Mikayla adalah Perawat Gigi. Ia telah dikhianati oleh pacarnya sendiri yang berselingkuh dengan teman seangkatan perawat. Pacarnya adalah seorang anggota Polri. Namun cintanya kandas menjelang 2 tahun sebelum pernikahannya. Namun ia mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang bernama Zaki. Namun disamping itu ia ternyata telah dijodohkan oleh sepupunya yang juga menjadi anggota Polri. Apakah ia akan terus memperjuangkan cintanya dan kembali kepada Zaki, atau lebih memilih menikah dengan sepupunya?
ikuti kisah selanjutnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahkota Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Ganggu Aku!
"Mik? Mika?" Panggil Ali dari balik pintu kamar Mika yang terbuka.
Tidak ada jawaban dari Mika. Rupanya ia telah berbaring dengan kondisi tengkurap dan masih lengkap menggunakan pakaian serta tas masih menyelempang dibahu nya.
Ali masuk ke dalam kamar Mika dan melihat kondisi Mika saat ini.
"Ya ampun Mika! Kalau mau istirahat semua nya di lepas dulu dan diganti dong Mik. Kalau begitu yang ada masih bau matahari dan kotor." Ucap Ali dengan gemasnya melihat Mika masih dalam keadaan seperti yang terakhir ia lihat tadi sebelum naik ke kamar.
"Hmmmm..." Sahutnya lirih.
"Dilepas dulu Mik. Lagian ini sudah mau maghrib pamali tidur maghrib-maghrib begini. Aku telepon tante Naila nih, biar tahu kelakuan anak nya seperti apa." Ancam Ali dengan bertolak pinggang.
Mendengar ucapan Ali, Mika langsung bangun dalam keadaan duduk dengan mata yang masih terpejam.
"Ihhhh.. jangan bilang Mama, jangan!" Rengek Mika pada Ali agar Ali tidak menelpon Mama Mika.
"Ya makanya bangun, nanti tidur nya kalau kamu sudah sholat maghrib." Ali terlihat sedikit bawel kepada Mika.
"Iya bawel banget deh." Ucap Mika dengan berdecak.
"Biarin! Mandi sana biar segar. Setelah itu ambil air wudhu!" Perintah Ali memang benar sangat tegas.
Ia tidak ingin Mika menjadi terbiasa seperti itu.
"Iya, iya." Mika langsung mengerjapkan matanya, dan memaksa untuk membuka matanya walau sebenarnya rasa kantuknya tidak dapat dihindarkan.
Ia melucuti tas, sepatu, jaket yang ia kenakan.
Terakhir ia ingin melepaskan pakaian atas dan celana nya.
Namun ia sadar, ternyata Ali masih berdiri didepannya.
"Awas bang, aku mau buka baju sama celana. Ngapain masih disitu. Mau mesum?" Ucap Mika seraya mengusir Ali.
"Iya aku pergi, awas kalau tidur lagi." Tegas Ali sekali lagi.
Ia langsung berjalan menuju pintu kamar Mika dan segera menutupnya.
Ali pun juga bergegas untuk mandi karena badannya sudah cukup lengket karena habis pergi dengan teman-teman nya siang tadi.
Setelah mandi keduanya melangsungkan sholat maghrib.
*
"Mik? Lapar nggak?" Ali melongokkan kepala nya kedalam kamar Mika, ia masih mengenakan koko dan kain sarung serta peci yang menutup kepalanya.
Namun tidak ada aktivitas didalam kamar Mika.
Lalu ia berjalan masuk dan berdiri tepat di sebelah ranjang Mika.
Ia menggelengkan kepalanya berulang - ulang.
"Astaghfirullahalazim, Mika!" Ujar Ali yang dengan terkejut melihat Mika tengah tertidur dengan masih mengenakan mukena.
"Heii..heiii..bangun! Kamu sudah sholat belum tadi?" Tanya Ali untuk memastikan apakah Mika benar sudah sholat atau memang belum melaksanakannya.
"Hmmmm, sudah bang. Kan katanya abis sholat boleh langsung tidur. Aku mengantuk banget bang." Ucap Mika dengan suara seraknya.
"Kamu lapar nggak? Belanja bahan yuk, aku nggak mengerti. Temani aku ke supermarket yuk Mik!" Ajak Ali pada Mika dan menarik tangan mungil Mika yang terlihat lemas sekali.
"Aduh.. aku mengantuk bang. Tinggal beli saja sih makanan jadi. Beli bahannya besok pagi saja." Sahut Mika dengan memberikan saran pada Ali.
Ali berdecak.
"Ya sudah deh, kamu mau makan nggak?" Tanya Ali kembali.
"Nggak bang, aku mau tidur saja." Sahut Mika yang sangat mengantuk.
"Yakin nggak mau makan? Memang nggak lapar? Terakhir makan jam berapa tadi?" Lagi-lagi Ali bertanya, membuat Mika langsung menggaruk-garukan kepalanya yang masih ditutup oleh Mukena.
"Tadi siang!"
"Nah terakhir makan tadi siang, ini sudah jam nya harus makan Mik. Nanti kamu sakit. Siapa yang mau ngerawat?"
Ucapan Ali benar-benar sangat mengganggu Mika yang sudah ingin ke alam mimpi.
"Biarin, aku nggak lapar." Jawab Mika langsung membalikkan posisi tubuhnya hingga membelakangi Ali.
