ISTERI BAR-BAR BOS MAFIA

Di depan cermin Caroline berdiri dengan begitu elegannya, dia menatap lekuk tubuhnya sembari berdandan. Beberapa peralatan kecantikan dia keluarkan, tangan terampilnya mulai beraksi dengan cepat.

"Heh.., sudah."

sentuhan terakhir lipstik berwarna merah membuat kesempurnaan riasan yang dipakai oleh nya hari ini. Biasanya Caroline tidak akan mau berdandan ataupun berencana untuk memakai make-up, sifat tomboy nya benar-benar mengalahkan dunia para wanita.

Hari ini Erik mengajak Caroline pergi ke pesta salah satu pengusaha, pria itu ingin menunjukkan kepada dunia kalau dia telah menemukan belahan jiwanya.

"Apakah kamu sudah siap?" tanya Erik yang langsung masuk ke dalam kamar Caroline.

"Sudah." jawab Caroline yang kemudian memutar tubuhnya kemudian menatap Erik.

Cantik, itulah yang ada di otak Erik. istrinya benar-benar memukau dirinya, membuatnya terperangah bahkan dia seolah berada di dunia yang terhenti.

"Kenapa diam saja, ayo cepat kita berangkat." salah satu tangan Caroline langsung menarik tangan suaminya.

Senyum tipis namun begitu berharga, itulah yang ditunjukkan Erik. Malam ini sepasang suami istri itu akan pergi ke perusahaan ditemani Elios dan Kelvin.

"Sekali-kali suruh para pengawal setiamu ini untuk mencari pasangan, apa mereka mau terus-menerus menjadi bujang tua? kalau mereka menjadi bujang tua, berarti mereka itu bodoh." cibiran yang selalu keluar dari mulut nya ketika bersama dengan dua pengawal suaminya. Caroline adalah tipe wanita yang sungguh cerewet, walaupun seperti itu dia sebenarnya memiliki perhatian kepada orang-orang di sekitarnya.

Kelvin dan Elios tidak ingin mendengarkan apa yang katakan oleh majikan wanitanya, biarkan saja.. mereka akan memasukkan di telinga kanan mengeluarkan lewat telinga kiri.

"Hei, Kenapa kalian diam saja?" tanya Caroline kepada Elios dan Kelvin.

Dua pengawal itu nampak hanya diam tanpa menjawab apa yang di tanyakan oleh majikan wanitanya.

"Sudahlah sayang, kamu tidak usah terus mencerca mereka. Kalau mereka melarikan diri aku kebingungan loh..," pria itu menatap istrinya sembari menenangkan si istri yang terlihat terus menerus memarahi Elios dan Kelvin.

Setelah mereka sampai di tempat, Erik keluar terlebih dahulu dari dalam mobil, dia membukakan pintu untuk istrinya, menggandeng tangan sang istri dengan begitu lembut. langkah kaki sepasang suami istri itu memasuki hotel berbintang.

"Jangan malam-malam ya kalau pulang, aku tidak terlalu suka dengan keramaian seperti ini." ucap Caroline.

"Tenang saja, kita tidak akan pulang terlalu malam kok. Lagian aku juga tidak terlalu suka pesta seperti ini." jawab Erik.

Di sebuah pesta yang begitu meriah para tamu menatap satu persatu rekan bisnis mereka ketika, Erik memasuki tempat itu. mereka sangat terkejut karena pria itu membawa seorang wanita datang ke pesta.

"Tuan Erik." sapa salah satu pembisnis.

"Senang bertemu dengan Anda, tuan Erik." salah satu pembisnis kembali mengulurkan tangannya, menjabat tangan Erik sembari menatap wanita muda yang ada di samping pria itu.

Tak Ada jawaban yang dikeluarkan oleh Erik, dia hanya menganggukkan kepalanya tanpa senyum sama sekali.

"Oh ya tuan Erik, siapa gerangan wanita cantik yang datang bersama Anda ini?" tanya salah satu pengusaha yang dari tadi menatap Caroline.

Erik menggenggam tangan istrinya dengan begitu erat, dia tidak akan membiarkan satu pria pun berusaha mendekatinya. "Dia ada istri saya." jawab singkat Erik yang kemudian membawa istrinya masuk ke dalam pesta.

Para pengusaha benar-benar sangat terkejut luar biasa, karena mereka baru tahu kalau Erik sudah menikah apalagi wanita yang dia bawa adalah wanita yang benar-benar sangat cantik.

