang terjadi, terdengar ucapan salam dari luar, dan muncullah Aretha sembari menarik kopernya.
Karena tidak ada yang menjawab, Aretha terus melangkah masuk dan tanpa sengaja melihat umi Nisa sedang menangis.
Aretha tentu bingung dan khawatir dengan kondisi rumahnya yang terlihat suram. Ini hari bahagia, tapi tidak ada satu orang pun yang terlihat menampakkan ekspresi kebahagiaan itu.
" Umi kenapa nangis?" Aretha menghampiri umi Nisa.
Melihat putri bungsunya sudah datang, tangisnya kembali pecah.
Aretha memeluk umi Nisa. Menenangkan hati uminya yang sedang di landa kegelisahan.
" Abi,,sebenarnya apa yang terjadi?" Karena tidak mendapatkan jawaban dari umi Nisa, terpaksa Aretha bertanya pada Abinya.
" Mbak mu...mbakmu pergi dari rumah."
" A..apa...pergi? Aku tidak mengerti. Mbak Naya memangnya ke mana?" Aretha mulai kebingungan. Sebenarnya dia paham situasi, tapi sepertinya Aretha butuh penjelasan sistematis untuk meyakinkan hipotesa nya.
" Ini hari pernikahannya, tapi Naya pergi entah kemana." Umi Nisa menyahut.
" Abi dan umi sudah mencarinya dengan baik? Siapa tau mbak Naya hanya keluar sebentar karena ada keperluan."
Abi Dzaky menggeleng, " Tidak, mbakmu pergi sejak tadi subuh, pak Wawan melihat mobilnya meninggalkan garasi."
Aretha menghela nafas, bersamaan dengan itu ponsel Abi Dzaky berdering.
" Dari siapa bi?" Tanya Umi.
" Adam."
" Ooh,,,apa yang harus kita katakan padanya?" Umi kembali panik.
Abi Dzaky berjalan cepat ke arah ruang kerjanya, dia tidak ingin berbicara dengan Abi Adam saat ada umi Nisa dan Aretha di sana.
Pintu terkunci.
Abi Dzaky terlihat mondar mandir sembari berbicara dengan Abi Adam lewat telpon. Sesekali wajahnya menegang, sesekali juga ekspresinya seperti sedang memohon pengampunan.
Sementara di rumah mewah Brawijaya, Abi Adam sudah tidak bisa menahan amarah. Dia merasa di permainkan oleh keluarga Mahawira.
Beruntung ada umi yang menenangkannya.
" Ada apa bi?"
" Kanaya kabur." Singkat nya dengan raut wajah memerah dan berbalik membelakangi umi Aza.
Umi Aza menghela nafas panjang.
" Jadi bagaimana? Pernikahan akan di batalkan?" Tanya umi Aza.
" Itu sudah pasti."
" Abi tidak ingat dengan kisah kita dulu?"
Abi Adam menoleh dan menatap umi Aza.
" Apa maksud umi?"
" Dulu, Abi dan mbak Lili pernah berencana untuk menikah, tapi hal buruk terjadi. Di hadapkan dengan situasi yang rumit, apa papa dan mama membatalkan nya? Tidak kan? Mereka tetap kekeuh melanjutkan rencana pernikahan itu dengan umi sebagai penggantinya."
Cerita itu seketika membawa Abi berselancar ke masa lalu. Dan memang tidak ada yang salah dengan pengganti, justru pengganti inilah yang membuatnya merasakan kebahagiaan yang luar biasa.
" Abi... Keluarga Mahawira punya dua putri. Kita akan nikahkan Zayn dengan Aretha. Bagaimana? Sama dengn kisah cinta kita kan sayang?" Umi Aza terkekeh.
Abi Adam yang semula marah besar berhasil meredam emosinya dan menganggap gagasan umi bisa di terima.
" Tapi bagaimana cara menjelaskan nya pada Zayn?" Tanya Abi Adam.
" Itu urusan umi. Sekarang tugas Abi, telpon kembali mas Dzaky dan katakan untuk menyiapkan putri cantiknya."
Umi Aza keluar dengan perasaan lega.
" Terima kasih atas pengertian mu Naya." Batin umi melenggang ke kamar Zayn yang sudah siap berangkat ke rumah mewah Mahawira.
Kembali ke kediaman Mahawira.
Abi Dzaky menggusar rambutnya dengan kasar.
Permintaan abi Adam yang menginginkan Aretha untuk menjadi pengantin pengganti untuk Kanaya cukup masuk di akal. Hanya saja, abi Dzaky punya sedikit kendala untuk mengutarakan niatnya itu pada Aretha.