"Ya udah kalau begitu." Ali langsung berjalan keluar kamar dan merapatkan nya kembali.
Segera Ali memesan dua porsi makanan pada delivery order.
Ketika ia sedang menunggu, datanglah Janice dengan membawakan beberapa makanan serta cemilan.
"Assalamu'alaikum, sayang." Sapa Janice mengucapkan salam nya.
"Waalaikumsalam, eh kamu datang kok nggak bilang-bilang?" Jawab Ali yang sedang meneguk segelas air putih di dapur rumah.
"Hehehe iya mau surprise, rumah kok sepi sayang? Pada kemana?" Tanya Janice yang celingak celinguk melihat seisi rumah hanya tampak Ali saja.
"Mama dan Papa pergi ke Jogja, menengok Hasan dan Nadhifa. Ada Mika juga tuh di kamar lagi molor." Jelas Ali pada Janice. Janice langsung meletakkan beberapa makanan dan cemilan di meja ruang tengah yang biasa untuk bersantai.
"Oh begitu, aku boleh numpang nonton nggak, sayang? Sekalian nemenin kamu deh, kasihan nggak ada temannya. Mika lagi tidur juga kan." Ucap Janice yang langsung menyalakan remote televisi.
"Iya silakan. Kamu bawa makanan ya? Aku baru saja pesan makanan. Habis lapar nggak ada yang masakin. Mengajak Mika beli bahan dia nggak mau katanya mengantuk. Ya sudah aku beli online saja." Sahut Ali yang sedang memeriksa makanan apa saja yang dibawa Janice.
"Ya nggak apa-apa banyak makanan tandanya berkah." Ujar Janice.
***
"Aduh haus banget. Mana harus kebawah ambil. Malas banget." Gumam Mika yang terbangun pada pukul sepuluh malam.
Dengan langkah gontai ia berjalan menuju dapur untuk mengambil minum.
Namun Mika mendengar suara dua orang sedang bercakap-cakap dan ketawa-ketiwi.
"Ada suara orang? Siapa ya?" Gumam Mika yang langsung berjalan pelan-pelan menuruni tangga dan memperhatikan siapa yang sedang bercengkerama serta mengobrol di ruang tengah.
Terdengar suara tidak asing bagi indera pendengaran Mika. Terdengar suara Janice dan Ali yang sedang mengobrol dan ketawa-ketiwi di ruang tengah.
Mika enggan melihat ke ruang tengah, ia langsung saja membelokan arah tubuhnya ke dapur.
Segera ia mengambil air dingin di dispenser, dan langsung meletakkan gelas dengan sedikit hentakan.
Membuat Ali dan Janice berhenti untuk mengobrol.
Melihat ada Mika di dapur, Ali segera menghampirinya.
"Ngapain, Mik? Haus? Kamu lapar nggak? Aku sudah beliin makan buat kamu juga." Ucap Ali yang menunjuk beberapa makanan di meja makan.
Mika tidak menjawab pertanyaan Ali.
Ia langsung melengos berjalan menuju meja makan dan memakan makanan yang telah Ali siapkan.
Melihat kelakuan Mika, membuat Ali menggelengkan kepalanya.
"Makan yang banyak ya, yang kenyang. Habis itu tidur lagi biar nyenyak." Perintah Ali pada Mika sambil mengusap-usap punggung Mika.
Mika yang merasakan sentuhan Ali langsung menepis tangan Ali supaya jangan menyentuhnya kembali.
Ia telah berjanji pada dirinya untuk tidak ingin disentuh kembali oleh Ali ketika ia tahu bahwa Ali telah memilih Janice untuk dijadikan Isterinya.
Mendapatkan respon kurang baik dari Mika, Ali langsung berjalan menuju dimana Janice duduk. Dan melanjutkan menonton dengan kekasihnya.
Karena bagi Mika mendengar Ali dan Janice mengobrol bahkan bercanda membuat indera pendengaran Mika terasa sakit seperti di tusuk-tusuk menggunakan benda tajam.
Mika langsung meraup beberapa makanan yang ia ingin lanjutkan makan dan membawa botol minum untuk ia bawa ke kamar nya.
Lebih baik ia melanjutkan makan dikamar dari pada harus mendengarkan sepasang kekasih yang sedang bucin.
"Sayang, film nya sudah selesai, aku izin pulang ya. Sudah malam juga. Besok aku kerja pagi." Pinta Janice pada Ali yang sedang menggelendot di pundak kekar Ali.
"Okay, thanks ya sudah mau main kerumah. Menemani aku biar nggak bete. Kamu hati-hati ya." Jawab Ali yang langsung mengantarkan Janice di depan pintu utama.
Keduanya cipika-cipiki lalu Janice langsung masuk kedalam mobilnya.
Ali segera menutup pintu dan menguncinya. Ia merapikan sebagian ruang tengah yang cukup berantakan. Dan melihat di meja makan yang ternyata sudah tidak ada Mika disana.
Ali menaiki tangga dan langsung melongok ke kamar Mika.
Ia melihat Mika makan sendirian di balkon dengan ditemani musik-musik pop.
Ali langsung berjalan menghampiri Mika.
"Mika? Kamu ngapain makan sendirian disini? Sudah malam lho. Nanti kalau tiba-tiba ada yang datang menemani tapi bukan manusia bagaimana?"