"Benarkah?" salah satu pengusaha menatap pengusaha yang lain. Mereka tidak akan pernah mengira Kalau pria super angkuh dan dingin itu bersama dengan seorang wanita,

"Iya aku tidak pernah mengira dia akan bersama seorang wanita, yang aku tahu dia itu benar-benar alergi sama wanita. berapa banyak wanita yang ingin mendekatinya namun mereka tidak pernah dapat menyentuhnya sama sekali."

Beberapa pengusaha tentu saja terkejut saat melihat Erik bersama seorang wanita, apalagi sudah diakui sebagai istrinya. "Kalau begitu kita tidak akan bisa menjadikan putri-putri kita kekasih pria itu, lihat saja dia menggenggam erat tangan wanitanya."

Di dalam pesta hari itu Caroline menjadi pusat perhatian, apalagi wajahnya yang cantik dengar bibir merah merona.

"Tempat ini benar-benar membuatku tidak nyaman." ucap Caroline sembari menatap tempat pesta.

"Apakah kamu nyaman jika berada di sirkuit balap mobil?" tanya Erik.

Seketika Caroline tersenyum menatap suaminya. "Itu baru tempat yang tepat, kalau di sini menyebalkan namun di sana lebih menyenangkan." jawab Caroline.

Kalau begitu aku harus membuatmu semakin mencintaiku, aku harus membuatmu selalu menatapku.

Senyum yang begitu mengembang dengan hati yang begitu bahagia, Erik benar-benar begitu tergila-gila kepada istrinya.

"Selamat malam, Tuan Erik. senang kamu bisa datang ke pesta yang aku adakan." si pemilik pesta mendekati Erik. pengusaha yang sering bekerja sama dengan Erik itu nampak memberikan pelukan kepadanya.

"Terima kasih Tuan." jawab singkat Erik.

si pemilik pesta menatap wanita muda yang datang bersama dengan Erik, tatapan matanya menunjukkan ketidakpercayaan. Dia menatap Caroline kemudian menatap Erik.

"Siapa wanita cantik ini, Tuan Erik?" tanya si pengusaha.

Dengan tangan yang masih menggenggam tangan istrinya Erik menatap si pengusaha. "Dia ada istri saya, tuan." jawab Erik.

"Wow.., dia istrimu? aku tidak mendengar kamu sudah menikah, kabar ini benar-benar sangat mengejutkanku." ucapnya si pengusaha kemudian memberi pelukan kepada Erik namun berbeda dengan seorang wanita yang terlihat begitu kesal ketika dia tahu Erik datang bersama dengan Caroline.

"Lihat saja, malam ini aku akan membuatmu dibuang oleh Erik." ucap si wanita yang tidak lain adalah Adeline.

Segelas minuman dia berikan, minuman yang sudah diberi sesuatu. salah satu pelayan diminta untuk memberikan kepada Caroline.

"Kamu harus tahu, jangan sampai ada yang tahu kalau aku yang memintamu melakukannya. Tutup mulutmu rapat-rapat." minta Adelin.

"Tenang saja nyonya." jawab si pelayan.

"Pesta yang diadakan oleh salah satu pengusaha itu benar-benar sangat luar biasa, Caroline memang tidak terlalu suka dengan kondisi ini. dia sedikit tidak nyaman di tempat itu.

"Silakan minum, Nyonya." salah satu pelayan pesta menyuguhkan minuman untuk Caroline. Wanita itu langsung mengambilnya, menghabiskan minuman itu hanya dalam beberapa kali tegukan.

"Apakah kamu haus?" tanya Erik.

"Aku benar-benar tidak nyaman di tempat ini." jawabnya.

"Sebentar lagi kita akan pulang." Erik menenangkan sang istri karena memang dari tadi Caroline tidak nyaman berada di tempat itu.

Sekitar beberapa detik kemudian minuman yang diberikan oleh pelayan itu mulai bereaksi, kepala Caroline sedikit pusing. Dia benar-benar merasakan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman.

"Ada apa?" tanya Erik.

"Entahlah." jawab Caroline. Tubuhnya mulai panas, sesuatu terasa meraba dirinya.

"Erik." Panggil Adelin yang datang.

"Ada apa kamu kemari?" tanya Erik.

"Kamu ini bagaimana sih, tuan Oskos adalah pamanku, jadinya aku di sini sebagai tuan rumah juga kan?" jawabnya. Adelin dari tadi terus melirik Caroline, nampaknya wanita itu mulai merasakan reaksi dari obat yang dia berikan. "Erik, Bisakah aku berbicara sebentar?" tanya Adelin. dia harus segera melancarkan aksinya.

"Maaf." jawab Erik singkat. pria itu melihat sang istri yang begitu tidak nyaman, raut wajahnya sedikit memerah tubuhnya sedikit tidak normal.

**Bersambung**

"Ayo,