Sebenarnya, abi Dzaky kurang begitu dekat dengan Aretha. Salah satu faktor nya karena sejak kecil Aretha tumbuh dan besar di bawah pengawasan kakak iparnya, saudara tertua umi Nisa. Abi Dzaky dan Umi Nisa terpaksa menitipkan Aretha karena setelah melahirkan, umi Nisa di diagnosa mengidap kanker payudara stadium 2 B, dan umi Nisa harus tinggal sementara di luar negeri untuk pengobatan menyembuhkan kankernya itu. Nanti setelah umi Nisa dinyatakan sembuh total, Aretha kembali tinggal bersama mereka. Namun masalah lain muncul begitu Aretha kembali, Abi Dzaky harus mondar mandir keluar negeri mengurusi beberapa anak perusahaannya yang mengalami kolaps. Makanya, tidak begitu banyak kenangan yang bisa diingat Aretha maupun Abi Dzaky.
" Apa yang harus aku katakan padanya? Tidakkah anak ku itu akan sedih karena merasa di dizolimi oleh orang tuanya?" Gumam Abi Dzaky sangat mengkhawatirkan kondisi mental Aretha, Bagaimana pun apa yang akan dia lakukan untuk Aretha sama saja dengan kejahatan yang sangat kejam.
Umi Nisa masuk ke dalam ruang kerja Abi di susul Aretha. Mereka takut terjadi sesuatu pada Abi Dzaky mengingat sudah hampir satu jam Abi di dalam ruangan dan tidak kunjung keluar.
" Apa yang di katakan keluarga Brawijaya bi?" Tanya umi Nisa harap harap cemas.
Abi Dzaky tidak menjawab, netranya fokus pada Aretha yang berdiri di belakang umi Nisa. Dari raut wajahnya, terlihat jelas jika Aretha sangat mengkhawatirkan keadaan uminya. Itulah kenapa dia selalu memposisikan dirinya selalu berada dengan jarak hanya beberapa senti dari wanita yang sudah melahirkan nya itu.
" Ta, boleh abi bicara?"
Aretha mengangguk dan mendekati Abi Dzaky.
Begitu Aretha berdiri di depannya, Abi Dzaky seketika memeluk putrinya itu.
" Abi minta maaf nak." Terdengar suara abi Dzaky yang dalam dan tertahan.
Permintaan maaf abi membuat Aretha bingung.
" Kenapa abi minta maaf? Memangnya abi salah apa?" Ujar Aretha.
Hening.
Abi Dzaky melepas pelukannya, dia mengusap lembut pipi Aretha.
" Abi punya permintaan, tapi permintaan abi ini akan merubah kehidupan mu."
Aretha tersenyum." Kalau itu demi kebaikan, Tata pasti akan menerimanya."
Abi Dzaky mengusap pelan kepala Aretha." Abi berharap permintaan abi ini baik untukmu dan bisa membuatmu bahagia."
Jantung Aretha berdegup kencang, sepertinya dia sudah menyadari kemana arah pembicaraan ini bermuara.
" Takdir memang sudah di atur oleh Allah, sekeras apapun usaha kita untuk menyatukan dua insan dalam sebuah ikatan pernikahan, jika Allah tidak berkehendak, beginilah akhir ceritanya." Ucap abi Dzaky .
Luruh sudah air mata Aretha, tanpa abi Dzaky mengatakan inti permasalahannya pun, Aretha sudah mengerti.
" Karenanya abi minta maaf karena akan membuatmu menjadi pelindung nama baik keluarga." Abi Dzaky kembali memeluk putrinya.
Umi Nisa yang hanya terdiam sejak tadi sampai menutup mulutnya dengan air mata berderai setelah tau solusi permasalahan keluarga mereka.
Setengah berlari, umi Nisa menghambur memeluk Aretha yang masih sementara berada di pelukan abi Dzaky.
Cukup lama mereka berada dalam situasi untuk saling menguatkan, hingga akhirnya Aretha buka suara.
" Mungkin ini memang sudah di gariskan untukku, tapi jika aku boleh memilih, aku tidak akan mengambil jalan ini. Jujur, Tata takut Abi, umi."
Umi Nisa memeluk Aretha kembali. " Jangan lakukan nak. Jika itu berat, jangan....umi akan berbicara kepada keluarga Brawijaya. Sebaiknya kita batalkan saja."
Aretha menggeleng. " Tidak perlu umi. Lakukan saja seperti rencana awal. Allah pasti akan selalu bersama Tata."
...****************...
🤭😍🤩
mudah sekali aslinya zaynnn
tinggalkan gengsi mu
punya kesempatan tium2
nanti jama'ah lagi za mas
5 waktunya setiap hari
lumayan, vitamin 5 kali 😃
halal iniii
😃🤣🤣🤣🤣🤣😂😂😂😂
" hallo pindah kan barang² nyonya Aretha di kamar utama sekarang "
nahh jadi tiap malam bisa bubu bareng teruss 🤣🤣
kamu tu dah jatuh cinta sama areta